#5•Penolakan

Aku melihat semua yang terjadi, aku melihat tubuhku yang terbaring diatas kasur, aku melihat Dimas yang sedang panik mencarikanku pertolongan, akhirnya tak lama kemudian para guru datang, para siswa juga berkumpul untuk datang melihatku. Satu sekolah heboh karnaku

"Dito, ayo bangun. Ini ibu." Aku mendengar, sekaligus melihat wali kelasku bu Hana yang sedang berusaha membangunkanku. Aku hanya bisa melihat, karna apa yang kulakukan tetap saja tidak ada hasilnya. "Tolong cepat! Tellphone orangtuanya." Perintah bu hana kepada guru lainnya.

Aku mendengar suara bisikan, semakin lama aku mendengarkannya semakin kencang Suara itu. Perlahan bisikan itu terdengar seperti ucapan minta tolong, aku mengikuti asal dari mana suara itu, tanpa sadar rohku sudah berada diluar ruang UKS. Bisikan itu semakin terdengar jelas dikupingku, perlahan berjalan menyusuri koridor sekolah.

Aku melihat berbagai macam roh berada diantara parasiswa, terlihat raut wajah mereka yang pucat, serta pandangan mata mereka terlihat sangat kosong.

Dan akhirnya pandanganku terfokuskan kepada seorang roh wanita yang kukenal, yaitu kak Sinta, aku menatap seragam putih sekaligus rok abu abunya yang masih dia kenakan penuh berlumuran darah, keadaanya benar benar tidak bisa diduga, suara bisikan minta tolong ternyata berasal dari dia. Dia mengucap dari bibirnya tolong... tolong... tolong... kearahku.

Aku berniat untuk menghampirinya, kali aja dia tau kenapa aku bisa seperti ini, tetapi ketikaku sudah dekat dengannya. Dia berlari kecil entah kemana, namun selama dia berlari kecil dia selalu menoleh kearahku. Seperti memintaku untuk mengikutinya, aku mulai mengikutinya dari belakang.

Kak Sinta sicewek paling cantik disekolah, yang banyak disukai cowok, ternyata sekarang keadaannya seperti ini. Tidak ada yang pernah menduga jika keadaan dia akan menjadi seperti ini, termasuk aku.

Kita berjalan melewati lorong, yang akan mengarah langsung kekantin, lumayan cukup gelap, pengap, terus seperti bau bangkai, di setiap tempat juga selalu ada penunggunya, Lumayan agak menyeramkan sih. Dengan berbagai jenis bentuk dan luka yang dimiliki mereka masing-masing.

Aku dan kak Sinta tetap saja berjalan, tanpa henti. Ketika aku dan kak Sinta sudah berada tepat di tempat paling ujung kantin, aku merasa terkejut dan syok dengan apa yang baru saja kulihat. Kak Sinta bisa menembus tembok, apa aku bisa melakukannya juga?, aku mencoba untuk menyentuh tembok dengan jari jemariku. Dan yaps... ternyata bisa, hahah jujur ternyata ini yang dirasakan arwah selama ini toh. 

Ketika tubuhku sudah menembus tembok, aku baru tersadar kalau ini adalah taman belakang Sekolah, jarang ada siswa yang datang kesini. Apalagi semenjak ada desas desus kalau disini berhantu, aku melihat sekeliling untuk mencari dimana kak Sinta. Namun sama sekali aku tidak melihat keberadaannya, selang beberapa detik aku melihat sekeliling. Kembali terdengar suara tangisan wanita dari arah, pojok taman yang banyak tertutup pepohon lebat.

Aku memasuki pepohonan itu dengan menembus semuanya. Terdapat kak Sinta yang sedang menangisi sebuah gundukan tanah.

"Hai. Kau mengenaliku?" tanya kak Sinta. "Sudah kuduga kamulah yang akan membantu." Ucap kak Sinta yang tidak kupahami apa yang dimaksud dia.

"Ya saya mengenali kakak." Jawabku mengangguk pelan.

"Bisakah kamu menolongku, aku tau kamu masih hidup, tolong bantu aku. Kamu sudah  melihatku seperti inikan, kamu juga tau berita tentangku. Kumohon bantu aku."

Aku tidak berniat untuk membantu arwah yang sudah meninggal, dan aku juga tidak ingin ikut campur urusan arwah. Aku saja tidak tau dengan apa yang terjadi pada diriku, sudah mau membantu orang lain.

"Hmm... maaf kak, saya gak bisa. Maafkan saya." Tolakku dengan sopan.

"Kenapa gak bisa, bantu aku kumohon!."

Aku berbalik badan dan meninggalkan dia, menurutku hal yang terpenting sekarang adalah aku kembali ke tubuhku.

"BANTU AKU KUMOHON!!!" Teriak kak Sinta dari belakang, jujur ada sedikit rasa takut bagaimanapun, aku baru pertamakali bicara dengan arwah orang meninggal.

"Tolong...tolong bantu aku, kumohon." Ucap kak Sinta, yang masih terdengar dikupingku.

Peralahan ada rasa kasihan, bagaimanapun aku bisa membantu mengungkapkan kepada semua orang kalau dia sudah tak hidup. Tapi mau bagaimana lagi aku sudah menolaknya, toh aku juga punya masalah.

Semakin lama aku berjalan semakin aku merasa seperti arwah juga, apa aku sudah mati juga?, sekarang sudah jam berapa ya?, Aku berjalan kearah UKS dimana sebelumnya tubuhku diletakan. Terkejut aku ketika UKS semakin ramai, Ayah dan Ibuku juga berada disana. ada ambulance yang datang, mungkin akan mengantarku kerumah sakit.

"Dito... bangun nak, ini Ibu. Dito." Ibuku menangis ditubuhku entah kenapa rasanya sangat sesak melihat Ibuku seperti itu.

Ayahku hanya bisa melihat tubuhku dengan rasa tidak percaya dengan apa yang terjadi padaku.

Terpopuler

Comments

Kardi Kardi

Kardi Kardi

nice storyyy

2022-06-02

1

LANANG MBELING

LANANG MBELING

numpang spam

2022-02-16

1

IntanhayadiPutri

IntanhayadiPutri

Aku mampir nih kak, udah 5 like dan 5 rate juga.. jangan lupa mampir ya ke ceritaku

TERJEBAK PERNIKAHAN SMA

makasih 🙏🙏

2020-12-03

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!