Eps 13

Siang ini permaisuri Yan merasa begitu bosan didalam istana Yue Ji, dia pun meminta Xiao Wei untuk menemaninya keluar hanya sekedar untuk menghilangkan rasa bosannya.

Saat permaisuri Yan sedang menikmati taman bunga yang dia lewati, pangeran Xia tidak sengaja melihat permaisuri Yan yang tidak jauh dari tempat dirinya berdiri.

Pangeran Xia melihat permaisuri Yan begitu anggun dan senyumnya pun juga sangat manis.

"Kaisar Shun benar-benar sudah menyia-nyiakan wanita yang sangat cantik di dunia ini." Gumam pangeran Xia.

Pangeran Xia tentu tahu bagaimana perlakuan kaisar Shun selama ini pada permaisuri Yan, karena itu saat mengetahui jika putra mahkota Zhang menyukai permaisuri Yan secara diam-diam, dia merasa tidak senang.

Bukan karena pangeran Xia menyukai permaisuri Yan juga, tapi dia hanya tidak mau terjadi peperangan dua negara sahabat hanya karena seorang wanita.

Dari tempat lain, ternyata permaisuri Yan juga melihat pangeran Xia sedang melihat kearahnya.

"Hmm, hanya sekedar ingin berjalan-jalan saja bertemu dengan seseorang." Gumam permaisuri Yan.

Permaisuri Yan berjalan bermaksud untuk menghampiri pangeran Xia, tapi tanpa permaisuri Yan tahu ternyata seseorang telah membuat sebuah perangkap disana.

Ketika permaisuri Yan melewati perangkap itu, kaki permaisuri Yan terkena perangkap. Permaisuri Yan yang terkejut dan kesakitan pun berteriak.

Pangeran Xia yang melihat itu langsung berlari kearah permaisuri Yan, begitu juga dengan Xiao Wei yang berdiri tidak jauh dari permaisuri Yan.

"Aaaagh, siapa yang sudah berani memasang perangkap didalam istana kerajaan ini?" Seru permaisuri Yan sambil menahan sakit.

Pangeran Xia yang sudag sampai didepan permaisuri Yan langsung membantu permaisuri Yan melepaskan perangkap itu dari kaki permaisuri Yan.

Terlihat darah yang keluar dari kaki permaisuri Yan cukup banyak.

"Nona, tolong panggil tabib istana cepat. Aku aakn membantu membawa yang mulia permaisuri Yan ke istananya." Ucap pangeran Xia.

"Baik yang mulia."

Xiao Wei segera berlari untuk memanggil tabib istana, sementara pangeran Xia menggendong permaisuri Yan ke istana Yue Ji.

Sampai didalam kamar permaisuri Yan, pangeran Xia langsung membaringkan permaisuri Yan diatas tempat tidur.

Pangeran Xia melihat kaki permaisuri Yan yang mengeluarkan darah, membengkak dan mulai berubah warna kebiruan.

"Ini...."

Permaisuri Yan melihat kakinya sendiri.

"Seseorang mencoba meracuni ku lagi." Ucap permaisuri Yan.

Pangeran Xia menatap permaisuri Yan dan mencoba mengerti apa yang permaisuri Yan katakan tadi.

Kata-kata "lagi" membuat pangeran Xia yakin jika sebelum kejadian ini, permaisuri Yan pernah diracuni oleh orang yang berada didalam istana.

"Yang mulia, tabib istana sudah disini." Seru Xiao Wei ketika memasuki kamar permaisuri Yan.

Di belakang Xiao Wei berjalan dengan cepat tabib istana, tapi bukan hanya tabib istana saja yang datang. Kaisar Shun dan putra mahkota Zhang pun ikut datang ke kamar permaisuri Yan.

"Apa yang terjadi?" Ucap kaisar Shun.

"Tenanglah, biarkan tabib memeriksa yang mulia permaisuri Yan dulu." Ucap pangeran Xia menenangkan kaisar Shun.

Tabib istana memeriksa luka yang ada pada kaki permaisuri Yan, dia lalu mengambil sebuah jarum akupuntur yang terbuat dari perak dan menusukan jarum itu pada kaki permaisuri Yan.

Setelah satu menit menunggu, tabib menarik jarum itu. Kedua mata tabib istana membulat setelah melihat jarum akupuntur yang terbuat dari perak itu berubah warna menjadi hitam pekat.

"Bagaimana keadaan permaisuri Yan?" Ucap kaisar Shun.

"Ampuni hamba yang mulia, ada racun pada kaki yang mulia permaisuri." Ucap tabib istana.

"Apa, racun?"

"Benar yang mulia."

"Kau! Kau adalah pelayan permaisuri Yan. Katakan padaku apa yang sebenarnya sudah terjadi pada permaisuri Yan?" Kaisar menatap Xiao Wei dengan tajam.

"Ampuni hamba yang mulia kaisar. Hamba tidak tahu, hari ini permaisuri Yan meminta hamba menemaninya berjalan-jalan disekitar taman bunga istana, yang mulia permaisuri berjalan dan tidak tahu jika ada perangkap beracun yang disembunyikan di taman bunga istana kerajaan."

"Perangkap?"

"Benar yang mulia."

Kaisar Shun sedikit tidak percaya pada perkataan Xiao Wei, karena bagaimana mungkin ada perangkap didalam istana kerajaannya.

"Kaisar Shun, apa yang pelayan ini katakan benar. Aku melihatnya sendiri saat permaisuri Yan terkena perangkap itu. Aku juga sudah meminta pengawal untuk membawa perangkap itu." Ucap pangeran Xia.

"Bawa perangkap itu kemari. Aku ingin melihatnya."

Seorang pengawal membawa perangkap itu dan memperlihatkan perangkap yang sudah membuat permaisuri Yan keracunan pada kaisar Shun.

Tangan kaisar Shun mengepal dan raut wajahnya berubah.

"Segera bawa perangkap ini pada kepala penyelidik istana, katakan aku ingin mereka menemukan orang yang menyembunyikan perangkap itu dalam dua hari!"

"Baik yang mulia."

Pengawal itu segera melakukan perintah kaisar Shun.

"Tabib, apakah ada obat yang dapat menyembuhkan permaisuri Yan dari racun itu?" Tanya kaisar Shun pada tabib istana.

"Ada yang mulia, tapi kami tidak memiliki bahan ramuan itu didalam istana dan didalam negara Qin ini."

"Jadi dimana bahan ramuan itu?"

"Itu berada di negara Ming."

"Negara Ming?"

"Benar yang mulia."

Mendengar itu, kaisar Shun menatap putra mahkota Zhang yang berasal dari negara Ming.

Putra mahkota Zhang sangat mengerti maksud dari tatapan kaisar Shun.

"Apa nama bahan ramuan itu?" Tanya putra mahkota Zhang pada tabib kerajaan.

"Ramuan yang berasal dari daun gandaputra yang berusia 20 tahun, akar bunga krisan emas yang berusia 100 tahun dan kelopak bunga anggrek putih es. Semua bahan itu hanya terdapat di negara Ming."

Putra mahkota Zhang memang mempunyai banyak bahan-bahan untuk membuat ramuan itu di istananya.

"Aku akan memberikannya, tapi... Aku ingin bertanya sesuatu padamu kaisar Shun."

"Baik, katakan." Ucap kaisar Shun tanpa basa basi.

"Kenapa kau ingin menawarkan racun yang ada pada kaki permaisuri Yan? Bukankah kau sangat membenci permaisuri Yan?"

Pertanyaan putra mahkota Zhang membuat kaisar Shun terdiam, dia juga tidak tahu kenapa dia ingin menyembuhkan kaki permaisuri Yan yang tidak dia sukai selama ini.

Pangeran Xia yang mendengar pertanyaan putra mahkota Zhang juga terkejut.

"Itu karena...."

"Karena kau tidak ingin rakyat negara Qin menghinamu sebab membiarkan ada seorang penyusup yang meletakan perangkap itu didalam istana, dan membuat permaisuri Yan keracunan? Atau karena kau tidak mau keluarga dari permaisuri Yan menyalahkanmu atas kejadian ini?"

Pertanyaan demi pertanyaan putra mahkota Zhang membuat kaisar Shun terdiam, dia tidak tahu jawaban apa yang harus dia katakan pada putra mahkota Zhang.

"Putra mahkota Zhang, lebih baik kita hentikan perdebatan ini. Permaisuri Yan sangat membutuhkan ramuan itu." Ucap pangeran Xia.

"Aku sangat tahu hal itu, tapi aku juga ingin tahu alasan dari kaisar Shun kita."

Putra mahkota Zhang yang sudah tidak tahan dengan semua perlakuan kaisar Shun selama ini pada permaisuri Yan ingin mengambil kesempatan ini untuk mendapatkan permaisuri Yan.

"Putra mahkota Zhang, Jika kau tidak ingin memberikan bahan ramuan itu, aku bersedia untuk membelinya dengan harga berapapun." Ucap kaisar Shun.

"Aku tidak membutuhkan uang yang kecil itu, aku hanya ingin tahu alasanmu kaisar Shun."

Kaisar Shun menatap putra mahkota Zhang dengan tajam.

"Apakah kau mulai menyukai permaisuri Yan? Sehingga kau sangat ingin menyembuhkannya."

"Putra mahkota Zhang." Tegur pangeran Xia.

Kaisar Shun menoleh dan melihat permaisuri Yan yang terbaring diatas tempat tidurnya.

"Dia? Kenapa aku harus menyukai anak dari perdana menteri yang tidak tahu malu sepertinya?"

Ucapan kaisar Shun membuat semuanya terkejut, mereka tidak menyangka jika kaisar Shun akan mengatakan hal yang begitu menyakitkan bagi permaisuri Yan.

"Karena ayahnya lah, aku harus menikah dengan dia dan menjadikannya permaisuri di negara ini. Dan kau berkata jika aku mulai menyukainya? Benar-benar omong kosong!"

Permaisuri Yan yang berpura-pura tidak sadarkan diri meneteskan aira matanya. Tapi itu bukan air mata dari Qing Lian An, melainkan air mata dari pemilik tubuh asli permaisuri Yan.

"Baik, aku mengerti. Kalau begitu, jika aku memintanya berpisah denganmu dan menjadikan dia ratu ku, kau tidak akan keberatan bukan?" Ucap putra mahkota Zhang.

"Zhang Jiang Wu!" Seru kaisar Shun penuh emosi.

Putra mahkota Zhang tidak takut dengan seruan dan tatapan tajam dari kaisar Shun. Dia justru berjalan mendekati permaisuri Yan.

"Yang mulia permaisuri Yan, bagaimana dengan yang mulia sendiri?" Tanya putra mahkota Zhang pada permaisuri Yan.

Kaisar Shun membulatkan kedua matanya setelah tahu jika permaisuri Yan ternyata tidak pingsan, dan dia justru mendengarkan semua perkataan menyakitkan dari dirinya.

Permaisuri Yan yang sejak tadi berpura-pura oingsan, membuka kedua matanya dan dengan kesulitan duduk dari tidurnya lalu menatap kaisar Shun.

"Yang mulia kaisar sudah mempunyai wanita yang dia sukai, lagi pula aku tidak pernah dianggap oleh yang mulia kaisar. Kalian semua bahkan mengetahui hal itu."

Kedua tangan kaisar Shun mengepal, dia sedikit menyesali apa yang sudah dia katakan tadi.

"Hari ini aku kembali terkena racun di istana. Yang mulia kaisar, apakah ini juga rencana anda untuk membunuhku sama seperti ketika aku tinggal di istana Ju?"

"Istana Ju? Apa yang kau maksud, aku tidak mengerti."

Permaisuri Yan tertawa mendengar perkataan polos dari kaisar Shun. Permaisuri Yan tentu sangat mengerti bagaimana kaisar Shun menyembunyikan semua kenyataan tentang bagaimana dirinya telah menyakiti permaisuri Yan dari semua rakyat negara Qin.

Pangeran Xia dan putra mahkota Zhang merasa sangat kasihan mendengar tawa permaisuri Yan yang terdengar begitu memilukan.

"Yang mulia, katakan padaku berapa banyak lagi usaha yang mulia untuk mencoba membunuh ku?"

Kaisar Shun tersentak.

"Permaisuri Yan."

"Permaisuri Yan? Bahkan aku tidak yakin apakah aku layak dengan gelar permaisuri Yan itu di negara Qin ini."

Kaisar Shun mengerutkan dahinya, dia tidak mengerti apa yang permaisuri Yan katakan.

"Saya pernah mati setelah menelan racun yang pernah anda kirimkan pada saya, yang mulia. Tapi dewa tidak mengizinkan itu, dan setelah saya melewati pintu hidup dan mati itu, saya sadar jika pada akhirnya anda tidak akan pernah menyukai saya. Karena itu saya memutuskan untuk tidak lagi peduli pada anda, yang mulia."

"Yang mulia permaisuri, hamba mohon hentikan." Ucap Xiao Wei dengan terisak.

"Saat yang mulia memberikan titah kepada saya untuk kembali ke istana kerajaan, saya merasa sedikit bahagia. Namun setelah saya tahu alasan yang mulia meminta saya untuk kembali, saya menjadi semakin yakin jika yang mulia sama sekali tidak pernah memandang saya."

Kaisar Shun dan yang lain menatap permaisuri Yan, pangeran Xia dan putra mahkota Zhang sangat tidak menyangka jika kaisar Shun sampai begitu kejam pada permaisuri Yan.

Pangeran Xia dan putra mahkota Zhang berfikir kaisar Shun tidak akan bertindak sampai sejauh itu pada permaisuri Yan, hanya karena perbuatan perdana menteri Qing.

"Permaisuri Yan, kau..."

"Tidak apa-apa yang mulia, saya sangat mengerti."

Kaisar Shun mengepalkan tangannya karena sudah mengatakan hal yang sangat bodoh, sehingga membuat permaisuri Yan kembali terluka olehnya dan itu baru saja disadari oleh kaisar Shun.

Permaisuri Yan menatap putra mahkota Zhang.

"Yang mulia putra mahkota Zhang, saya mohon kepada yang mulia untuk membantu saya memberikan bahan ramuan itu. Saya akan membalas hutang budi ini kelak." Ucap permaisuri Yan kepada putra mahkota Zhang.

"Yang mulia permaisuri Yan." Ucap putra mahkota Zhang.

Permaisuri Yan menganggukan kepalanya.

Tanpa berfikir lagi, putra mahkota Zhang memerintahkan pengawal pribadinya untuk segera mengambil tiga bahan ramuan yang permaisuri Yan butuhkan.

"Terima kasih atas kebaikan yang mulia putra mahkota Zhang." Ucap permaisuri Yan sambil memundukan kepalanya.

Kaisar Shun hanya diam melihat permaisuri Yan berusaha memohon bantuan kepada orang lain didepannya. Terlebih orang itu adalah seorang laki-laki berstatus tinggi.

Merasa dirinya tidak berguna, kaisar Shun pergi meninggalkan kamar permaisuri Yan dengan langkah lebarnya.

Permaisuri Yan yang melihat itu menyunggingkan senyum dinginnya, karena sejak awal dia sudah tahu siapa orang yang sudah meletakkan jebakan itu disana. Dia hanya tidak tahu jika jebakan itu ternyata beracun.

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

rasain tuh bang Shun, emang enak di abaikan istri sendiri

2024-05-01

0

Ney maniez

Ney maniez

nyesellll kan sekaranggg,,, rasaknn

2024-03-27

0

🐊⃝⃟ 🍒ᴾᴿᴱᴰᴬᵀᴼᴿᥴꪖꪀ𝓽𝓲𝘬ꪖꪶꫝ

🐊⃝⃟ 🍒ᴾᴿᴱᴰᴬᵀᴼᴿᥴꪖꪀ𝓽𝓲𝘬ꪖꪶꫝ

rasain kamu kaisar sun sekarang ada sainganmu putra mahkota zang

2024-03-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!