Silahkan, Lompat!

Laura hampir tak percaya mendengar kalimat menyakitkan itu terlontar begitu saja dari mulut Arlan. Padahal selama ini Arlan hampir tidak pernah membentaknya. Dia selalu mengikuti apapun keinginan Laura dan jarang membantah. Hal itu menciptakan genangan cairan bening pada kedua bola mata Laura. 

“Apa maksud kamu, Mas?” tanya Laura hendak memastikan. 

“Tega-teganya kamu melimpahkan kesalahanmu sendiri kepada orang lain. Padahal kamu tahu betul bukan Maysha yang memasukkan bubuk cabai ke dalam makanan kamu!” Tatapan Arlan menghunus tajam, membuat amarah dalam hati Laura semakin melambung.

“Oh, jadi Mbak Maysha sudah berhasil meracuni pikiran kamu? Kasih tahu aku bagaimana cara dia memfitnah aku sampai kamu sepercaya ini!” 

Arlan menghembuskan napas kasar. Sebisa mungkin ia menahan amarah agar tak sampai menjatuhkan tangan ke pipi wanita di hadapannya. 

“Kamu mau tahu bagaimana Maysha meyakinkan aku? Lihat saja ini!” Arlan menyerahkan ponsel miliknya ke tangan Laura dengan kasar.

Laura gelagapan menatap tayangan di layar ponsel. Spontan saja wajahnya yang tadi merah karena dipenuhi amarah itu berubah pucat seketika. Rekaman CCTV di ponsel Arlan menunjukkan dirinya tengah mengendap-endap datang ke ruang makan dan menambahkan sesuatu ke dalam makanan. 

“Sekarang kamu punya penjelasan apa untuk rekaman CCTV ini?” cecar Arlan.

Tubuh Laura menegang. Kepalanya tertunduk dengan wajah semakin pucat. Lidahnya yang tadi begitu lantang memaki mendadak terasa kaku. 

Bagaimana mungkin ia tidak menyadari adanya kamera pengintai di rumah itu? Padahal ia mengira cara tadi sudah cukup bisa untuk menyingkirkan Maysha. Kepercayaan dirinya yang tinggi bak gedung Burj khalifa itu mendadak runtuh oleh rasa malu. 

“Jawab!” bentakan Arlan menggema di udara, membuat tubuh Laura tersentak. Pikiran wanita itu sedang melayang demi mencari sebuah cara agar bisa terhindar dari keadaan ini. 

“Ma-Mas, aku bisa jelaskan soal itu. Aku—” Suara Laura terdengar gemetar. Ia bahkan tak berani lagi untuk sekedar mengangkat kepala dan menatap Arlan. Terlebih setelah melihat kemarahan yang begitu nyata dalam setiap kata yang terucap dari bibir laki-laki itu. 

“Kamu tahu, Laura. Sudah dua kali aku membentak Maysha untuk sesuatu yang tidak dia lakukan. Kemarin kamu menuduh dia memberi kamu minuman yang membuat kamu sakit perut, dan hari ini kamu tega menuduh dia memasukkan bubuk cabai ke makananmu. Apa sebenarnya maksud dan tujuan kamu melakukan semua ini?!” 

Semakin gemetar saja tubuh Laura dibuatnya. Jika ini tidak segera diakhiri, bisa-bisa dirinya yang akan kalah dan terusir. Sementara Maysha akan memiliki Arlan seorang diri.

Tidak! Laura tidak akan pernah rela jika itu terjadi.

“Aku melakukan semua ini karena aku merasa kamu akan meninggalkanku kalau sudah mengingat masa lalumu!” pekik Laura dengan air mata berurai. 

"Hanya karena itu?" Arlan berdecak kesal sembari menggelengkan kepala tak percaya. "Kelakuan kamu ini yang membuatku tidak tahan!"

"Kamu tega sama aku, Mas! Ingat, aku sedang hamil anak kamu!"

Tanpa banyak kata, Laura mendorong dada Arlan. Kemudian berlari keluar kamar menuju balkon. Di sana ia memanjat dan hanya berpegang pada pagar pembatas. Arlan yang mengikuti dari belakang cukup terkejut dengan aksi nekat wanita itu. 

“Apa yang kamu lakukan, Laura!” teriak Arlan. 

“Aku lebih baik mati dari pada kamu meninggalkan aku, Mas!” Laura menjerit sambil terisak-isak. 

Keributan itu mengejutkan seluruh penghuni rumah. Maysha baru saja akan keluar kamar untuk berangkat ke rumah sakit tempatnya bekerja saat mendengar suara teriakan Laura dari arah balkon. Bik Wiwin dan Yanti juga datang dari lantai bawah. Keduanya menatap bingung.

“Ada apa itu, Non?” tanya Bik Wiwin. 

“Saya juga tidak tahu, Bik.” 

Ketiganya berbondong-bondong menuju balkon. Jika Bik Wiwin dan Yanti sangat terkejut melihat Laura sedang melakukan percobaan bunuh diri, maka berbeda halnya dengan Maysha yang justru terlihat santai. Wanita itu hanya menatap tanpa ekspresi. Seolah Laura dianggapnya hanyalah anak kecil yang sedang merajuk meminta permen.

Di sana terlihat Arlan yang sedang kesulitan membujuk Laura. 

“Laura, tolong turun! Ini bukan cara yang baik untuk menyelesaikan masalah.” 

“Tidak, Mas! Aku tidak mau turun!” pekik Laura semakin menggila. Ia melirik Maysha yang baru datang dari dalam rumah. 

“Tindakan kamu ini tidak hanya membahayakan dirimu saja, tapi juga anak dalam kandungan kamu, Laura!” 

“Aku tidak peduli!” 

“Jangan bertindak gila!” sambar Arlan. 

“Aku seperti ini karena kamu lebih memilih Mbak Maysha dan mengusirku dari sini. Coba pikir, Mas, apa lebihnya Mbak Maysha dibanding aku? Aku jauh lebih cantik, menarik dan lebih muda!” 

Arlan melirik Maysha yang berdiri tak jauh darinya.

“Aku tidak bisa memilih salah satu di antara kalian. Ini juga sulit bagiku, Laura.” Arlan melembutkan suara. 

“Tapi aku ingin kamu memilih salah satu di antara kami!” Laura melepaskan satu pegangan tangannya, yang membuat Bik Wiwin dan Yanti ikut menjerit ketakutan. 

Sementara Arlan masih terpaku di tempat dan tak tahu harus berbuat apa. Ia tahu senekat apa Laura. Dia bisa saja melompat jika Arlan sampai salah langkah sedikit saja. 

Masih dengan sikap tenang, Maysha menatap suaminya. Kemudian menatap Laura yang masih menggantungkan tubuhnya di balkon. 

“Kalau kamu mau bunuh diri silahkan lompat. Kasihan Mas Arlan punya istri bebal dan egois seperti kamu.” 

Ucapan Maysha membuat sepasang mata Laura melotot murka.

...**** ...

Terpopuler

Comments

anisa

anisa

ho ohh...maysha paham seperti apa karakter si wanita culas itu, ndak mungkin wanita serakah seperti Laura akan mau mencelakakan diri ny sendiri...

2024-02-02

1

Bunda windi❤ 💚

Bunda windi❤ 💚

nah udah betul tuh ucapan maysha 😁🤭

2024-01-14

0

Wati_esha

Wati_esha

Tq update nya.

2023-11-25

1

lihat semua
Episodes
1 Setelah Tiga Tahun Tanpamu
2 Mengapa Dia Melupakanku
3 Tanpa Sengaja Membentaknya
4 Apa Kamu Merasa Berbohong?
5 Roti Panggang Selai Cokelat
6 Bubuk Cabai
7 Dia Meminta Suaminya Memilih
8 Dua Kali Membentak
9 Bagi-Bagi Pulsa Dulu
10 Bukan Kita, Tapi Kamu!
11 Silahkan, Lompat!
12 Kamu Tidak Akan Berani
13 Hari Ini Kamu Sudah Berjanji
14 Kedatangan Teman Lama
15 Apa Kamu Yakin?
16 Belum Punya Waktu Bersama
17 Bepergian Berdua?
18 Dia Masih Apa?
19 Hari Pertama Menikah, Tiga Tahun Lalu ....
20 Meminta Pembagian Harta
21 Tidak Perlu Melawanmu
22 Deja Vu
23 Merebut Paket Milik Maysha
24 Mereka Ada Hubungan Apa?
25 Diantar Pulang Oleh Dokter Mario
26 Janji Yang Terlupa
27 Maafkan Aku
28 Ada Apa Denganmu
29 Pindah Kamar
30 Mau Lompat? Silahkan!
31 Mengganti Obat Dari Dokter Mario
32 Kembali Ke Setelan Pabrik
33 Maysha Dan Ibunya Itu Jahat
34 Ultimatum Ayah Mertua
35 Menurunkan Foto Pernikahan
36 Hilang ingatan atau Tidak Sama Saja
37 Babak Belur Untuk Kedua Kalinya
38 Akan menikahimu Secara Resmi
39 Menikah Minggu Depan
40 Tidak Akan Menghalangi
41 Anak Siapa?
42 Rekaman CCTV
43 Hey, Arlan!
44 Harus Bergerak Cepat!
45 Mempermalukan Maysha
46 Kejutan Manis Untuk Laura
47 Mulai Sekarang Kamu Bukan Lagi ....
48 Selesaikan Urusan Negara
49 Kenangan Masa Lalu
50 Jadi Imam?
51 Salah Kamar?
52 Memuluskan Rencana
53 Terima Kasih, Bunda!
54 Tolong Percaya Padaku!
55 Menebus Tiga Tahun Yang Terlewat
56 Mendarat Dengan Sempurna
57 Cappadocia Kota Impian
58 Ibadah Bersama
59 Kamu, Aku dan Kita
60 Liburan Ke Luar Negeri
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Setelah Tiga Tahun Tanpamu
2
Mengapa Dia Melupakanku
3
Tanpa Sengaja Membentaknya
4
Apa Kamu Merasa Berbohong?
5
Roti Panggang Selai Cokelat
6
Bubuk Cabai
7
Dia Meminta Suaminya Memilih
8
Dua Kali Membentak
9
Bagi-Bagi Pulsa Dulu
10
Bukan Kita, Tapi Kamu!
11
Silahkan, Lompat!
12
Kamu Tidak Akan Berani
13
Hari Ini Kamu Sudah Berjanji
14
Kedatangan Teman Lama
15
Apa Kamu Yakin?
16
Belum Punya Waktu Bersama
17
Bepergian Berdua?
18
Dia Masih Apa?
19
Hari Pertama Menikah, Tiga Tahun Lalu ....
20
Meminta Pembagian Harta
21
Tidak Perlu Melawanmu
22
Deja Vu
23
Merebut Paket Milik Maysha
24
Mereka Ada Hubungan Apa?
25
Diantar Pulang Oleh Dokter Mario
26
Janji Yang Terlupa
27
Maafkan Aku
28
Ada Apa Denganmu
29
Pindah Kamar
30
Mau Lompat? Silahkan!
31
Mengganti Obat Dari Dokter Mario
32
Kembali Ke Setelan Pabrik
33
Maysha Dan Ibunya Itu Jahat
34
Ultimatum Ayah Mertua
35
Menurunkan Foto Pernikahan
36
Hilang ingatan atau Tidak Sama Saja
37
Babak Belur Untuk Kedua Kalinya
38
Akan menikahimu Secara Resmi
39
Menikah Minggu Depan
40
Tidak Akan Menghalangi
41
Anak Siapa?
42
Rekaman CCTV
43
Hey, Arlan!
44
Harus Bergerak Cepat!
45
Mempermalukan Maysha
46
Kejutan Manis Untuk Laura
47
Mulai Sekarang Kamu Bukan Lagi ....
48
Selesaikan Urusan Negara
49
Kenangan Masa Lalu
50
Jadi Imam?
51
Salah Kamar?
52
Memuluskan Rencana
53
Terima Kasih, Bunda!
54
Tolong Percaya Padaku!
55
Menebus Tiga Tahun Yang Terlewat
56
Mendarat Dengan Sempurna
57
Cappadocia Kota Impian
58
Ibadah Bersama
59
Kamu, Aku dan Kita
60
Liburan Ke Luar Negeri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!