“Jadi begitu ceritanya,” ucap Andre setelah bercerita panjang lebar.
Arlan masih larut dalam rasa terkejut. Kenyataan ini menciptakan rasa takut. Bagaimana jika nanti Maysha tergoda oleh lelaki lain dan memutuskan untuk bercerai.
Tidak—tidak! Arlan berusaha menghilangkan pikiran konyol itu dari kepalanya. Mengingat betapa setianya Maysha menunggu selama tiga tahun ini. Tetapi, bukankah kemungkinan itu tetap ada? Apalagi sekarang di sisi Arlan ada Laura, sosok wanita egois yang ingin menguasai Arlan seorang diri dan tidak rela membaginya dengan Maysha.
“Kenapa, Lan? Kamu terkejut, kan?” Andre tertawa kecil setelah melihat raut wajah Arlan yang suram.
Arlan terdiam sambil mengusap wajahnya dengan telapak tangan. Pikirannya sekarang dipenuhi oleh Maysha. Tanpa melakukan apapun, Maysha telah mampu membangkitkan sesuatu yang selama ini dijaga Arlan dengan sangat baik, seperti kemarin malam. Hanya melihat bibir dan pinggang mulus sudah membuatnya on fire.
“Menurut kamu apa selain Dokter Mario, ada dokter-dokter lain yang dekat dengan Maysha?”
“Banyak!” jawab Andre frontal. “Makanya aku ingatkan, jangan sampai Maysha lelah dan menyerah. Kasihan dia sudah menunggu kamu selama ini. Tapi saat suaminya kembali justru sudah menikah dan punya istri hamil.”
Kepingan rasa bersalah mengakar semakin dalam ke hati Arlan. Teringat hari pertama kepulangannya. Maysha sempat mengajaknya untuk menghabiskan malam berdua di kamar mereka, tetapi Laura berhasil mencegah dengan alasan sakit. Janji kepada Laura untuk tidak menyentuh Maysha rupanya menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Kini, Maysha telah membatasi diri dan enggan disentuh olehnya.
Memikirkan itu membuat Arlan merasa sesak. Dasi yang melilit kerah kemeja ia tarik dengan kasar. Dan Andre selalu dapat membaca setiap gestur sang bos.
“Dengar Maysha dekat dengan laki-laki lain saja kamu sudah kepanasan, apa kabar Maysha yang setiap hari lihat suaminya tidur di satu kamar dengan perempuan lain?” Andre kembali menyerang dengan bahasa provokatif.
Arlan kembali membisu memikirkan Maysha. Meskipun wanita itu selalu melukis senyum, tetapi entah mengapa Arlan dapat melihat kesedihan yang memancar dalam tatapannya.
“Aku akan minta maaf dan bicara dengannya nanti.”
“Bukan hanya dengan Maysha, tapi dengan Laura juga. Beri Laura pengertian bahwa kamu juga harus adil terhadap Maysha.”
Arlan hanya menyahut dengan hela napas panjang. Sepertinya ia harus melakukan usaha lebih keras untuk mengembalikan ingatannya.
“Oh ya, kamu bilang aku kecelakaan saat menangani sebuah kasus.” Ucapan Arlan berhasil merubah nuansa santai menjadi tegang. Andre mengalihkan perhatiannya dari layar laptop.
“Benar. Kamu sedang menangani kasus kematian seorang mahasiswa bernama Noah Tristan yang melibatkan Tuan Nicholas Lucas. Noah tewas setelah mobilnya menabrak tiang beton, beberapa menit setelah menemui Tuan Lucas. Orang-orang menyebut bahwa Tuan Lucas adalah seorang mafia obat-obatan terlarang dan Noah mengetahui semua rahasianya. Tapi sampai sekarang semua misteri itu tidak terbukti.”
“Lalu bagaimana setelahnya?” tanya Arlan semakin penasaran.
“Setelah kamu menghilang, kasus itu ditangani oleh pengacara lain. Tuan Lucas dinyatakan tidak bersalah dan kematian Noah dinilai murni kecelakaan.” Penjelasan Andre membuat Arlan semakin penasaran dan ingin menggali lebih jauh. Tetapi, baru saja akan mengajukan pertanyaan lain, pintu sudah terbuka.
“Biarkan aku masuk, aku mau bertemu suamiku!” Suara Laura terdengar memekik. Arlan langsung menoleh ke arah pintu.
Laura masuk secara paksa diikuti seorang wanita yang merupakan sekretaris Andre. Baik Andre maupun Arlan sempat terkejut karena Laura tiba-tiba datang ke kantor.
“Maaf, Pak Andre, ibu ini mengaku sebagai istri Pak Arlan. Saya sudah mencegahnya masuk tapi dia memaksa,” ucap wanita itu.
“Tidak apa-apa, Rani. Kamu boleh keluar!”
“Baik, Pak!” Wanita itu membungkuk sopan sebelum akhirnya meninggalkan ruangan. Sementara Laura langsung duduk di samping Arlan dengan ekspresi kesal.
“Ada apa, Laura? Kenapa tiba-tiba menyusul ke sini?” tanya Arlan.
“Aku datang untuk meminta sesuatu dari kamu, Mas!”
“Apa lagi?”
“Aku merasa tidak dihargai di rumah kamu. Para pelayan di rumah kamu berani bergosip yang bukan-bukan tentang aku! Mereka berani menghina aku di belakang!” Laura naik pitam setelah tiba di rumah dan memergoki beberapa ART bergosip tentang dirinya, sehingga Laura marah dan meminta Pak Udin mengantarnya ke kantor untuk menemui Arlan.
“Tidak perlu semarah ini, Laura. Aku akan menegur mereka nanti,” ucap Arlan.
“Aku tidak butuh itu, Mas!” potong Laura cepat. Matanya yang merah memancarkan kemarahan.
“Jadi apa yang kamu inginkan?” Ada kerutan tipis di antara kedua alis tebal Arlan.
“Mulai hari ini aku tidak mau serumah dengan Mbak Maysha. Aku ingin kamu membeli rumah baru untukku. Satu lagi, aku mau kamu memberikan sebagian harta kamu atas namaku sebagai jaminan untuk anak dalam kandunganku!” pinta Laura sambil terisak-isak.
Deretan permintaan itu pun membuat Arlan menghembuskan napas panjang. Tak tahu harus menjawab apa, Arlan melirik Andre seolah meminta sebuah jawaban.
“Maaf, tapi sepertinya Arlan tidak bisa memenuhi keinginan kamu yang satu ini,” ujar Andre.
“Kenapa tidak bisa? Aku istri Mas Arlan dan aku juga berhak atas semua miliknya!” pekik Laura.
Andre beranjak menuju meja kerjanya dan membuka laci brankas yang ada di sana. Kemudian mengeluarkan sebuah map dan ia geser ke hadapan Laura dan Arlan.
Laura membuka lembar-lembar berkas yang diberikan Andre meskipun ia tak begitu paham apa yang tertulis di sana.
"Apa ini?" tanyanya sambil mengangkat satu lembar berkas.
Andre mengulas senyum tipis. “Satu hari sebelum kecelakaan tiga tahun lalu, Arlan sudah memindahkan semua aset dan harta miliknya atas nama Maysha Hadikusuma dan itu tidak bisa diganggu gugat oleh Arlan ataupun Maysha sendiri. Dalam surat wasiat yang ditandatangani oleh Arlan tertulis, bahwa seluruh harta Arlan sudah menjadi hak Maysha seorang. Jika terjadi sesuatu terhadap Maysha, maka hanya anak Arlan yang lahir dari Maysha yang akan menjadi ahli waris. Jika tidak, maka seluruh harta Arlan itu akan disumbangkan ke anak-anak yatim.”
Sepasang mata Laura membelalak. Seluruh tubuhnya mendadak lemas. Kertas di tangannya jatuh begitu saja.
...****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Dedeh Kuraisin
Sebelum pergi Arlan sudah memindahkan semua aset Arlan atas nama Maysha selain anak dari Maysha semua orang gx berhak
2024-12-08
0
Nitha Ani
mampoossss lauraa.hahaha
2024-11-04
0
Zieya🖤
kahkahkah...
2024-10-23
0