Salah Jodoh?
Pernah merasa menikah dengan orang yang salah? Atau pernah merasa kehidupan setelah menikah tidak seperti yang dibayangkan? Setidaknya ada beberapa orang yang merasakan hal demikian. Merasa pasangan berubah setelah menikah, tidak seperti ketika masa pacaran. Ada yang merasa sangat berat menjalani pernikahan karena terpaksa menerima perjodohan yang sudah diatur oleh orang tua. Dan masih banyak lagi masalah pelik seputar biduk rumah tangga.
Ana:
Sudah hampir tiga tahun aku menikah. Yang terbesit di dalam pikiran ku masih sama. Apakah aku menikahi orang yang tepat? Rasanya aku sudah mengenal suami ku lebih dari sepuluh tahun. Ya, karena kami sudah menjalin kasih selama tujuh tahun sebelum menikah. Aku sudah membersamainya selama itu, namun aku masih merasa ada yang belum aku pahami tentang suami ku.
Suami ku seorang lelaki yang cukup baik menurut ku. Dia cukup tegas juga, namun terkadang bisa sangat lembut. Yang paling penting dia sangat penyayang. Pada awal pernikahan kami, aku merasa bisa melewati semua toh kami sudah berpacaran selama sekitar tujuh tahun. Namun, semua jauh dari impian dan bayangan ku. Kehidupan rumah tangga bukanlah akhir, tapi awal dari masa percobaan dan ujian. Entah apakah aku sanggup melalui ini semua sampai akhir?
Arina:
Tak pernah terbesit oleh ku akan menikah secepat itu. Di kala teman-teman sebaya ku sibuk mencari pekerjaan setelah lulus kuliah, aku sudah harus menikah saja. Bukan dengan lelaki pilihan ku. Lelaki yang menjadi suami ku kini adalah pilihan orang tua ku. Entah apa yang mereka ragukan dari cara ku memilih pendamping hidup. Aku merasa tersudut. Aku harus menikah dengan lelaki itu yang bahkan usianya terpaut tujuh tahun lebih tua dari aku.
Demi mematuhi orang tua ku, aku terpaksa menikah dengannya. Aku tak tahu apakah aku akan bahagia atau menderita. Aku bahkan tidak tahu siapa namanya. Apa yang akan aku bicarakan dengannya setelah menikah? Dan di sini lah aku, sudah menjadi isteri sah seorang lelaki bernama Leon.
Airin:
Aku cukup beruntung menikahi seorang lelaki yang juga sahabat ku sejak bangku SMA. Kami memang sudah dekat sejak itu, tapi kami tidak mengungkapkan perasaan kami satu sama lain hingga tiga tahun sebelum pernikahan kami. Aku yang dulu mengembara cinta, mencoba mencari jodoh ku ke setiap lelaki yang mendekati ku kini berlabuh pada sahabat dekat ku sendiri.
Kami memang saling memahami dan hidup berumah tangga dengannya pun menjadi sangat mengasyikkan. Namun, ada yang kurang dari pernikahan kami. Buah hati yang tak kunjung hadir. Sampai kapan kami, terutama aku, harus bersabar? Semoga disegerakan.
Alessa:
Pernikahan yang aku impikan terwujud. Menikah dengan pria yang aku cintai dan mencintai ku. Kami memang bukan dari kalangan orang mampu. Setidaknya kami dapat mencukupi kebutuhan kami sehari-hari. Walaupun kami tinggal serumah dengan orang tua ku, biduk rumah tangga kami berjalan cukup mulus di tahun pertama.
Namun, ujian pastilah datang. Kedua orang tua ku yang selalu menekan ku membuat aku merasa sesak dan terkadang ingin lepas dari mereka. Pergi jauh meninggalkan mereka dan hidup mandiri. Tetapi, ada banyak hal yang jadi pertimbangan kami. Mampukah aku tetap tegar dan berusaha masa bodoh? Mampukah aku meyakinkan kedua orang tua ku bahwa aku bisa bahagia?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Laily Choirunnisa
Pas bgt sbg referensi bagi para single 😁
2020-10-23
2