#12•Jalan Kamboja

《Cobalah untuk menutup matamu, jika kamu melihat sosok gaib, setidaknya kamu tidak melihat wajah menyeramkannya.》

"Oh yasudah, lanjutkan makan kalian. Jika kurang tambah ya Dimas, Riko." ujar ibu seraya meninggalkan ruang makan entah kemana.

Ruang makan hening tanpa ada pembicaraan sedikitpun, Dimas dan Riko hanya fokus kepada makanan yang ada di depan mereka. Riko bangkit dari duduknya dan mencuci tangannya yang sebelumnya dia gunakan untuk menyantap makanan. 

Riko kembali duduk, di kursi yang dia gunakan sebelumnya dan berkata. "Kalian baca grup gak? katanya anak-anak kelasan pada pengen kumpul nanti malem di rumah apip, kalian berdua ikut?" tanya Riko.

"Belum baca grup, gak tau deh ikut apa enggak nanti malem, kalo kamu ikut Dit?" seru Dimas memutar balikan pertanyaannya kepadaku.

"Gak tau, kalo kamu ikut Mas, bakalan aku usahain, tapi kalo kamu gak ikut. Kayaknya aku juga gak bakalan ikut, kan kalian tau sendirikan kalau di kelas aku gak terlalu dekat dengan siapapun selain dengan Dimas, kamu aja Ko karna kebetulan coba tadi kita gak ketemu di warung bakso, gak mungkin aku bisa sedekat ini sama kamu." jelasku.

Setelah tiga jam, Dimas dan Riko bermain di rumahku, mereka izin pamit untuk pulang kerumah karna takut di cariin orang tua. "Tante Dimas dan Riko pamit pulang ya tan, terimakasih banyak untuk masakannya, enak lohh... tan." ucap Dimas memuji masakan ibuku. 

"Iya tan, Riko pamit pulang. Riko juga ngucapin terimakasih ya untuk masakannya yang enak tadi heheh... " seru Riko membuat ibuku tersenyum bahagia.

"Iya-iya, kalian hati-hati ya di jalan." balas ibuku yang sedang duduk di sofa.

Mereka berdua bersalaman dengan ibuku dan langsung pulang, kuantar mereka hingga ke depan pagar. "Udah Dit, sampai sini saja, terimakasih yo. Nanti malam ku kabari lagi ya" seru Dimas.

Dimas dan Riko akhirnya pulang bareng karna arah rumah mereka searah.

***

Jam sudah menunjukan pukul tujuh malam, seperti biasa aku menunggu makan malam siap, dan juga menunggu ibu memanggilku untuk turun kebawah. Kuperhatikan penunggu rumahku sedikit lumayan menyeramkan, ada tiga sosok yang terlihat dari kelebihanku ini, yaitu kuntilanak yang berada di kamar mandi dalam kamarku, sesosok anak kecil tanpa bola mata yang selalu berlari kesana kemari, dan juga kakek-kakek penjaga toilet bawah.

Tiba-tiba suara ibu nengagetkanku dari lamunan. "Dito, turun kebawah!"

"Iya bu Dito kebawah." jawabku sambil bergegas menuruni tangga.

Sesampainya aku di bawah, ku lihat tidak ada ayah di meja makannya. "Bu, ayah mana? belum pulang?" tanyaku sembari duduk di kursi, tidak seperti biasanya ayah lembur.

"Ayahmu sedang keluar kota untuk urusan bisnis, seharusnya ibu juga keluar kota tapi ibu kasian kepadamu jika harus di tinggal sendirian di rumah." jelas ibu kepadaku.

"Gak apa-apa bu seharusnya ibu keluar kota saja, Dito bisa nginep di rumah tante Evi." jawabku, tante Evi adalah ibu dari Dimas sudah menjadi kebiasaan jika aku selalu menginap di rumah Dimas karna ibu dan ayahku yang selalu berpergian bisnis keluar kota.

Tiba-tiba dering handphoneku berbunyi, ternyata tellphone dari Dimas. "Ya hallo? kenapa Mas?"

"Di-dit, tolong aku. Aku kesasar di dalam rumah kosong jalan kamboja, tolong Dit!" ucap Dimas dengan suara gemetar ketakutan.

"Tapi Mas... " 

"Tut...tut...tut... " sambungan terputus, kucoba ulang menelpon balik Dimas namun tidak ada jawaban sama sekali darinya. "Nomor yang anda tuju sedang di luar jangkauan cobalah beberapa saat lagi."

Ibu menatapku bingung. "Ada apa Dit?" tanya ibu khawatir.

"Ini bu, anu... itu Dimas." jawabku tidak bisa berfikir.

"Ngomong yang benar Dit!" 

"Bu, Dito pamit dulu ya bu, Dito janji gak bakal pulang larut malam." ucapku seraya mencium tangan ibu dan bergegas naik ke dalam kamar untuk mengambil jaket dan kunci motor.

"Dit, hati-hati!" 

"Iya bu!" jawabku sambil menyalakan mesin motor.

Aku menuju jalan Kamboja yang setauku dekat dengan komplek perumahanku. Sesampainya aku di jalan Kamboja, aku berniat untuk bertanya pada seseorang di mana rumah kosong Kamboja berada. Karna begitu banyak rumah yang berdiri di jalan Kamboja, dari kejauhan aku melihat pedagang kacang rebus, mungkin aku bisa bertanya padanya.

Aku memberhentikan motorku di samping grobak pedagang kacang rebus itu dan memulai niatku untuk bertanya padanya. "Permisi pak, saya ingin tanya. Kalau boleh tau yang mana ya rumah kosong di jalan ini?" tanyaku pada bapak penjual kacang rebus.

"Ini dek, lurus paling ujung pertigaan." jawab bapak penjual kacang rebus dengan wajah hancurnya memperlihatkannya padaku.

Aku langsung nyebut dan menyalakan kembali mesin motorku cepat-cepat. "Mau kemana dek? tidak ingin beli kacang rebusnya?" hantu bapak penjual kacang rebus itu mendekati motorku, sialnya motorku sangat sulit untuk di nyalakan.

Aku terus berusaha untuk menyalakan mesin motorku, untungnya mesin motorku akhirnya menyala. Dan aku langsung bergegas pergi meninggalkan bapak penjual kacang rebus hantu tersebut.

Terpopuler

Comments

Danur

Danur

kok tiba tiba jadi hantu? jawab Thor penasaran

2021-10-09

0

Anggie Nifmala

Anggie Nifmala

Sereem

2021-05-21

0

Naoki Miki

Naoki Miki

haii mampir yuk ke krya q 'Rasa yang tak lagi sama'
cuss bacaa jan lupa tinggalkan jejaakk🤗
tkn prfil q aja yaaa😍
vielen danke😘

2020-10-19

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!