Apa yang kau pikirkan itu yang akan terjadi.
Kekuatan pikiran memang sedahsyat itu, setidaknya bagi Icarus, kepala koki
istana yang bagai bermimpi buruk mendapatkan perintah dari Darius. Pria itu
kini sedang kebingungan memikirkan kira-kira resep apa yang mudah hingga Darius
juga akan cepat belajar. Dengan begitu akan sedikit kesalahan yang terjadi.
Pagi itu di dapur istana, semua tukang masak di
bawah kendali Icarus sedang menyiapkan bahan-bahan masakan. Daging domba yang
baru saja dipotong teronggok di meja, telur ayam yang baru didatangkan dari
kandang memenuhi sudut ruangan, buah dan sayuran segar masuk menumpuk di dalam
keranjang.
Darius datang ke dapur lebih pagi, dia tidak mau
Kaisar kebingungan mencarinya saat terbangun nanti.
“Anda sudah siap, Tuan Darius?” Icarus memakai
celemeknya. Darius mengikuti setiap gerakan Icarus.
“Kita akan membuat menu yang paling mudah, yaitu
telur gulung. Menu ini sangat sehat karena telur mempunyai banyak manfaat untuk
ibu hamil seperti Yang Mulia Kaisar. Telur kaya kandungan kolin yang membantu
memaksimalkan tumbuh kembang otak pada janin. Tuan Darius, kolin juga bisa
mengurangi risiko cacat dan membantu janin tumbuh secara maksim-“
“Langsung saja pada praktek memasaknya, Tuan
Icarus!” teriak Darius frustrasi. Sejak tadi mulut Icarus tak berhenti
berbicara, sambil tangannya cekatan memecahkan telur-telur ke dalam bejana
berukuran sedang. Icarus terdiam seketika mendengar bentakan dari Panglima yang
sangat ia segani itu.
Tahap demi tahap membuat telur gulung dijelaskan
detil oleh Icarus, hingga sampai pada tahap penggorengan.
“Panaskan wajan, lalu masukkan adonan telur yang
sudah dikocok tadi,” bimbing Icarus.
Darius menuruti perkataan Icarus, semua telur ia
masukkan ke dalam wajan panas. Alhasil adonan itu menciprat kemana-mana dan
mengenai tangan Darius. Wajah Icarus memucat seketika menyaksikan Darius
kesakitan. Ia berlari kesana kemari mencari air dingin untuk membasuh luka
bakar di tangan Darius.
“Ampun Tuan Darius, seharusnya telurnya dimasukkan
sedikit demi sedikit bukan sekaligus.”
Darius mendelik sambil mengoleskan ramuan untuk
pertolongan pertama pada kulit melepuh.
Pangeran Lucas tertawa terbahak-bahak menyaksikan
pemandangan lucu di depannya.
“Tuan Darius, sepertinya pedang sudah tidak menarik
lagi untuk Anda, sekarang Anda justru lebih tertarik pada pisau dapur! Hahaha,
kalau ada Tuan Icarus yang pintar memasak, kenapa Anda mau repot-repot ke
dapur?”
Pangeran Lucas masih tertawa terpingkal-pingkal
sambil keluar dari dapur. Darius menatap punggung Pangeran Lucas dengan tajam.
Pangeran Lucas mencari aman, kini ia memasuki
kamarnya. Cain membuka pintu sambil membawa kotak besar.
“Barang pesanan Anda dari Frank sudah tiba, Tuan.”
Pangeran Lucas menerima kotak besar itu lalu
membukanya. Pandangannya berbinar seketika, saat melihat isi kotak. Pangeran
Lucas segera menemui Kaisar saat jam makan siang. Para selir berkumpul untuk
makan siang bersama.
“Mohon terima hadiah dari negeri Frank, Yang Mulia.
Hamba meminta perajut terbaik membuat baju-baju ini.”
Kaisar terbelalak menerima hadiah dari Pangeran
Lucas. Baju-baju bayi yang dirajut dengan indah. Ada banyak warna dan motif,
semuanya lucu dan Kaisar sangat menyukainya.
“Terima kasih, Pangeran Lucas. Baju mungil ini
sangat lucu!” Kaisar memeluk Pangeran Lucas, semua selir langsung tertunduk dan
ingin mendapatkan pelukan yang sama.
Pangeran Lucas tidak peduli anak siapa yang sedang
dikandung oleh Kaisar, dia lebih memilih menyenangkan hati perempuan yang
dicintainya itu. Sebab itulah dia memaksa Ratu Frank untuk mengerahkan pemintal
benang dan perajut terbaik agar memberikan hadiah bagi kehamilan Kaisar.
Baginya melihat binar indah di mata Kaisar, sudah sangat membuatnya bahagia.
Aura Kaisar sangat berbeda setelah hamil. Ia tampak semakin segar dan cantik.
Bukan hanya Pangeran Lucas yang memberikan hadiah
untuk Kaisar. Pangeran Jerome juga memberikan sebuah jimat keselamatan untuk
istrinya. Dalam kepercayaan Persia, jimat itu dimaksudkan agar ibu dan bayi
selalu terjaga oleh lindungan para dewa.
“Hamba hanya bisa memberikan jimat ini, Yang Mulia.
Mungkin sekilas tidak berharga. Tapi sesuangguhnya ada doa-doa para leluhur
kami dari tanah Persia, yang turut mengiringi kehamilan Kaisar agar senantiasa
sehat hingga saat melahirkan nanti.”
“Oh, Jerome. Aku sangat berterima kasih dengan
hadiah darimu ini. Semoga para dewa memberkati tanah Persia.”
Kaisar pun senang bukan main, lalu Pangeran Jerome
mendapatkan pelukan hangat.
“Yang Mulia, silakan diminum.” Helios menyodorkan
gelas emas berisi minuman sehat untuk Kaisar. Helios sudah meramu air kelapa
segar, perasan jeruk, susu kedelai serta madu hutan ditambah sedikit serbuk
jahe, menjadi minuman sehat yang sangat baik bagi wanita hamil.
Kaisar meminum ramuan itu. “Demi Dewa, Helios ramuan
apa yang kau buat ini? Rasanya sangat nikmat. Aku minta setiap pagi kau
menyiapkan minuman ini.”
“Ehm, Baik Yang Mulia, hamba akan menyediakan
minuman sehat ini setiap hari. Minuman ini sangat bagus untuk wanita hamil.”
Kaisar juga menghadiahi Helios dengan pelukan hangat. Kaisar merasa perhatian
Helios ini serupa perhatian ayah kepada puteranya.
“Anda belum mencoba telur gulung ini, Yang Mulia.”
Darius membuka satu tudung makanan yang berisi telur gulung buatannya.
“Berikan untukku Darius,” perintah Kaisar. Darius
segera mengambil piring dan memotong telur gulung itu. Bukan menyorongkan
piring, Darius mengambil garpu lalu menyuapkan telur gulung itu langsung ke
mulut Kaisar. Tindakan yang terlalu berani. Seluruh selir tersentak dan
menunggu reaksi dari Kaisar mereka. Dengan ulah Darius itu, bisa jadi dia
mendapat hukuman karena terlalu lancang.
“Hmm, rasanya enak sekali.” Kaisar menerima suapan
dari tangan Darius. Semua selir menghela napas panjang, sementara Darius
menyimpan senyumnya.
Hari itu hanya Pangeran Evandor yang belum
memberikan hadiah istimewa bagi kehamilan Kaisar. Dia bukannya belum memikirkan
hadiah apa yang pantas untuk Kaisar, tapi lelaki gagah itu ingin
mempersembahkan hadiah yang berbeda untuk wanita pujaannya.
“Mereka mengandalkan tangan orang lain untuk
memberikan hadiah. Lucas memanggil perajut terbaik, Jerome mendatangkan jimat,
Helios hanya bermodalkan buku untuk membuat minuman, yang lebih payah adalah
Tuan Darius. Bagaimana bisa panglima perang termashyur itu membuat telur gulung
untuk wanitanya? Sangat tidak masuk akal!” gerutunya sebelum tidur.
“Kalian akan melihat hadiah persembahan dari
pangeran Mesopotamia. Tidak akan ada yang bisa mengalahkan,” serunya.
Pagi-pagi buta Pangeran Evandor memacu kudanya
menuju hutan tempat ia biasa berburu. Sudah beberapa hari ini, ia mengincar
seekor beruang berbulu tebal.
”Kaisar pasti senang memakai mantel dari beruang terbaik hasil buruanku,”
desisnya sambil terus menarik tali kekang kudanya.
Sesampainya di hutan, Pangeran Evandor mengamati
sekeliling. Kemarin dia melihat beruang gemuk itu sedang mencari makanan di
bawah pohon kenari. Pangeran Evandor menatap ke atas pohon kenari yang sedang
berbuah lebat.
“Pasti beruang itu akan kembali ke sini untuk
mencari kacang kenari. Aku harus bersembunyi dulu sambil menyiapkan panah.”
Pangeran Evandor menuntun kudanya agar menjauh. Suara ringkikan kuda bisa
mengganggu beruang.
Saat kembali ke bawah pohon kenari, Pangeran
Evandor melihat semak yang bergoyang-goyang. Sontak ia bersembunyi.
“Rupanya ini hari keberuntunganku. Beruang itu
akhirnya mendekat tanpa diundang.” Pangeran Evandor menarik anak panah dari
punggungnya, lalu mengarahkannya ke semak-semak.
“Hai, Tuan Evandor,
senang sekali bisa melihat Anda lagi!” Clara tersenyum manis sambil menyingkirkan
daun-daun yang menutupi wajahnya. Pangeran Evandor menghempas napas kesal.
Bukan beruang gemuk, tapi gadis mungil yang berdiri menatapnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments