Eps 10

Permaisuri Yan mendengar kabar jika dua minggu lagi akan ada pesta penyambutan untuk kedatangan dua orang penting dari dua negara tetangga.

Awalnya permaisuri Yan biasa-biasa saja, bahkan dia tidak peduli dengan hal itu. Tapi saat kasim ketua datang ke istana Ju dan membacakan tintah kaisar Shun, permaisuri Yan sangat tidak senang.

Permaisuri Yan menatap tajam dekrit kaisar yang dia letakan diatas meja.

"Hah, enak sekali dia. Dia yang mengusirku dari istana kerajaan dan harus tinggal disini, tapi disaat seperti ini dia malah menginginkan aku kembali ke istana kerajaan untuk ikut menyambut kedua orang itu."

Permaisuri Yan menahan emosinya karena perilaku kaisar Shun yang semena-mena.

"Yang mulia, mohon jangan berkata seperti itu. Yang mulia permaisuri adalah calon ratu negara Qin ini."

"Aku akan menjadi ratu jika aku melahirkan seorang anak. Tapi itu tidak akan pernah terjadi."

"Yang mulia, hamba mohon jangan berkata seperti itu yang mulia."

Permaisuri Yan masih mengingat dengan jelas semua ingatan yang pemilik asli tinggalkan padanya. Semua perlakuan dan perkataan kasar dari kaisar Shun, dia ingat semuanya.

Dan dia juga sangat ingat ketika kaisar berkata "Bahkan jika didalam perutmu ada seorang bayi, aku tidak akan pernah berubah lembut dan baik padamu!" padanya.

"Yang mulia, yang mulia."

Permaisuri Yan tersadar dari lamunannya dan menatap Xiao Wei.

"Dia sudah membuat hatiku mati, lagi pula dia tidak akan pernah mendapatkannya walaupun dia menyesal dan berlutut padaku."

"Karena orang yang seharusnya dimintai maaf adalah Qing Lian, bukan aku."

Xiao Wei menatap permaisuri Yan dengan perasaan yang sulit di mengerti. Dia adalah orang yang paling tahu seperti apa permaisuri Yan, dan bagaimana dia hidup selama ini.

"Yang mulia, apakah ini masih anda yang mulia permaisuri Yan?" Ucap Xiao Wei dengan hati-hati.

"Jika aku berkata bukan, apa kau akan percaya padaku?"

Xiao Wei menggelengkan kepalanya "Tidak, hamba tidak akan percaya."

Permaisuri Yan berdiri dan menatap dirinya pada pantulan cermin yang ada diatas meja.

"Aku pernah sangat mencintainya, dan selalu menunggunya untuk membalas cintaku. Sampai akhirnya aku mati dalam penantian pahit."

Permaisuri Yan menyentuh wajahnya sendiri.

"Tapi Dewa tidak mengizinkan aku mati begitu saja, sehingga aku hidup kembali dengan perasaan lain untuknya." Sambung permaisuri Yan.

Xiao Wei berjalan kearah permaisuri Yan, air matanya telah mengalir. Bagaimana pun dia adalah satu-satunya orang yang telah menjadi saksi perjalanan hidup seorang Qing Lian, dari dia berusia 10 tahun sampai dia harus menjadi seorang permaisuri saat ini.

"Yang mulia."

Permaisuri Yan meraih tangan Xiao Wei.

"Berjanjilah padaku, kau tidak akan meninggalkan aku saat kau melihatku telah berubah, Xiao Wei."

Xiao Wei menganggukan kepalanya " Iya yang mulia, hamba berjanji dan bersumpah demi nyawa hamba. Hamba akan selalu bersama dan setia pada yang mulia permaisuri."

Permaisuri Yan sangat bahagia dan bersyukur memiliki seorang pelayan yang begitu setia padanya.

"Yang mulia permaisuri, kepala penjaga kerajaan datang untuk menjemput yang mulia kembali ke istana kerajaan." Ucap seorang pengawal dari luar kamar.

Permaisuri Yan manatap Xiao Wei "Bersiaplah untuk kembali."

"Baik yang mulia."

Xiao Wei keluar dari kamar permaisuri Yan dan memberitahu kepala pengawal kerajaan, jika mereka meminta waktu untuk berkemas.

20 menit kemudian, permaisuri Yan bersama semua pelayan yang ada di istana Ju keluar dan berdiri didepan pintu istana Ju.

"Yang mulia permaisuri, silahkan memasuki kereta untuk kembali ke istana kerajaan." Ucap kepala pengawal kerajaan.

"Iya."

Permaisuri Yan naik keatas kereta dibantu oleh Xiao Wei dengan tatapan dinginnya.

Kepala pengawal sangat terkejut melihat permaisuri Yan saat ini. Itu karena saat melihat permaisuri Yan terakhir kali, permaisuri Yan selalu tersenyum dan sangat ramah.

"Kita bisa berangkat sekarang, kepala pengawal." Ucap Xiao Wei kepada kepala pengawal kerajaan.

Setelah kepala pengawal memerintahkan anak buahnya, kereta kerajaan mulai bergerak menuju istana.

Didalam kereta, permaisuri Yan hanya diam. Dia sedang membuat rencana untuk membuat kaisar Shun dan selir Ning merasa malu saat kedua tamu istimewa dari dua negara datang.

Selama ini jika ada anggota kerajaan dari negara tetangga datang, kaisar Shun selalu di dampingi oleh selir Ning dengan memberi alasan jika permaisuri Yan sedang sakit.

"Aku akan membuatmu menyesal telah memanggilku kembali ke istana kerajaan, kaisar Shun."

Kereta kerajaan terus bergerak maju melewati beberapa bangunan yang masih dalam satu istana.

**

Sementara itu, kaisar Shun memerintahkan kepada para pengawal dan pelayan untuk berdiri didepan istana, kaisar Shun meminta mereka untuk menyambut kedatangan permaisuri Yan.

Kaisar juga memerintahkan kepada para selir untuk ikut menyambut permaisuri Yan, tidak terkecuali dengan selir Ning.

Kaisar Shun ingin membuat permaisuri Yan sedikit senang, itu karena kali ini yang akan duduk mendampingi dirinya adalah permaisuri Yan.

Tanpa kaisar Shun sadari, jika semua yang dia lakukan sudah terlambat dan tidak ada gunanya bagi permaisuri Yan.

Para pelayan dan pengawal sudah berbaris dengan rapi di belakang para selir kaisar Shun.

Makanan kesukaan permaisuri Yan yang diketahui oleh koki dapur istana juga sudah tersaji dengan begitu mewah untuk menyambut kepulangan permaisuri Yan ke istana kerajaan.

Tak lama kemudian, kereta kerajaan memasuki gerbang istana. Semuanya melihat kearah kereta itu dengan senyum mengembang terkecuali selir Ning yang merasa sangat kesal.

Melihat raut wajah selir Ning, selir Nuan berbisik padanya.

"Kendurkan emosi mu selir Ning, dan lebarkan senyuman mu untuk menyambut permaisuri kita. Jangan sampai yang mulia permaisuri terlihat tidak senang dan kembali ke istana Ju."

Selir Ning melirik tajam pada selir Nuan "Aku justru sangat senang jika dia kembali ke istana Ju."

"Jika itu terjadi, maka aku yakin istana kerajaan ini akan segera hancur."

Selir Ning menatap selir Nuan dengan tajam, dia tidak mengerti maksud dari perkataan selir Nuan padanya.

"Yang mulia permaisuri tiba!" Seru kepala pengawal memberitahukan kedatangan permaisuri Yan.

Tidak jauh dari semua orang berdiri, kereta berhenti. Xiao Wei membuka tirai yang menutupi pintu kereta kerajaan.

"Silahkan yang mulia, kita sudah sampai di istana." Ucap Xiao Wei.

Permaisuri Yan mengulurkan tangannya yang langsung disambut oleh Xiao Wei.

Semua orang melihat kearah permaisuri Yan yang tengah turun dari kereta kerajaan.

"Selamat datang yang mulia permaisuri, panjang umur yang mulia permaisuri." Ucap semua orang yang berdiri menyambut permaisuri Yan sambil menundukkan sedikit badan mereka sebagai rasa hormat.

"Terima kasih untuk kalian semua, kalian tidak perlu melakukan ini padaku." Ucap permaisuri Yan dengan lembut.

Para selir, pelayan dan pengawal kembali berdiri dan memandang permaisuri Yan yang begitu cantik dan anggun.

"Yang mulia, koki di dapur istana sudah membuatkan makanan kesukaan yang mulia permaisuri. Lebih baik yang mulia permaisuri mencicipinya sebelum mereka dingin." Ucap selir Zhu.

"Baiklah, kalau begitu mari kita makan bersama. Selir Ning, kau juga harus ikut mencicipinya." Ucap permaisuri Yan.

Selir Ning tidak menjawab, dia hanya menundukan sedikit kepalanya.

Permaisuri Yan tersenyum melihat raut wajah selir Ning yang sudah begitu menahan rasa benci karena harus memberi hormat padanya.

Xiao Wei menuntun permaisuri Yan berjalan menuju ruang makan istana, dan di belakang para selir dan pelayan istana mengikuti permaisuri Yan dengan patuh.

"Ayo duduklah, kita nikmati semuanya bersama. Kita semua adalah istri dari yang mulia kaisar, jadi kita adalah saudara. Benarkan selir Ning?"

Lagi permaisuri Yan menargetkan selir Ning, dan membuat selir Ning semakin kesal pada permaisuri Yan.

"Kalau begitu, haruskah aku memanggil yang mulia permaisuri dengan sebutan adik Yan?" Ucap selir Zhu yang usianya memang lebih tua dua tahun dari permaisuri Yan.

"Tentu saja boleh, usia kakak Zhu dua tahun lebih tua dari ku."

"Baiklah kalau begitu, adik Yan."

"Itu artinya selir Nuan dan selir Ning harus memanggilku dengan sebutan kakak Yan."

"Anda benar, kakak Yan." Ucap selir Nuan.

Didalam ruang makan itu, selir Ning benar-benar sudah tidak tahan. Dia seperti orang luar yang tidaj terlihat oleh ketiga wanita yang ada di depannya.

Jika bukan karena kaisar yang meminta dirinya untuk bertahan, dia tidak akan pernah mau di perlakukan seperti itu oleh permaisuri Yan.

Selama mereka makan bersama, permaisuri Yan beberapa kali melihat kearah selir Ning yang masih berusaha menahan semua emosinya, karena selama mereka makan bersama beberapa kali permaisuri Yan mengatakan hal yang seolah tengah mengkritik selir Ning.

Akhirnya setelah hampir dua jam mereka makan bersama, permaisuri Yan bisa kembali ke istana Yue Ji. Istana yang telah menjadi saksi setiap kali kaisar Shun menghina dan memukul permaisuri Yan yang asli.

"Inikah istana Yue Ji, tempat tinggal Qing Lian selama menjadi permaisuri Yan?"

Permaisuri Yan melihat beberapa barang yang menghiasi kamar yang cukup besar itu.

"Yang mulia." Ucap Xiao Wei.

"Ada apa Xiao Wei?"

Xiao Wei terkejut melihat permaisuri Yan menangis.

"Yang mulia, apa yang sudah terjadi kepada anda, kenapa anda menangis yang mulia?"

Permaisuri Yan menyeka air matanya yang tidak dia tahu sejak kapan mengalir keluar dari kedua matanya.

"Aku tidak apa-apa, mungkin karena aku hanya merindukan tempat ini saja."

"Yang mulia."

"Aku bersungguh-sungguh Xiao Wei. Jangan khawatir."

"Baik, yang mulia."

Permaisuri Yan berjalan masuk lebih dalam kedalam kamarnya.

"Inikah perasaanmu yang sebenarnya saat ini Qing Lian?"

Permaisuri Yan melihat pilar berwarna coklat tua yang mempunyai bekas cipratan darah kering disana.

"Darah ini..."

Belum selesai permaisuri Yan berkata, dia merasa ada seseorang yang berdiri didepan pintu kamar. Permaisuri Yan menoleh dan melihat siapa yang tengah berdiri disana.

"Kaisar Shun." Gumam permaisuri Yan.

Kaisar Shun yang melihat permaisuri Yan berdiri didekat pilar, berjalan mendekatinya.

"Apa yang sedang kau lakukan disana, permaisuri?" Tanya kaisar Shun.

"Tidak ada apa-apa. Aku hanya sedang melihat bekas darahku yang sudah mengering disini."

Kaisar Shun melihat ada beberapa bercak darah pada pilar itu, dia terdiam. Dia tahu jika itu memang bercak darah kering milik permaisuri Yan saat di pukul olehnya ketika dia merasa kesal pada perdana menteri Qing.

"Ada apa yang mulia kaisar datang kesini?"

Kaisar Shun menatap permaisuri Yan.

"Besok akan datang beberapa orang untuk membuat pakaian, kau bersiaplah lebih awal."

Kaisar Shun yang diam-diam meminta pengawal rahasianya mengawasi permaisuri Yan tahu jika sekarang permaisuri Yan selalu bangun lebih siang

" Baiklah, beritahu mereka untuk datang 2 jam sebelum tengah hari (Jam 10 pagi)"

"Tidak bisakah kay bangun pagi mulai besok?"

Permaisuri Yan menatap kaisar Shun, dia curiga pada kaisar Shun yang tahu jika dirinya selalu bangun terlambat.

"Berhentilah untuk ikut campur kehidupan saya, yang mulia kaisar. Anda sudah tidak perlu bersikap baik pada saya."

Kaisar Shun mengepalkan tangannya menahan kesal atas apa yang permaisuri Yan katakan.

"Sepertinya kau salah paham permaisuri Yan, aku kesini karena..."

"Saya akan melakukan apa yang harus saya lakukan sebagai permaisuri, tapi saya tidak akan pernah melakukan apapun sebagai seorang istri."

"Permaisuri Yan!"

"Yang mulia, tidak ingatkah apa yang pernah yang mulia katakan kepada saya, sebelum yang mulia mengirim saya ke istana Ju?"

Kaisar Shun diam, dia tentu masih ingat aoa yang pernah dia katakan pada permaisuri Yan waktu itu.

"Para pejabat kerajaan mendesak agar kita...."

"Yang mulia bisa melakukannya dengan selir yang mulia. Bukankah ada selir Ning dan selir Nuan yang yang mulia nikahi satu minggu setelah menikahi saya?"

"Permaisuri Yan, apakah aku pernah memberikanmu pilihan? Kau masuk kedalam istana, jadi mau tidak mau kau harus menuruti perintahku."

"Jika memang seperti itu, anda bisa melakukannya dengan mayat saya."

"Qing Lian!"

Kaisar Shun menatap tajam permaisuri Yan, begitu juga dengan permaisuri Yan yang menatap lurus pada kedua mata kaisar Shun.

Dengan perasaan kesal dan marah, kaisar Shun pergi meninggalkan kamar permaisuri Yan.

"Xuan Long, kau telah membunuh Qing Lian yang asli. Dan kau ingin melakukan sebuah kebaikan untuk meminta maaf? Sudah sangat terlambat, Qing Lian sudah tidak bisa menerima maaf mu."

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

auto kena mental kaisar shun

2024-05-01

0

mika dion

mika dion

mantap....aku suka karakternya permaisuri yg tegas

2024-03-20

3

🐊⃝⃟ 🍒ᴾᴿᴱᴰᴬᵀᴼᴿᥴꪖꪀ𝓽𝓲𝘬ꪖꪶꫝ

🐊⃝⃟ 🍒ᴾᴿᴱᴰᴬᵀᴼᴿᥴꪖꪀ𝓽𝓲𝘬ꪖꪶꫝ

rasain kamu kaisar sun dulu mau begitu jahat pada permaisuri yan tiap hari menyiksa dua hanya karena emosi pada perdana menteri ayah dari permaisuri yan

2024-03-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!