#15•Acara Camping Sekolah

《Sopan, menjaga kebersihan, tidak mengganggu, dan lain sebagainya, untuk mereka yang tak kasat mata. Setidaknya kita menghargai kalau mereka memang ada.》

Pagi telah tiba, aku bersiap-siap untuk berangkat pergi kesekolah. Semalam adalah malam terberat bagiku, bagaimana tidak ternyata kamar orang tuaku sama menyeramkannya dengan kamarku, bahkan sosok yang ada di kamar orang tuaku lebih menyeramkan dibanding kamarku, sosok itu merayap di atas langit-langit kamar dan menjatuhkan rambutnya di atas kepalaku, hal hasil aku hanya menutup mataku, tetapi rohku tetap terjaga.

Selesainya aku memakan sarapanku, aku pamit kepada ayah dan ibuku untuk berangkat pergi kesekolah. "Bu, yah. Dito pamit kesekolah ya." salimku kepada mereka dan bergegas pergi kesekolah.

Seperti biasa aku berjalan kaki menuju sekolah, kuperhatikan walaupun di pagi hari, sosok-sosok hantu tetap bergentayangan kesana kemari, walaupun tidak seramai malam hari.

Setelah beberapa menit di perjalanan, aku akhirnya sampai juga di depan sekolah, dari belakang Dimas merangkul bahuku. "Eh Dito, bagaimana keadaanmu? sudah baikan? berarti kamu bisa dong ikut acara camping di Alas Purwo?" ucap Dito membuatku sedikit tidak paham.

"Camping di Alas Purwo?" gumamku bingung.

"Iya camping, oh iya kamukan baru keluar dari rumah sakit ya, jadi belum dapet informasi mengenai acara sekolah. Jadi ginih besok sekolah mau ngadain camping di Alas Purwo, jadi besok anak-anak kumpul di depan sekolah jam setengah satu siang, ayo kamu ikut aja." jelas Dimas, mengajakku untuk ikut camping sekolah.

Setauku Alas Purwo adalah hutan yang terletak diBanyuwangi, konon katanya Alas Purwo merupakan hutan tua paling angker se-Pulau Jawa. "Kamu serius sekolah ngadain camping di Alas Purwo? kamu gak tau berita dan mitos yang beredar tentang Alas Purwo." sambungku bingung, kenapa harus di Alas Purwo sedangkan banyak hutan camping lainnya.

"Ya mana aku tau Dit, kamu tanya aja sama panitia acaranya." jawab Dimas, seraya berjalan cepat meninggalkanku di belakang.

"Dimas tunggu!" 

"Iya, iya cepat dikit lagi bel masuk nih. Nanti disangka kita telat lagih." ujar Dimas yang sudah berada di depan kelas.

Pelajaran dimulai seperti biasa, kelas juga sudah kembali normal, Hafiz juga sudah kembali pulih dari komanya dan menjadi sedikit agak pendiam, walaupun masih terlihat seperti biasanya, namun sedikit mengurangi kesompralannya.

***

Bel istirahat telah berbunyi, Dimas telah mengoceh dari tadi karna katanya jalanku lambat, padahal dia yang dari tadi ngobrol dengan temannya hingga tidak mendengar bunyi bel, sesampainya aku dan Dimas di kantin, kulihat kantin sudah sangat penuh, halhasil kita berdua kembali kekelas dengan keadaan perut yang keroncongan. "Kamu sih Dit, kelamaan." gerutu Dimas yang membuatku tidak terima.

"Kok aku sih Mas, kan kamu yang gak denger bel, aku bilangin sudah bel istirahat kamunya malah gak percaya dan malah asik ngobrol." jawabku tidak terima.

"Iya deh aku yang salah."

Kami berdua hanya duduk dikelas, dan memainkan ponsel masing-masing. "Dit." panggil Dimas tiba-tiba.

"Ya ada apa?" jawabku menoleh kearahnya.

"Dari kemarin pundakku pegel-pegel nih, padahal udah dibawa ketukang urut tapi masih aja pegel, kata nenekku aku ketempelan, kamukan bisa ngeliat tuh, tolong liatin dong, emang bener, kalau bener usirin dong." Dimas memegang pundaknya yang terasa pegel.

"Sini aku liat." memang dari aku bertemunya di depan gerbang, aku tidak melihat ataupun merasakan ada sosok yang mengikutinya, namun jika dilihat dengan benar ternyata ada sosok anak kecil yang mengikuti Dimas di belakang tubuhnya, mungkin karna energinya yang tidak begitu kuat jadi aku tidak terlalu memperdulikan atau merasakan kehadirannya.

Aku mengajak bicara sosok anak kecil yang mengikuti Dimas, ternyata Dimaslah yang bersalah. "Dim, kamu abis menemukan gantungan kunci ya?" tanyaku memastikannya.

"emm, eh iya. Enam hari yang lalu aku habis menemukan gantungan kunci di jalanan, lagian keren bentuknya jari yaudah deh aku ambil aja."

"Kamu salah Mas, aturan kamu jangan ambil, kan itu bukan milik kamu, kalau kamu mau pundakmu gak pegel-pegel lagi kembalikan gantungan kunci itu ketempat kamu menemukannya." ujarku.

Setelah berbicang panjang lebar, hingga bunyi suara bel masuk pertanda selesainya jam istirahat.

Terpopuler

Comments

🎯Pak Guru📝📶

🎯Pak Guru📝📶

Assalamualaikum Teman²
yuk dukung karyaku, baru lulus kontrak looo,

ILMU YANG BERMANFAAT

LIKE dan KOMEN serta VOTE
sangat membatu loo...

Rate 5 bintang pula yaaaa..

terima kasih

2020-09-01

0

Di hapus

Di hapus

Lanjutlah, mumpung siang bacanya

2020-07-26

1

Triana R

Triana R

semangat semangat

2020-07-26

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!