#20•Kekacauan Dalam Bis

《Akan tiba saat dimana, mimpi terburukku akan menjadi kenyataan.》

"Kita di bis dua, semua anak kelasan sudah berada di dalam bis, tinggal kamu saja yang belum masuk ke dalam bis." jelas Dimas yang berada di depanku.

"Oh, baiklah." jawabku sambil berjalan ke arah bis yang tertempel kertas bertuliskan bis dua. "Aku duduk di mana?" tanyaku kepada Dimas, sebelum masuk kedalam bis.

"Kamu duduk di bagian belakang, bersamaku." 

Ketika aku sudah berada di dalam bis, semua mata tertuju padaku, seolah-olah mereka tidak ingin aku untuk ikut acara camping ini. "Dit, cepat jalannya!" perintah Dimas, padaku yang berada di belakangnya. Karna semua anak sudah lengkap di bis dua, atau bis yang aku tumpangi, dengan bis yang kesatunya juga sudah lengkap, akhirnya perjalanan dimulai.

Selama kurang lebih tiga jam di dalam bis, akhirnya kami berhenti di rest area, atau bisa dibilang sebagai tempat beristirahat. "Perhatian! jangan pergi terlalu jauh dari area sekitar sini! kita berkumpul di depan bis lagi jam empat lewat lima puluh, jika telat akan kami kenakan hukuman!" ujar panitia dari acara kemah.

"Baik kak." jawab serentak teman-temanku termasuk aku.

Akhirnya semua anak berpencar, ada yang berfoto-ria, ada yang makan, ada yang ketoilet termasuk aku dan Dimas yang berniat untuk buang air kecil di rest area ini. Selesainya kami buang air kecil, aku dan Dimas mencuci tangan di wasttafel. Aku merasakan ada seseorang yang baru saja lewat di belakangku dan masuk ke dalam toilet paling ujung. "Dim, tadi ada orang ya, yang lewat belakang kita terus masuk kedalam toilet?" tanyaku memastikannya pada Dimas yang berada di sampingku, jika itu manusia berarti Dimas bisa merasakannya dan melihatnya jugakan.

"Enggak aku gak lihat seseorang selain kita yang berada di dalam toilet, kamu salah lihat kali." jawab Dimas yakin.

Aku tidak melanjutkan bertanya lagi, dan berfikir mungkin saja hanya sugestiku, tapi keanehan mulai terjadi setelah aku berfikir kalau itu hanyalah sugestiku saja, air toilet tiba-tiba menyala sendiri. "Dit, perasaankan tadi air toilet gak ada yang menyalakan? kok tiba-tiba ada suara air?" tanya Dimas bingung.

Keheningan terjadi antara aku dan Dimas, air toilet yang semula terdengar kini kembali menghilang seperti ada yang mematikan. "Dit... Dit mau kemana kamu?" Dimas kembali mengeluarkan pertanyaannya padaku.

"Ya mau ngeceklah, kali aja ada yang rusak." jawabku seraya berjalan meninggalkan Dimas yang berada di belakang.

"Udahlah gak usah, waktunya juga mepet ini, nanti telat kumpul kita kena hukuman." 

Namun aku tidak menggubris ucapan dari Dimas, toh cuman ke toilet paling ujung sebentar gak memakan waktu banyak. Sontak aku terkejut dan langsung nyebut, sesosok yang entah apa, berkepala botak dengan bagian kepala yang paling atas bolong serta badan yang sangat kurus, menyeramkan menghadap ke arahku. "Dit, kenapa kamu? sudahku bilang lebih baik kita kembali ke bis." ujar Dimas menarik paksaku yang masih syok atas apa yang kulihat barusan.

Aku dan Dimas kembali kumpul, dan masuk kedalam barisan yang telah di buat. "Eh itu Hafiz kenapa lagi di depan situ?" celetuk Dimas yang langsung di jawab oleh Riko yang berada di sampingnya. 

"Kepergok ngerokok dia." jawab Riko singkat.

"Et dah ya, lagi di acara sekolah masih aja sempet-sempetnya ngerokok." cetus Dimas kesal.

Karna dari kelas kami ada yang melakukan pelanggaran, satu kelas juga kena imbasnya kami tidak akan di perbolahkan berhenti di Rest area selanjutnya, dan semua anak langsung mengeluarkan semua kekesalan mereka kepada Hafiz, namun Hafiz tidak memperdulikan mereka dan tetap masuk kedalam bis dengan raut wajah biasa saja.

Bis kami melanjutkan perjalanan menuju perkemahan Alas Purwo, kuperhatikan semua anak sudah tertidur dengan pulas, kecuali aku, dan Ikhsan yang sedang memainkan ponselnya, kulihat jam tanganku yang sudah menunjukan pukul setengah tujuh atau jam enam lewat lima sembilan.

Pandanganku, terfokuskan keluar kaca jendela bis. Samping kiri dan kanan bis adalah pepohonan yang menjulang tinggi ke atas serta jalanan yang hanya sedikit penerangannya. Tanpa diduga aku tertidur pulas sampai akhirnya terbangun karna bis tiba-tiba saja berhenti, aku mencari tau sebab kenapa bis berhenti, ternyata ada satu murid yang ingin buang air kecil, katanya sih namanya Devita.

Karna bis berhenti di tengah-tengah hutan, dan yang pastinya ada pohon. Dari dalam jendela kaca bis, aku bisa melihat dengan jelas sesosok perempuan berambut panjang, mirip dengan Kuntilanak sedang berada di atas pohon dengan menguncang-uncang kakinya, dengan suara ketawa yang sudah menjadi ciri khas dari kuntilanak.

Devita kembali kedalam bis dengan raut wajah datarnya, kemudian bis melanjutkan perjalanan. Namun ada sedikit keanehan, tapi apa ya.

***

Malam semakin larut, dering telphone entah berasal dari handphone siapa, sangat mengganggu hingga membuat Dimas terbangun dan kesal. "Woi itu bunyi handphone siapa sih! matiin apa!" bentak Dimas membuat semua anak menjadi terbangun. 

"Eh iya maaf ya ini handphone aku, ada yang tellphone maaf ya maaf, baru dengar soalnya tadi tidur heheh... " tutur Ervina, suara dering tellphone sudah tidak ada, namun berubah menjadi kegaduhan. "Devita tertinggal di belakang!" teriak Ervina panik.

"Apaan sih! orang Devita aja tadi udah duduk di samping lu." celetuk Ikhsan tak percaya dengan ucapan Ervina.

"Aku serius! Devita gak ada di sampingku, dan tadi yang nellphone juga Devita, katanya dia masih tertinggal di belakang!" 

"Maaf neng, tadi temen neng udah masuk kedalam, bapak juga ngeliatnya kok kalau dia langsung duduk." seru pak Supir yang mengendarai bis.

"Tapi sekarang jelas-jelas Devita gak ada di samping saya!" jawab Ervina semakin panik.

Aku memang melihat dia dengan jelas Devita duduk, namun aura serta energinya benar-benar berbeda, ternyata ini keanehannya. 

"Tenang-tenang, di belakang masih ada bis satu dan bis tiga, Devita bisa naik bis satu dan bis tiga saya sudah menellphone panitia serta pembina yang ada di bis satu dan tiga, sekarang kalian semua saya perintahkan baca-baca surah atau doa, minta perlindungan pada yang maha kuasa, jangan berfikit negatif, PAHAM!" jelas panitia acara.

"Paham kak." jawab serentak semua siswa.

Baru di perjalanan saja sudah banyak hal yang terjadi, bagaimana jika sudah sampai di tempat perkemahan Alas Purwo.

"Dit, San." panggil Dimas memanggilku dan Ikhsan. "Kalian berdua melihat jelas Devita duduk di kursi?"

"Kalau aku sih lihat, karna sepanjang perjalanan aku gak tidur, gak tau deh kalau Dito." jawab Ikhsan.

"Aku melihat." jawabku singkat.

"Wah berarti kalian tadi melihat hantuuu... hihihi hayoloh. " ledek Dimas dengan nada suaranya yang meledek.

Terpopuler

Comments

March3071😘

March3071😘

Karya yg keren, qu suka bgt.. 👍💓🥰

2022-07-11

2

🎯Pak Guru📝📶

🎯Pak Guru📝📶

LIKE

2020-09-01

0

Triana R

Triana R

Halo kak auThor... aku mampir lagi, semangat terus ya 💪

2020-07-28

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!