Kim Lee Park berjanji akan membahas masalah pertandingan olahraga yang akan diadakan nanti pada pertengahan musim panas.
Pada sebagian murid-muridnya yang baru dia temui tadi dan akan mengumumkan hasilnya kepada mereka setelah dia bisa mencapai kata mufakat dengan kepala sekolah.
Kim Lee Park berjalan memutar melewati jalan dekat area taman.
Jalan alternatif menuju ke rumah kontrakannya sengaja dia pilih karena Kim Lee Park bermaksud berlari sebentar di taman.
Taman tampak lenggang ketika dia sampai ke sana.
Hampir tidak ada pengunjung yang datang di taman sore itu.
Kim Lee Park berancang-ancang untuk lari, dia merenggangkan kedua tangannya ke arah atas sambil berlarian kecil di tempat.
''Fuih... Fuih... Fuih... !''
Kim Lee Park mempercepat gerakan lari di tempat sebelum dia berlari di area taman.
''Satu... Dua... Tiga...''
Dia menghitung sembari melompat kecil.
Kim Lee Park mengeratkan tas yang dia selempangkan di badannya sebelum berlari.
Dia mencondongkan tubuhnya ke depan dengan tolakan kaki sekuat tenaga saat hendak berlari kemudian Kim Lee Park lari mengitari area taman.
Kim Lee Park membuat tubuhnya berkeringat lagi setelah dia berlatih basket saat di sekolah. Dan kini dia berlari guna melatih otot-otot kakinya tetap kuat.
Sekitar lima putaran, Kim Lee Park berkeliling area taman dengan berlari.
Peluh keringat membasahi badan Kim Lee Park selama berlari di area taman.
''Hosh... Hosh... Hosh...''
Nafas Kim Lee Park terengah-engah ketika berlari.
Kim Lee Park menghentikan kegiatan larinya kemudian melanjutkan dengan berjalan kaki mengelilingi area taman.
Dia berjalan sekitar tiga putaran lalu dia beristirahat sejenak.
Sebuah bangku yang dikhususkan untuk pengguna taman tersedia di sepanjang area taman.
Kim Lee Park memutuskan mengistirahatkan tubuhnya dengan duduk di bangku taman.
''Aku akan beristirahat sebentar di sini sebelum melanjutkan perjalananku pulang ke rumah'', ucap Kim Lee Park seorang diri.
Kim Lee Park duduk dengan kedua kaki terjulur lurus ke depan seraya menghembuskan nafas panjang.
Menyeka keringatnya yang mengalir deras di wajahnya sembari menatap lurus sekitar taman kota.
''Apa gadis itu sudah pulang ke rumah ? Ataukah dia tidak kembali lagi ?'', ucap Kim Lee Park.
Ingatan Kim Lee Park langsung teralihkan pada sosok Chun Cha ketika dia duduk beristirahat seraya mengeluarkan ponselnya dari tas.
Dilihatnya layar ponsel miliknya, ada sepuluh panggilan tak terjawab.
''Ini panggilan telepon dari kepala sekolah...'', gumam Kim Lee Park.
Kim Lee Par bermaksud melihat waktu sekarang ini di layar ponselnya melalui jam digital ponsel miliknya yang tersedia.
''Sudah sore rupanya...'', ucap Kim Lee Park.
Pandangan Kim Lee Park tertuju pada layar ponsel di genggaman tangannya.
''Pukul lima sore lebih lima belas menit...'', gumam Kim Lee Park.
Kim Lee Park menoleh ke arah sekitar taman yang mulai tampak gelap.
''Sebaiknya aku pulang ke rumah'', kata Kim Lee Park.
Dia lalu beranjak dari tempat duduknya dan berdiri dengan merenggangkan kembali tubuhnya sebelum Kim Lee Park melanjutkan langkah kakinya pulang.
''Mungkin dia sudah ada di rumah sekarang...'', ucap Kim Lee Park.
Kim Lee Park mengedarkan pandangannya ke arah taman dan suasana taman masih tetap sama, lenggang serta sepi.
''Tumben, biasanya taman di sore hari sudah ramai pengunjung tapi hari ini tak seorangpun kemari'', kata Kim Lee Park.
Kim Lee Park mulai berjalan kembali menuju jalan pulang.
Letak rumah kontrakannya berada cukup dekat dari lokasi taman dibandingkan jalan yang biasa dia lalui setiap pergi kerja.
Kim Lee Park sengaja memilih jalan alternatif yang lebih jauh menuju ke sekolah tempat dia mengajar dengan tujuan dirinya dapat berjalan kaki lebih lama.
Sebagai guru olahraga diharuskan untuk dirinya terus menjaga staminanya serta kekuatan tubuhnya setiap hari.
Kim Lee Park menarik pegangan tas yang dia selempangkan seraya terus melangkah pergi dari area taman.
Rumah kontrakan Kim Lee Park mulai terlihat di depan mata.
Dia mempercepat langkah kakinya agar sampai ke rumah dengan cepat.
Kim Lee Park setengah berlari saat dirinya memasuki halaman rumah.
Membuka pintu yang terkunci dari luar olehnya dengan tergesa-gesa.
BRAK !
Saat pintu terbuka lebar, suasana di dalam rumah kontrakannya sangat sepi dan gelap.
Hampir tidak terlihat aktivitas yang berarti di dalam rumahnya saat itu.
Kim Lee Park membuka pintu cukup keras kemudian masuk ke rumah dengan langkah panjang.
Di lepaskannya tas yang dia selempangkan olehnya kemudian dia letakkan tas itu asal di atas meja.
''Chun Cha !'', panggil Kim Lee Park.
Kim Lee Park terlihat tidak sabaran untuk melihat gadis itu.
Namun, Kim Lee Park tidak menemukan Chun Cha di dalam rumahnya meski dia berulangkali memeriksa ruangan rumahnya.
Baik, di dapur tempat biasa Chun Cha senangi hingga ke kamar yang gadis itu tinggali saat tidur di rumah kontrakan Kim Lee Park.
''Chun Cha...'', gumam Kim Lee Park lirih.
Kim Lee Park lalu terduduk di atas kursi yang menghadap lurus ke arah televisi.
Termenung sendirian menatap layar televisi yang mati.
Ada rasa bersalah menghinggapi ruang hati Kim Lee Park saat dia mengingat kejadian di sekolah tadi.
Dia sadar jika sikapnya pada Chun Cha sangat kasar dan membuat gadis cantik itu menangis.
''Ahk !?'', gumam Kim Lee Park.
Kim Lee Park menyisir rambutnya ke arah belakang dengan asal.
Terdiam, sambil tertunduk ke bawah tanpa bersuara.
Mendengus kesal penuh penyesalan dengan dirinya sendiri tapi semua telah terlanjur terjadi.
''Apa dia telah kembali ke langit ? Dan bereinkarnasi lagi ?'', ucap Kim Lee Park pelan.
Kim Lee Park mendesah lagi seraya mengusap wajahnya dengan malas.
''Fuih..., rasanya hari ini aku sangat lelah dari biasanya...'', gumam Kim Lee Park.
Kim Lee Park mengedarkan kembali pandangannya ke arah ruangan rumah kontrakannya.
Memastikan keberadaan Chun Cha di rumahnya lagi tapi keadaan tetap sama karena gadis berhanbok hitam itu tidak kelihatan sosoknya di rumah ini.
''Aku rasa lebih baik langsung tidur mungkin tubuhku kembali segar setelah istirahat'', ucap Kim Lee Park.
Kim Lee Park beranjak dari tempat duduknya, melangkah pelan ke kamar tidurnya yang berada di area ruangan televisi.
''Tapi aku agak lapar...'', gumamnya lagi.
Kim Lee Park menoleh ke arah dapur kecil yang terletak di sudut ruangan tengah kemudian berjalan kesana.
''Sebaiknya aku makan ramyeon instan saja untuk mengisi perutku yang keroncongan sehabis kerja'', ucap Kim Lee Park.
Kim Lee Park membuka lemari dapurnya untuk melihat persedian mie instant miliknya.
Tinggal beberapa mie instant yang tersedia di dalam lemari karena bulan ini dia belum menerima gajian.
Gaji tetapnya sebagai guru di sekolah akan jatuh pada akhir bulan nanti dan sekarang masih awal bulan tapi persediaan bahan makanannya mulai berkurang.
CESH...
Suara air mendidih dari arah panci saat Kim Lee Park merebus air untuk memasak mie ramyeon.
Kim Lee Park memasukkan mie instan itu ke dalam panci kemudian menunggunya selama lima menit lebih.
Dia lebih suka memasak mie ramyeon instannya agak lama dari petunjuk yang ada karena Kim lebih suka mie terlihat matang sekali.
''Tampaknya dia benar-benar marah dan pergi...'', ucap Kim Lee Park.
Kim Lee Park menoleh kembali ke arah ruangan rumah yang terlihat lenggang dan sepi.
''Rumah terasa sepi juga tanpa adanya keanehan yang biasa gadis itu lakukan'', kata Kim Lee Park.
Kim Lee Park menyeduh mie ramyeon instannya ke dalam mangkuk yang telah berisi bahan-bahan pelengkap serta bumbu siap saji.
Mengaduknya serius kemudian mematikan kompor yang menyala.
Berjalan pelan ke kursi yang tadi dia tempati sambil menikmati mie ramyeon instant yang baru dimasaknya.
''SLURPH... SLURPH... SLURPH...''
Kim Lee Park melahap mie ramyeon yang masih mengepul panas dengan cepatnya sambil meniup mie itu sebelum masuk ke dalam mulutnya.
''SLURPH... SLURPH... SLURPH...''
Kim Lee Park kembali memasukkan mie instantnya ke dalam mulut setelah suapan kedua.
''Sudah lebih dari satu jam, dia belum kembali pulang... Apa dia benar-benar tidak akan pulang lagi ?'', kata Kim Lee Park.
Kim Lee Park melirik jam yang tergantung di dinding ruangan rumah seraya memastikan waktu saat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments