Spontan bola mata Arlan membulat penuh setelah mampu membedah maksud ucapan Andre dan membuat kesimpulan sendiri di benaknya. Laki-laki itu hampir tak percaya, apalagi di kamar Maysha ada banyak foto kebersamaan mereka yang terlihat sangat mesra. Tetapi kemudian tatapan penuh selidik ia arahkan kepada Andre. Bukankah sangat aneh jika sampai Andre tahu apapun tentang dirinya dan Maysha sampai urusan ranjang?
“Jangan mengarang sembarangan!”
Andre tergelak memamerkan deretan gigi putihnya yang berbaris rapi. “Kamu pasti bertanya-tanya dari mana aku tahu sampai bagian itu, kan?”
Sebenarnya Arlan tidak suka membahas masalah pribadi sampai ke bagian paling dalam. Apalagi jika Andre sampai memikirkan Maysha yang masih belum terjamah. Hal itu saja sudah mampu membuatnya naik darah.
“Lalu bagaimana kamu bisa tahu sampai bagian paling pribadi?” Karena penasaran akhirnya Arlan menanyakan.
Ingatan Andre pun langsung mengarah ke hari pernikahan sang bos tiga tahun lalu. Kala itu ia sudah pulang ke rumah dan bersiap untuk tidur karena tubuhnya sangat lelah. Beberapa hari kurang istirahat karena mengurus pernikahan Arlan yang digelar di sebuah hotel. Tetapi, baru akan terpejam, ponselnya sudah diberondong puluhan panggilan oleh Arlan.
“Ndre cepat ke hotel! Maysha berdarah!” perintah Arlan kala itu.
Kantuk yang sudah menguasai Andre seketika sirna, berganti menjadi perasaan panik. Laki-laki itu beranjak dari posisi nyaman dalam balutan selimut dan mencoba mengembalikan kesadarannya. “Hah? Berdarah? Bagaimana bisa?”
“Makanya cepat ke hotel!” desak Arlan lagi.
Tanpa banyak berpikir, Andre melompat turun dari tempat tidur dan menyambar kunci mobil. Ia bahkan masih menggunakan setelah piyama dan bergegas menuju hotel. Berkendara dalam kecepatan tinggi. Sebelumnya ia sempat menghubungi sebuah rumah sakit dan meminta disiapkan ruangan khusus untuk ibu bos. Dipikirnya Maysha habis jatuh dan terluka, atau kemungkinan terburuk dicelakai seseorang. Mengingat Arlan memiliki banyak musuh berbahaya.
Begitu tiba di hotel, ia malah mendapati Arlan begitu santai naik ke mobil dan meminta diantar ke minimarket. Andre yang panik belum mampu berpikir jernih.
“Maysha mana, Lan?” tanya Andre sedikit heran.
“Di kamar,” jawab Arlan santai.
“Kenapa kamu tinggal? Bukannya tadi kamu bilang Maysha berdarah?” Andre berteriak frustrasi, sementara Arlan malah asyik memainkan ponsel. Arlan sempat bingung melihat reaksi berlebihan dari Andre.
“Maysha memang berdarah. Makanya cepat antar aku ke minimarket!”
Semakin dalam kerutan di dahi Andre. Tetapi, panik membuatnya benar-benar kehilangan akal sehat dan bodohnya mengikuti perintah sang bos mengantar ke minimarket. Kebetulan jarak antara minimarket dan hotel tempat Arlan dan Maysha menginap tak begitu jauh. Hanya dalam beberapa menit mereka sudah tiba.
“Mau beli apa di sini?” tanya Andre, masih dengan sisa-sisa panik.
“Beli pembalut buat Maysha!”
Detik itu juga pikiran Andre baru terbuka. Mulutnya ternganga ketika pikirannya mampu menjabarkan keadaan sebenarnya. Dalam keadaan kesal, ia memukul setir mobil tanpa sadar.
“Jadi maksud kamu Maysha berdarah yang itu?” tanyanya nyaris membentak.
Tanpa rasa berdosa Arlan mengangguk.
"Kenapa tidak beli sendiri saja?"
"Tidak ada mobil, Ndre!" Arlan menjawab dengan hela napas panjang. Andre sangat menyesal mengapa sebelumnya tidak meninggalkan satu mobil pun di hotel, agar Arlan bisa keluar untuk membeli sendiri.
Dengan tidak manusiawinya Arlan memerintahkan Andre masuk ke minimarket untuk membeli pembalut pesanan Maysha. Hal paling memalukan dalam sejarah kehidupan Andre, di mana ia harus membeli keperluan pribadi wanita.
“Membeli beginian jauh lebih memalukan dibanding membeli sekotak kon-dom!” gerutu Andre setelah keluar dari minimarket dengan muka bersemu merah. Ia hempaskan kantongan belanjaan besar ke samping Arlan yang kala itu menunggu di mobil. Andre membeli banyak pembalut dengan berbagai jenis dan merk.
“Kamu borong semuanya satu minimarket, Ndre?”
“Dari pada salah beli dan disuruh balik lagi!” sahutnya kesal.
“Oh ya sudah,” balas Arlan santai. Tanpa mengucapkan terima kasih atau pun maaf karena sudah membuat panik di tengah malam buta.
Berdasarkan kejadian malam itulah, akhirnya Andre mengambil kesimpulan bahwa Arlan sama sekali belum pernah menjamah Maysha. Selain itu, sebelum berangkat keluar kota, Arlan sempat memintanya menyiapkan perjalanan bulan madu ke kota impian Maysha, yaitu Cappadocia di Turki. Arlan bahkan pernah berkata akan mengambil jatah malam pertamanya di kota itu.
Nahas, ia menghilang hanya berselang tiga hari setelah pernikahan.
...*****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Nitha Ani
yg sabar andre punya tmn seklek bisa2 km ikutan skelek/Joyful//Joyful/
2024-11-04
0
Lilik Juhariah
ha ha ha sabar pak Andre temennya agak gesrek
2025-01-30
0
Liana Noviyanti
🤣🤣🤣 Andre tepuk jidat
2024-09-17
0