Pelarian Helios

Helios mengendap-endap keluar dari kamar pengantin, lalu menyelinap masuk ke dalam kamarnya sendiri. Dia menarik napas panjang setelah tadi merasa diadili Kaisar. Helios seperti sedang menjadi saksi sebuah persidangan berat. Saksi yang tidak tahu apa-apa, itulah dirinya sekarang.

Usai berganti pakaian, Helios bermaksud sarapan di ruang makan khusus selir. Hari terlalu siang untuk sarapan. Matahari sudah naik sepenggalah, Helios berharap dia tidak bertemu siapa pun hari ini.

Ternyata harapan itu sia-sia. Begitu memasuki ruang makan, di kursi-kursi kayu yang mengitari meja makan, sudah ada Pangeran Evandor, Pangeran Lucas, juga Pangeran Jerome.

Seolah sedang menunggu mangsa, begitu melihat Helios, ketiga pria gagah itu langsung menatapnya dengan tatapan lapar.

"Akhirnya, si sok paling beruntung keluar juga. Masih hidup kau rupanya Tuan Helios? Kenapa jalanmu miring?" sarkas Pangeran Lucas sambil menatap Helios yang menghentikan langkahnya.

Brak!

Pangeran Jerome memukul meja marmer di hadapannya. Helios terperanjat tak menyangka disambut begitu rupa.

"Duduk!" perintah Pangeran Jerome. Helios

mundur ketakutan. Belum juga dia menarik kursi untuk duduk, tapi rasanya sekarang dia tidak aman. Melihat gelagat tidak baik itu, Helios mengurungkan niatnya untuk sarapan.

"Anda tak dengar perintah Pangeran Jerome?

Duduk lalu ceritakan malam pertamamu bersama Kaisar," titah Pangeran Evandor. Darahnya masih mendidih menerima kenyataan bukan dia yang terpilih untuk menemani Kaisar pada malam pertama. Gagal lagi ia meminum ramuan kuno

pemberian ayahnya.

Jika tadi malam Helios merasakan tatapan membunuh dari tiga pria pesaingnya, sekarang Helios merasa mereka akan membakarnya hidup-hidup. Tak ada pilihan lain, Helios langsung berbalik dan mengambil langkah seribu.

Ketiga selir tak mau kehilangan Helios. Mereka

bukan hanya sekadar kepo ingin tahu malam pertama di ranjang pengantin, tapi sekaligus ingin bertanya pengalaman Helios memuaskan Sang Kaisar.

Helios yang sudah kadung berjanji merahasiakan

kejadian dua lawan satu semalam, semakin panik. Dalam benaknya Helios membayangkan ketiga selir ini akan menanyakan apakah dia bisa bertahan lama, berapa ronde semalam, apa rahasianya. Pertanyaan itu tak akan bisa ia jawab,

karena dia sendiri pun lupa. Jangan tanya rasanya.

Helios berlari dari ruang makan menuju kamarnya. Percuma, mereka pasti menemukannya. Pria tampan itu menghindar ke perpustakaan, tapi Pangeran Lucas berhasil menemukannya.

Helios lari ke taman, Pangeran Evandor memburunya. Dia buru-buru berlari ke dapur, tapi Pangeran Jerome melihatnya dan berteriak "Dia di dapur!'

Sontak dua pangeran lain juga memburunya ke dapur. Saking terburu-buru Helios menabrak koki yang sedang membawa panci besar, hingga panci itu berguling di lantai menimbulkan suara nyaring.

"Ma-af," bisik Helios sembari mengatupkan kedua tangannya di depan dada. Koki itu memelototkan mata, tapi begitu menyadari siapa yang berdiri di hadapannya, koki itu berujar "tak mengapa Tuan, Anda butuh berapa banyak panci lagi untuk dijatuhkan?"

Helios terus berlari ke sembarang arah menghindari kejaran ketiga selir yang sekarang menjadi sangat marah itu. Akhirnya dia menemukan tempat yang aman di barak para prajurit yang sedang bersiap-siap untuk pulang ke kampung mereka masing-masing.

"Di mana dia?" Pangeran Evandor mencari-cari dengan ekor matanya.

"Sepertinya dia berlari ke kandang kuda," sahut Pangeran Lucas.

"Baguslah kalau dia pergi ke kandang kuda. Tuan Helios belum sempat sarapan. Sepertinya bagus kalau dia minum susu kuda," jawab Pangeran Jerome.

"Langsung dari pabriknya, hahaha," sambung Pangeran Lucas sambil tertawa penuh ejekan.

Wajah Helios memucat membayangkan bagaimana mereka akan memaksanya untuk mengisap susu kuda langsung dari induknya.

"Huh!" Helios mengusap dahinya yang berkeringat. Setidaknya saat ini posisinya aman dari kejaran tiga pria iri hati itu.

"Demi Kaisar yang baik, apa pun akan kulakukan. Pria sejati harus memegang janji. Jangan harap kalian bisa tahu apa yang terjadi di ranjang pengantin tadi malam. Aku bahkan kewalahan memuaskan Kaisar yang minta lagi dan lagi," gumam Helios menenangkan dirinya sendiri.

Tentu saja dia membual. Helios tak menyadari bahwa sampai detik ini statusnya masih perjaka. Seujung kuku pun Kaisar belum menyentuh kulitnya.

Sementara itu Kaisar sedang asyik berkuda bersama Darius. Mereka berdua berjalan-jalan santai, mengelilingi ladang rumput yang berada di belakang istana. Tempat hijau itu sangat asri dan menyejukkan. Angin sepoi-sepoi menambah suasana menjadi sangat romantis.

Darius dengan setia menuntun kuda yang sedang

dinaiki oleh Kaisar Alessa. Mereka saling diam dengan pikiran masing-masing. Kaisar yang terus berusaha memikirkan kejadian semalam pun penasaran mengapa Darius sampai ada di ranjangnya.

"Apa semalam aku memaksamu?"

"Anda saat itu sedang mabuk."

"Sungguh terkutuk minuman itu."

"Hamba tidak masalah, bahkan jika Yang Mulia

kembali memaksa saya."

Pernyataan Darius sontak membuat Kaisar malu bukan main. Wanita itu mengibaskan tangannya karena merasa panas. Semua terjadi di luar dugaan dan rencananya.

Kaisar bahkan belum tahu bagaimana caranya bicara dengan Tuan Cicero tentang kekeliruan semalam. Seharusnya tidak ada nama Darius

di malam pertama. Hanya Helios yang berhak menerima penghormatan itu, tapi kini Kaisar bahkan tak mampu mengangkat wajahnya. Dia sangat malu.

"Sebaiknya kita kembali." Kaisar yang mati gaya memilih menghentikan pembicaraan. Wanita cantik itu sedang menimbang-nimbang apakah sebaiknya ia berkata jujur kepada Permaisuri Rhea. Ibunya pasti bisa mengerti dan tidak menyalahkan tindakannya yang ceroboh semalam.

Darius menurut, menarik tari kekang kuda,

memerintahkan kuda itu berbalik tanpa banyak bicara. Baginya kejadian semalam adalah anugerah terindah dalam hidupnya. Darius menyadari jika Kaisar melakukan kesalahan. Kesalahan yang sangat manis. Lagi-lagi bibir Darius mengurai senyuman.

Perkara malam pertama bagi Kaisar pasti sudah

dipikirkan masak-masak sebelumnya. Tuan Cicero pasti telah mengatur semuanya. Jika kemudian Helios tersingkir dan Kaisar memilih dirinya, itu pasti tak luput dari campur tangan para Dewa.

Darius memandangi langit yang sangat cerah,

berterima kasih kepada para dewa yang menggerakkan tangan Kaisar hingga menariknya ke dalam bilik pengantin tadi malam.

Ketika mereka kembali ke istana, bertepatan ketika Darius membantu Kaisar turun dari kudanya, Pangeran Lucas datang. Pria tampan

itu memasang wajah kecut.

"Sepertinya Anda sangat menikmati waktu bersama Tuan Darius, Yang Mulia," cetus Pangeran Lucas. Ada nada kecemburuan yang sulit ditutupi. Pangeran Lucas merasa iri hampir setiap hari Kaisar menghabiskan waktu bersama panglimanya.

"Kali ini izinkan hamba menemani Anda makan

siang, Yang Mulia." Dengan blak-blakan Pangeran Lucas menyampaikan keinginannya. Tak bisa malam, siang pun jadi. Siapa tahu Kaisar berubah

pikiran, usai makan siang mereka lanjutkan dengan bobo siang bareng. Begitulah kira-kira yang ada di benak Pangeran Lucas.

"Tapi aku belum lapar," ujar Kaisar sambil melangkah masuk ke dalam istana. Udara segar yang ia hirup barusan membuat wajahnya kian cerah. Usai menikah, Kaisar terlihat makin cantik.

"Hamba memaksa, Yang Mulia."

Pangeran Lucas tahu kalimatnya itu kurang sopan, tapi ia tak bisa menunda lagi. Baginya sekarang yang terpenting adalah menghabiskan

waktu sebanyak-banyaknya dengan Kaisar. Dia sangat berharap malam kedua menjadi gilirannya. Kalau perlu malam ketiga dan malam-malam selanjutnya.

Kaisar Alessa yang didesak sedemikian rupa jadi

berpikir bahwa Pangeran Lucas juga memiliki hak akan waktunya. Setelah terdiam cukup lama, akhirnya Kaisar menjawab.

"Baiklah jika kau memaksa."

Kaisar memilih mengiyakannya. Pangeran Lucas mengambutnya dengan senyum cerah. Pria itu segera menggandeng Kaisar dan mengabaikan Darius begitu saja.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!