Eps 6

Pagi ini pelayan permaisuri Yan terlihat bergegas pergi ke kamar permaisuri Yan sambil membawa wadah berisi air dan kain.

Biasanya permaisuri Yan akan bangun sangat pagi dan berdandan secantik mungkin lalu berlari untuk menemui kaisar Shun.

"Kak Xiao Wei, kau masih didepan kamar?" Tanya pelayan itu saat sudah sampai didepan kamar permaisuri Yan.

"Iya. Yang mulia permaisuri belum bangun."

"Apa? Bagaimana.. Bagaimana bisa yang mulia permaisuri belum bangun, ini tidak seperti biasanya."

"Sstttt, kecilkan suaramu. Yang mulia bisa terbangun nanti."

"Ta... Tapi kak Xiao Wei."

"Tidak apa-apa, kita akan menunggu disini sampai yang mulia permaisuri bangun."

"Baiklah kalau begitu."

Xiao Wei dan pelayan itu pun menunggu didepan pintu kamar permaisuri Yan.

15 menit kemudian permaisuri Yan membuka pintu kamarnya.

"Oh Tuhan! Kalian membuatku sangat terkejut. Sedang apa kalian berdua berada didepan pintu kamar ku sepagi ini?" Ucap permaisuri Yan.

Xiao Wei dan pelayan yang membawa air pun ikut terkejut mendengar suara permaisuri Yan yang sedikit keras.

"Ampuni hamba yang mulia." Ucap mereka berdua sambil membungkukan badan mereka.

"Sudahlah. Katakan padaku kenapa kalian berdiri didepan pintu kamar pagi-pagi?"

"Maaf yang mulia, saya membawakan air untuk yang mulia permaisuri membersihkan wajah." Ucap pelayan yang membawa wadah berisi air mawar.

"Apa harus sepagi ini?"

Xiao Wei dan pelayan itu langsung saling memandang, mereka tidak mengerti maksud dari perkataan permaisuri Yan.

Melihat kedua pelayannya saling menatap karena bingung, permaisuri Yan pun hanya bisa menghela nafas pelan.

"Bawa air itu masuk kedalam." Ucap permaisuri Yan.

"Baik yang mulia."

Pelayan itu dan Xiao Wei masuk kedalam kamar permaisuri Yan.

Xiao Wei memilihkan pakaian dan aksesoris yang akan permaisuri Yan pakai hari ini, sementara pelayan itu membantu permaisuri Yan mencuci muka.

Setelah selesai, permaisuri Yan melihat Xiao Wei membawa pakaian yang akan dia pakai.

"Mulai besok kalian tidak perlu datang terlalu pagi seperti ini. Dan pilihkan pakaian yang tidak terlalu bermotif."

Lagi, kedua pelayan permaisuri Yan saling menatap. Mereka yang selama ini melayani permaisuri Yan menjadi bingung, terutama Xiao Wei.

Semua pelayan yang melayani permaisuri Yan tahu jika permaisuri Yan sangat menyukai baju berwarna cerah dengan motif bunga.

Tapi setelah mendengar jika permaisuri Yan tidak mau memakai pakain yang terlalu banyak motif, mereka pun seolah sedang melayani orang lain.

(Ya, dia memang orang lain)

"Tapi yang mulia, bukankah anda sangat menyukai pakaian yang memiliki motif seperti ini?" Tanya Xiao Wei.

"Itu dulu. Sekarang buang semuanya dan carikan aku pembuat baju terbaik dan minta dia untuk membuat pakaian yang baru."

"Baik yang mulia."

Tanpa bertanya lagi Xiao Wei dan pelayan itu lalu membantu berganti pakaian, merias wajah juga menata rambut permaisuri Yan.

"Sebenarnya apa yang kurang dari wajah ini, sampai kaisar Shun tidak menyukainya?" Gumam permaisuri Yan sambil menatap dirinya di cermin.

Xiao Wei yang mendengar itu hanya diam.

"Sudah selesai yang mulia. Dan anda selalu terlihat sangat cantik."

"Kau benar, aku juga merasa wajah ini sangat cantik."

"Yang mulia, sebentar lagi makanan akan segera siap."

"Iya, aku mengerti."

Xiao Wei lalu membereskan semua peralatan yang dia pakai untuk merias permaisuri Yan, sementara permaisuri Yan keluar untuk melihat-lihat halaman istana Ju.

Permaisuri Yan berjalan ke sisi kamarnya dan duduk disebuah kursi batu yang ada disana.

"Qing Lian ini benar-benar tidak bisa menghargai hidup, dia mempunyai pelayan yang setia, juga mempunyai kehidupan yang cukup baik. Tapi malah terjerat cinta kaisar yang kejam." Gumam permaisuri Yan.

Dari arah belakang Xiao Wei datang dan berdiri disamping permaisuri Yan.

"Xiao Wei, aku ingin keluar dan melihat-lihat kota Qin diluar sana." Ucap permaisuri Yan tiba-tiba.

"Ampuni saya yang mulia. Saya rasa itu sangat sulit."

"Haah, aku hanya ingin keluar sebentar dan membeli makanan enak. Setelah itu aku akan kembali secepatnya."

"Yang mulia."

Permaisuri Yan menghela nafas, dia tahu kehidupan di jaman kuno memang tidak sebebas di jaman modern, apalagi saat ini dia berada di tubuh seorang permaisuri.

"Baiklah, kalau begitu kau bantu aku membeli beberapa kue yang enak di pasar."

"Tapi yang mulia...."

"Kau yang pergi atau aku sendiri yang akan pergi?"

"Baiklah, biarkan hamba saja yang pergi membelikannya untuk yang mulia."

Permaisuri Yan tersenyum puas mendengarkan ucapan Xiao Wei.

"Baik, sudah di putuskan. Sekarang aku sudah lapar, lebih baik kita makan dulu."

Xiao Wei membungkukan badannya saat permaisuri Yan melewati dirinya.

***

Di istana kerajaan. Kaisar Shun yang biasanya setiap pagi di buat kesal oleh permaisuri Yan, pagi ini merasa ada yang berbeda.

Dia seperti melupakan sesuatu yang setiap hari dia lakukan sebelum pergi ke rapat pengadilan pagi.

"Yang mulia, apakah telah terjadi sesuatu?" Tanya kasim ketua saat melihat kaisar Shun termenung.

"Tidak, tidak apa-apa. Aku hanya merasa ada sesuatu yang berbeda."

Kasim ketua melihat kaisar Shun dari atas sampai bawah.

"Ampuni hamba yang mulia, hamba tidak melihat ada yang berbeda dari yang mulia hari ini."

"Benarkah?"

"Benar yang mulia."

Kaisar Shun pun berjalan menuju istana utama untuk melakukan rapat pengadilan pagi dengan para pejabat kerajaan.

Kaisar Shun harus selalu melakukan rapat pengadilan pagi setiap dua sampai tiga kali dalam satu minggu untuk membahas perkembangan perekonomian di negara Qin.

Dan hari ini tepat bulan 1 tanggal 12, kaisar Shun untuk pertama kalinya melakukan rapat pengadilan pagi tanpa rasa kesal karena ulah dari permaisuri Yan.

Semua pejabat kerajaan juga merasa ada yang berbeda pada kaisar Shun pagi itu.

Biasanya kaisar Shun akan menampakan wajah suramnya karena menahan marah saat memasuki ruang rapat pengadilan pagi. Tapi kali ini tidak, bahkan mereka melihat wajah kaisar sangat cerah dan berwibawa.

Setelah hampir dua jam mereka melakukan rapat, kaisar Shun keluar dan berjalan kembali menuju istana raja dimana dia tinggal.

"Kakak kaisar."

Kaisar Shun berhenti dan menoleh. Dia tersenyum saat melihat adiknya berdiri di belakangnya.

"Selamat pagi kakak kaisar." Ucap Xuan Yuwen, adik dari kaisar Shun.

"Selamat pagi. Ini masih terlalu pagi untuk kau datang."

"Ah benarkah? Saya hanya ingin menyapa kakak kaisar dan yang mulia permaisuri Yan lebih awal."

Kaisar Shun terdiam. Adiknya memang sudah terbiasa datang untuk menyapa dirinya dan permaisuri Yan, tapi pagi ini dia belum melihat permaisuri Yan.

Xuan Yuwen melihat kesamping kanan dan kiri kaisar Shun.

"Kakak kaisar, dimana yang mulia permaisuri Yan?"

"Dia.."

"Selamat pagi yang mulia kaisar, selamat pagi yang mulia raja kecil." Sapa selir Ning yang sudah ada beberapa langkah dari mereka.

"Selir Ning, selamat pagi." Ucap kaisar Shun.

Xuan Yuwen yang tidak menyukai selir Ning hanya diam, dia merasa malas walau hanya untuk membalas sapaan selir Ning.

"Kakak kaisar, dimana permaisuri Yan?"

Selir Ning yang merasa diacuhkan oleh Xuan Yuwen merasa sangat kesal, tapi dia harus menahannya.

"Apakah yang mulia raja kecil tidak tahu jika sudah beberapa hari ini permaisuri Yan tinggal di istana Ju?" Ucap selir Ning.

Xuan Yuwen yang baru mengetahui itu karena selama beberapa minggu berada di akademi terkejut.

"Kakak kaisar, apakah itu benar?"

"Iya itu benar. Dia pantas tinggal disana."

"Kakak kaisar, lagi-lagi kau menyakiti permaisuri Yan. Jika kakak tidak menyukai perdana menteri Qing, harusnya kakak tidak menyakiti permaisuri Yan untuk melampiaskan kemarahan kakak kaisar."

"Xuan Yuwen!"

Xuan Yuwen pergi meninggalkan kaisar Shun dan selir Ning dengan marah.

Selama ini Xuan Yuwen selalu tidak menyukai kaisar Shun jika dia melakukan hal yang menyakiti permaisuri Yan. Bukan karena Xuan Yuwen menyukai salah seorang teman baik permaisuri Yan, melainkan dia tahu seperti apa permaisuri Yan sebenarnya.

Melihat adiknya pergi begitu saja, kaisar Shun marah.

"Yang mulia, tenangkan diri yang mulia. Yang mulia raja kecil masih terlalu muda, dia pasti banyak mendapat hasutan dari permaisuri Yan sehingga dia seperti itu pada yang mulia." Ucap selir Ning.

Kaisar Shun diam, dia lebih memilih kembali ke istana nya dengan cepat.

Hari ini kaisar Shun yang tidak di ganggu oleh permaisuri Yan seharusnya senang, karena pagi-pagi dia tidak perlu berteriak dan mencacimaki permaisuri Yan.

Tapi sampai siang hari, kaisar Shun selalu merasa ada yang berbeda dari biasanya.

Tidak ada teriakan yang memanggil namanya, tidak ada suara langkah kaki yang berlarian didepan ruang baca. Semua yang biasa kaisar Shun dengar, tidak lagi ada.

"Agh! Sebenarnya apa yang Qing Lian itu inginkan?" Ucap kaisar Shun dengan geram.

Selir Ning yang hendak masuk berhenti saat mendengar kaisar meneriakan nama permaisuri Yan dari dalam ruang baca kaisar.

"Lagi-lagi permaisuri Yan. Wanita j*lang itu, aku harus menyingkirkannya agar kaisar tidak lagi mengingatnya."

Dengan rasa kecewa dan marah, selir Ning tidak jadi masuk untuk menemui kaisar Shun dan memilih kembali ke paviliunnya.

Terpopuler

Comments

IbuNaGara

IbuNaGara

tuhh kn skrng mlh ingt mulu,,, emnk hrs di cuekin tuhh

2024-04-29

1

IbuNaGara

IbuNaGara

gk kurang,, kaisar ny ajj bodoh🥺

2024-04-29

1

IbuNaGara

IbuNaGara

skrg permaisuri ny kebluk 🤭🤭

2024-04-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!