#16•Mencari Informasi

《Jika semua orang bisa melihat sepertiku, mungkin sekarang aku tidak akan merasa sendirian.》

Selama pembelajaran berlangsung tidak ada hal yang terjadi, aku hanya fokus ke pelajaran sedangkan Dimas fokus mengobrol dengan teman yang berada di depannya. 

Hari pertamaku kembali kesekolah akhirnya selesai juga, bel pulang berbunyi yang membuat seisi kelas menjadi heboh. Aku kembali pulang bareng bersama Dimas, walaupun nanti akan berpisah di jalan, karna arah rumahku dengan arah rumahnya Dimas yang berbeda.

Aku mengurungkan niatku untuk bertanya pada Dimas tentang acara camping sekolah di Alas Purwo, karna bagaimanapun pasti ujung-ujungnya Dimas akan memaksaku untuk ikut acaranya. "Dit, kamu akan ikut acara campingkan besok?" tanya Dimas yang sudah kuperkirakan kalau dia akan bertanya mengenai hal itu.

"Yah.. Mas, aku belum tau. Kan kamu tau sendiri kalau aku baru saja keluar dari rumah sakit." alasanku untuk tidak membuat Dimas memaksakan aku ikut denganya.

"Sudah pasti aman kok, ada pembina serta panitia acaranya juga, ikut ajalah biar ada kenang-kenangannya di SMA." sambung Dimas tetap kekeh memaksaku untuk ikut.

"Iya-iya yaudah nanti aku pikirin lagi." tak terasa kami sudah harus berpisah karna arah rumah Dimas yang kekiri dan arah rumahku kekanan.

"Okey, sampai jumpa lagi besok jam setengah satu di sekolah, jangan lupa bawa hal hal yang sudah diinfoin di grup kelas yo " ujar Dimas mengingatkanku akan hal-hal yang perlu dibawa seraya dia berjalan berlawanan arah denganku.

Sesampainya aku di rumah. Kulihat rumah sangat sepi, sepertinya ibu sedang sibuk dengan bisnisnya, dan benar saja aku menemukan note yang bertuliskan "Hari ini ibu lembur kerja, kalau kamu ingin makan, ibu sudah buatkan opor ayam yang ibu taruh di dalam kulkas hangatkan jika kamu ingin makan." isi note yang bertuliskan tulisan tangan ibu.

Setelah membaca note yang ibu berikan, kemudian aku beristirahat merebahkan tubuhku di atas sofa, aku kurang berani jika harus langsung masuk kamar, tadi pagi saja aku mencari-cari alasan agar ibu bisa menemaniku masuk ke dalam kamar. Tak lama, aku teringat dengan acara camping sekolah besok, dan berpikir bagaimana jika aku mencari tau lebih tentang Alas Purwo, setidaknya aku mengetahui sosok-sosok yang ada di sana, serta info-info yang berguna bagiku.

Jadi nanti aku tidak kaget lagi jika melihat beberapa makhluk tak kasat mata yang berada di sana. Aku mencari tau tentang Alas Purwo diinternet, rata-rata informasinya adalah Alas Purwo hutan yang menyeramkan, padahal Alas Purwo mensuguhkan pemandangan alam, serta sejarah, yang berbeda dari kebanyakan hutan. 

Jarak tempuhnya juga lumayan cukup jauh, Mitos di sana pun cukup terkenal, seperti saat mengunjugi Alas Purwo, kamu mendengar suara asing memanggil maka jangan langsung untuk menengok ke belakang. Hal itu dipercaya akan membawa malapetaka, orang tersebut akan dibawa oleh makhluk gaib yang memanggilnya. "Ikut atau gak usah ikut aja ya?" gumamku bertanya pada diriku sendiri.

Namun sangat disayangkan aku tidak menemukan nama-nama sosok yang ada di sana, melainkan penampakan-penampakan makhluk ghoib di Alas Purwo bermacam-macam bisa berupa pocong, genderuwo dan lain-lain. Penampakan-penampakan tersebut memang bukanlah hal yang janggal karena alas purwo sebagai tempat berkumpulnya makhluk ghoib dari berbagai makhluk ghoib di pulau jawa. 

"Bagaimana ya? ikut atau enggak ya, kalau terjadi apa-apa denganku bagaimana, apalagi dengan kelebihanku ini, akhhh... pusing jika harus dipikirkan berulang-ulang." gumamku untuk yang kedua kalinya, yang membuat kulabil harus ikut atau tidak.

Ketika aku sedang merasa bingung dan labil, terdengar bunyi bel dari arah depan rumah. Ketika kubuka ternyata Dimas yang mengebel. "Dit, kamu benar-benar tega padaku, aku sudah nunggu lama di sini cepat bukakan gembok pagarnya." gerutu Dimas.

"Kamu aja baru ngebel, lagian ada apa kamu kemari?" tanyaku sembari membukakan gembok pagar rumah yang kukunci.

"Aku juga gak mau kesini, mendingan main game di rumah, tapi karna aku diperintah sama tante Dina untuk menemani kamu yang di rumah sendirian, yaudah deh aku iyakan saja perintahnya, gak mungkinkan aku tolak." jelas Dimas berjalan kearah dalam rumah, Dina adalah nama ibuku atau bisa dibilang ibuku adalah tantenya Dimas, ibunya Dimas adalah adik dari ibuku jadi itulah asal usul kenapa kita bisa bersaudara.

Aku berjalan ke arah dapur untuk membuatkan Dimas minuman, dan Dimas berjalan kearah sofa, di mana tergeletak handphoneku yang lupa kumatikan. "Dit, kamu meninggalkan handphonemu menyala, tidak takut akan panas, aku liat ya." ucapan Dimas yang tidak bisa ku dengar dari dapur.

Selesainya aku membuatkan minumannya, aku berjalan menuju sofa untuk memberikan minumannya pada Dimas. "Nih minumanmu." seruku seraya duduk di sampingnya.

"Hhmm... ada yang lagi nyari informasi tentang hutan Alas Purwo nih, kamu takut ya... dasar penakut." ledek Dimas, yang rasanya ingin ku jait saja mulutnya, dia bisa bicara seperti itu. Karna dia tidak bisa melihatnya, coba aja dia bisa melihatnya, mungkin sudah ciut dia kayak ayam kejepit.

Terpopuler

Comments

Katakiri

Katakiri

Thor, seriusan lu bisa liat kek gitu??

2021-08-16

0

🎯Pak Guru📝📶

🎯Pak Guru📝📶

LIKE

2020-09-01

1

Di hapus

Di hapus

lanjut

2020-07-26

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!