#17•Penghuni Rumah Sebelah

《Sebelumnya aku memang takut melihat mereka, namun seiring berjalannya waktu rasa takutku tetap terus bertambah, sampai akhirnya aku menyerah.》

"Dimas, ada sosok kepala buntung di belakangmu!" kataku menakut-nakuttinya.

"Mana! usir! tolong usir dia!" teriak panik Dimas. Aku hanya menahan tawaku melihat raut wajah Dimas yang ketakutan.

"Hahahah... kamu saja penakut, ngatain aku penakut, yehh masih untung kamu gak lihat." Dimas hanya menatapku dengan tatapan sinis matanya.

"Ohhh, jadi kamu ngerjain aku Dit. Awas kamu! kubalas nanti." gumam Dimas kesal.

Selama di rumahku, Dimas dan aku hanya asik bermain game, tidur, makan, menonton film horror, ternyata film horror tidak semenyeramkannya dengan kehidupanku, bahkan di sepanjang film aku hanya berwajah datar, berbeda dengan Dimas yang ketakutan bukan main, bahkan dia sampai menahan air matanya karna saking ketakutannya dia.

Ketika kami berdua sedang asik menonton film suara gedoran sangat kencang terdengar di kuping kami berdua, asalnya dari arah tembok yang berada di samping rumah kosong, aku bertatap-tatapan dengan Dimas, merasa aneh sekaligus juga bingung dengan apa yang terjadi. "Kamu juga mendengarnya?" tanyaku memastikan apa Dimas mendengarnya juga atau tidak.

Dimas hanya mengangguk pelan, membuktikan kalau dia memang mendengarnya juga. "Bukannya kamu pernah bilang ya, kalau rumah sebelah kosong?" tanya Dimas bingung, dan mengerutkan jidatnya.

"Dug...dug...dug...!" gedoran dari arah rumah sebelah terdengar kembali, namun kali ini jauh lebih kencang dari gedoran yang sebelumnya. Membuat aku dan Dimas menjadi lebih panik dan takut dari sebelumnya ditambah lagi suara-suara dari film horror yang sedang kami tonton menambah rasa mistis yang ada sekeliling kami bertambah. "Dug...dug...dug!!" gedoran itu kembali terdengar berulang-ulang, sampai akhirnya aku memberanikan diriku, dan mengajak Dimas untuk masuk ke dalam rumah sebelah, memastikan siapa orang di balik gedoran ini.

Kami berdua sudah berada di depan gerbang rumah kosong yang berada di samping rumahku. "Dit, kamu yakin mau masuk? aku takut, aku nunggu luar aja deh." kata Dimas, menolak untuk masuk kedalam rumah kosong sebelah rumahku.

"Gak ah, kamu tetap harus ikut denganku, setidaknya kita tau siapa dan alasannya apa menggedor tembok, sampai terdengar ke dalam rumahku." jawabku membantah penolakan Dimas.

"Yasudah, tapi kamu duluan ya yang masuk." 

Akhirnya dengan rasa takut, aku melangkahkan kakiku untuk masuk kedalam rumah kosong yang berada di sebelah rumahku, kupegang gagang pintunya dan kubuka perlahan pintu berwarna coklat dengan sarang laba-laba di atasnya, benar-benar terlihat sangat menyeramkan. Aku dan Dimas sekarang sudah berada di dalam rumah kosong yang selama ini digosib-gosibkan banyak hantunya, aku jadi kembali teringat yang di ceritakan mbak Tin sebelum aku memiliki kelebihanku ini.

"Dug... dug... dug...!" gedoran kembali terdengar dari arah depan kami.

"Brak...!" pintu yang sebelumnya digunakan untuk masuk kedalam rumah jelas-jelas terbuka, namun tiba-tiba saja tertutup dengan sendirinya, padahal pada saat ini tidak terasa ada angin yang berhembus sama sekali, melainkan sebaliknya terasa panas dan juga pengap. 

"Dim, kenapa kamu menutup pintunya?!" gumamku bingung.

"Ih apaan sih Dit, pegang aja engga, masa aku bisa tutup pintunya tanpa megang pintunya, kamu gak lihat atau ngerasain nih kedua tanganku berada di samping kanan-kiri badanmu." jawab Dimas mengelak ucapanku.

Karna keadaan dalam rumah menjadi gelap aku meminta kepada Dimas untuk memberikan handphone yang dia bawa di sakunya untuk digunakan sebagai pencahayaan "Dim, kamu bawa handphonekan, berikan handphonemu."

Dimas memberikan handphonenya padaku, aku menyalakan senter dari handphonenya Dimas, dan kembali melangkahkan kakiku, untuk masuk lebih dalam kerumah kosong ini, karna sampai saat ini hanya terdengar suara gedorannya saja namun asalnya belum kami ketahui dari mana.

"Dit... Dit, kayaknya ada orang deh disana." seru Dimas membuatku mendelikkan mataku lebar-lebar.

"Mana?!"

"Ituloh yang ngintip-ngintip dari ruangan di depan kita."

"Ah iya, Hai ada orang di sana? jika iya maka menjawablah." ucapku kepada seseorang yang berada di sebuah ruangan di depanku, dengan bolak balik mengintip aku dan Dimas dari kejauhan.

"Eh... eh Dit, mau ngapain kamu?"

"Mau mendekat kedia lah, siapa tau dia penghuni rumah ini, kitakan bisa kasih tau keluhan kita kedia."

"Kalau dia setan bagaimana, udahlah gak usah mendekat. Coba kamu lihat deh kelantai masa ada tali panjang banget di sampingnya." ujar Dimas bingung dan juga merasa aneh.

Terpopuler

Comments

🎯Pak Guru📝📶

🎯Pak Guru📝📶

Assalamualaikum Teman²
yuk dukung karyaku, baru lulus kontrak looo,

ILMU YANG BERMANFAAT

LIKE dan KOMEN serta VOTE
sangat membatu loo...

Rate 5 bintang pula yaaaa..

terima kasih

2020-09-01

0

milnau

milnau

serem sih. Tapi penasaran😯

2020-09-01

0

Yana Picisan

Yana Picisan

Semangat kak🌸🌸

2020-07-26

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!