Eps 4

Satu minggu setelah jiwa Qing Lian An masuk kedalam tubuh permaisuri Yan, dia sudah mulai terbiasa dengan kehidupan di jaman kuno itu.

Semua yang dia inginkan selalu ada orang yang melakukannya, dari makan sampai mandi.

Awalnya Qing Lian An tidak ingin mereka melakukan itu padanya, namun mengingat statusnya sekarang dia pun terpaksa harus menerima semuanya.

"Yang mulia permaisuri, anda sudah selesai. Anda terlihat sangat cantik." Ucap Xiao Wei.

Qing Lian An melihat pantulan dirinya didepan cermin, hiasan kepala yang begitu cantik dan juga riasan wajahnya yang nampak begitu natural. Dia benar-benar seperti melihat orang lain di cermin.

"Inikah wajah cantik permaisuri Yan yang sebenarnya? Kaisar Shun itu benar-benar bodoh."

"Yang mulia, hari ini cuaca sangat bagus. Apa anda ingin duduk didepan danau kecil yang ada disamping taman dekat kamar anda?"

"Tentu saja. Aku juga merasa bosan karena harus terus berada didalam kamar ini."

Permaisuri Yan berdiri, dia lalu berjalan keluar ditemani oleh Xiao Wei.

"Xiao Wei, apa kau masih ingat dulu bagaimana perlakuan ibu ku terhadap ku?" Tanya permaisuri Yan.

"Kenapa yang mulia tiba-tiba bertanya hal itu kepada saya?"

"Aku hanya ingin tahu. Sepertinya ingatanku sedikit kacau setelah melewati alam kematian."

"Yang mulia, mohon jangan berkata seperti itu. Anda diberkahi umur yang panjang dan kebahagiaan."

"Kebahagiaan ya?"

Xiao Wei membantu permaisuri Yan duduk di sebuah taman kecil yang letaknya tidak jauh dari kamar permaisuri Yan.

"Di rumah ini terdapat taman yang begitu indah, suasana yang begitu hangat. Tapi kenapa mereka susah payah mengirimku ke dalam istana yang sangat dingin itu?"

Xiao Wei menatap permaisuri Yan, sebenarnya jika saat itu permaisuri Yan menolak untuk menuruti keinginan perdana menteri Qing dan istrinya. Tentu hal yang sangat menyakitkan di dalam istana tidak akan pernah permaisuri Yan rasakan.

Permaisuri Yan menatap lurus ke depan, tidak ada reaksi apapun yang terpancar dari wajahnya. Seolah dia tidak lagi mempunyai perasaan terhadap kehidupan di dunia ini.

"Yang mulia, apakah anda baik-baik saja?"

"Ya, aku baik-baik saja."

Xiao Wei menatap permaisuri Yan dengan rasa cemas, karena sejak kecil dia sudah hidup dan melayani permaisuri Yan. Jadi dia tahu jika ada yang berubah dari permaisuri Yan sekarang.

"Maafkan aku Xiao Wei. Aku bukanlah tuan mu, tapi aku berjanji akan membuat kaisar yang sudah membuat tuan mu meninggal mendapatkan balasannya."

Permaisuri Yan menatap dan berjalan mendekati Xiao Wei lalu memeluknya.

"Yang.... Yang mulia."

"Terima kasih karena kau sudah setia pada ku, dan terima kasih kau selalu menjagaku selama ini."

Air mata Xiao Wei mengalir, dia sama sekali tidak menyangka jika permaisuri Yan yang hanya peduli dengan kaisar Shun mengatakan hal seperti itu padanya.

"Hiks... Yang mulia."

Permaisuri Yan menepuk-nepuk punggung Xiao Wei beberapa kali dengan pelan untuk menenangkan pelayan setianya yang tengah menangis itu.

**

Di dalam istana, seorang pengawal rahasia yang di perintahkan kaisar Shun untuk mengawasi permaisuri Yan sedang melaporkan apa yang telah terjadi di kediaman perdana menteri Qing pada kaisar Shun.

Wajah kaisar Shun langsung berubah suram saat mendengar dari pengawal rahasianya jika permaisuri Yan berkata pada perdana menteri Qing, bahwa dia tidak akan lagi peduli jika kaisar Shun akan mencintai atau tidak mencintai permaisuri Yan.

Tangan kaisar Shun mengepal dan sorot matanya sangat tajam.

"Pengawal, siapkan kereta. Aku akan pergi ke kediaman perdana menteri Qing." Perintah kaisar Shun kepada para pengawalnya.

Sementara itu pengawal rahasia membungkukan tubuhnya lalu pergi menghilang dari hadapan kaisar Shun.

"Qing Lian, berani sekali kau berkata seperti itu. Apa kau pikir aku akan berubah padamu setelah kau mengatakan itu pada ayahmu?" Ucap kaisar Shun dengan emosi.

Tak berapa lama kereta kerajaan siap. Kaisar Shun di kawal oleh beberapa pengawal dan pelayan istana berangkat menuju kediaman perdana menteri Qing.

Selir Ning yang mengetahui jika kaisar akan pergi ke kediaman perdana menteri Qing bergegas menuju istana raja.

Tapi belum sempat dia sampai disana, dia melihat arak-arakan kereta kerajaan keluar dari gerbang istana.

"Yang mulia, sebenarnya apa yang anda pikirkan? Untuk apa anda pergi ke rumah wanita itu?"

Mata selir Ning memerah melihat kereta kerajaan yang di naiki kaisar Shun terus menjauh.

"Yang mulia." Ucap pelayan setia selir Ning.

"Kita kembali. Aku akan menyusun ulang rencana jika wanita itu kembali ke istana ini." Ucap selir Ning.

"Baik yang mulia."

Selir Ning dan pelayannya kembali ke paviliun He dimana dia tinggal.

Sementara itu didepan gerbang kediaman perdana menteri Qing sudah banyak orang yang berdiri karena ingin melihat raja mereka yang sudah berada disana saat ini.

Kaisar Shun turun dari kereta kerjaan, para rakyat bersujud menyambut raja mereka dengan suka cita.

Seorang kasim memberitahu pelayan di rumah perdana menteri Qing bahwa kaisar Shun ada di depan rumah mereka.

Tak lama kemudian perdana menteri Qing dan istrinya, juga para pelayan mereka menyambut kaisar Shun yang datang berkunjung.

"Salam kepada paduka yang mulia." Ucap perdana menteri Qing dan istrinya bersamaan.

"Cukup. Aku kesini ingin melihat keadaan permaisuri Yan." Ucap kaisar Shun tanpa bertele-tele.

"Ampuni hamba yang mulia. Hamba akan mengantarkan yang mulia ke kamar permaisuri Yan."

Kaisar Shun tidak menjawab, dia langsung berjalan melewati keluarga Qing.

Perdana menteri Qing dan istrinya berjalan di belakang kaisar Shun menuju kamar permaisuri Yan.

Saat mereka melewati sebuah taman yang tidak jauh dari kamar permaisuri Yan, kaisar mendengar suara tawa seorang wanita. Suara itu begitu renyah dan sangat ceria.

Kaisar Shun melihat kearah sumber suara itu, disana dia melihat permaisuri Yan sedang bermain dengan seekor anak kucing. Permaisuri Yan terlihat begitu gembira dan selama ini kaisar Shun tidak pernah melihat itu.

"Apakah wajahmu selalu seperti itu saat kau tengah tertawa, Qing Lian?"

Perdana menteri Qing melihat kaisar Shun masih melihat permaisuri Yan yang sedang bermain dengan kucing kecil liar.

"Ampuni hamba yang mulia. Hamba akan membuang kucing liar itu segera." Ucap perdana menteri Qing.

Kaisar Shun yang sejak tadi memperhatikan permaisuri Yan tersadar. Tapi dia tidak menjawab perkataan perdana menteri Qing, dia justru meminta perdana menteri Qing memanggil permaisuri Yan untuk menemuinya di kamar.

Sesaat setelah kaisar tiba di dalam kamar permaisuri Yan, perdana menteri Qing datang bersama dengan permaisuri Yan.

"Yang mulia, hamba membawa permaisuri Yan untuk datang menghadap yang mulia."Ucap perdana menteri Qing.

"Iya. Kau pergilah."

"Baik yang mulia."

Perdana menteri Qing pergi meninggalkan kaisar Shun dan permaisuri Yan didalam kamar lalu menutup pintu kamar itu.

Kaisar Shun menatap permaisuri Yan yang sudah lebih dari satu minggu tidak dia temui.

Permaisuri Yan yang sebenarnya adalah Qing Lian An, membalas tatapan kaisar Shun tanpa rasa takut sedikitpun.

"Bagaimana keadaanmu?"

Permaisuri Yan tersenyum tipis, dia lalu berjalan dan duduk di salah satu kursi yang ada didalam kamar.

"Bukankah yang mulia sudah melihatnya sendiri?"

Kaisar Shun tertegun mendengar perkataan permaisurinya, di tambah sikap permaisuri Yan yang berubah sangat pesat.

"Kau..."

"Maafkan hamba yang mulia. Sepertinya setelah melewati jurang kematian karena sebuah racun yang seseorang berikan, membuat saya banyak berubah dan tidak ingat kesan bahagia bersama yang mulia."

Lagi, kaisar Shun terdiam karena terkejut. Permaisuri yang dulu lembut dan selalu merasa takut pada dirinya kini sudah hilang. Sekarang didepannya hanya ada seorang permaisuri Yan yang sama sekali tidak dia kenali.

Kaisar Shun berdiri "Sepertinya kau sudah sembuh. Kalau begitu besok kau bisa kembali ke istana."

"Apakah aku akan mendapatkan siksaan lagi jika aku kembali ke istana, yang mulia?"

Kaisar Shun menatap permaisuri Yan dengan tajam.

"Kau sudah berani mengatakan hal itu padaku, permaisuri Yan."

"Maafkan hamba yang mulia, hamba hanya bertanya. Jika memang disana hamba hanya akan di siksa dan diracuni lagi sampai hamba benar-benar mati, maka hamba memilih untuk tidak kembali ke istana."

"Apa kau pikir kau punya pilihan, permaisuri Yan?"

Kaisar Shun menatap permaisuri Yan dengan mata yang hampir keluar, selama ini dia tidak pernah merasa kesal pada permaisuri Yan selain karena orang tua permaisuri Yan yang membuat ulah di istana.

"Kembali ke istana besok jika kau masih ingin melihat semua keluarga mu hidup."

Setelah mengatakan itu kaisar Shun pergi meninggalkan permaisuri Yan dengan arogannya.

"Bunuh saja mereka. Lagi pula mereka bukan keluarga ku yang sebenarnya dan mereka juga hanya mementingkan diri mereka sendiri, kecuali Qing Hao Min."

Xiao Wei masuk kedalam kamar permaisuri Yan setelah melihat kaisar Shun pergi dari kediaman perdana menteri Qing.

"Yang mulia."

"Hahh. Kemasi barang-barang kita, besok seseorang dari istana akan menjemput kita."

"Apa anda yakin yang mulia?"

"Sebenarnya aku yakin untuk membuatnya mati dengan cepat."

"Yang mulia!"

"Sudahlah, kita tidak mempunyai pilihan. Kemasi semuanya."

"Baik yang mulia."

Sementara Xiao Wei mengemasi barang-barang mereka, permaisuri Yan pergi ke suatu tempat.

Terpopuler

Comments

IbuNaGara

IbuNaGara

bingung kn kaisar,,, nnt kmu sndri yg jatuh cinta ma permaisuri,,,

2024-03-27

0

IbuNaGara

IbuNaGara

iya,, mereka orang lain

2024-03-27

0

🐊⃝⃟ 🍒ᴾᴿᴱᴰᴬᵀᴼᴿᥴꪖꪀ𝓽𝓲𝘬ꪖꪶꫝ

🐊⃝⃟ 🍒ᴾᴿᴱᴰᴬᵀᴼᴿᥴꪖꪀ𝓽𝓲𝘬ꪖꪶꫝ

wah kaisar sun penasaran apa yg terjadi pada permaisuri yan..knp bisa berubah drastis 🤣

2024-03-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!