Bab 16 Pulang

Kim Lee Park berjanji akan membahas masalah pertandingan olahraga yang akan diadakan nanti pada pertengahan musim panas.

Pada sebagian murid-muridnya yang baru dia temui tadi dan akan mengumumkan hasilnya kepada mereka setelah dia bisa mencapai kata mufakat dengan kepala sekolah.

Kim Lee Park berjalan memutar melewati jalan dekat area taman.

Jalan alternatif menuju ke rumah kontrakannya sengaja dia pilih karena Kim Lee Park bermaksud berlari sebentar di taman.

Taman tampak lenggang ketika dia sampai ke sana.

Hampir tidak ada pengunjung yang datang di taman sore itu.

Kim Lee Park berancang-ancang untuk lari, dia merenggangkan kedua tangannya ke arah atas sambil berlarian kecil di tempat.

''Fuih... Fuih... Fuih... !''

Kim Lee Park mempercepat gerakan lari di tempat sebelum dia berlari di area taman.

''Satu... Dua... Tiga...''

Dia menghitung sembari melompat kecil.

Kim Lee Park mengeratkan tas yang dia selempangkan di badannya sebelum berlari.

Dia mencondongkan tubuhnya ke depan dengan tolakan kaki sekuat tenaga saat hendak berlari kemudian Kim Lee Park lari mengitari area taman.

Kim Lee Park membuat tubuhnya berkeringat lagi setelah dia berlatih basket saat di sekolah. Dan kini dia berlari guna melatih otot-otot kakinya tetap kuat.

Sekitar lima putaran, Kim Lee Park berkeliling area taman dengan berlari.

Peluh keringat membasahi badan Kim Lee Park selama berlari di area taman.

''Hosh... Hosh... Hosh...''

Nafas Kim Lee Park terengah-engah ketika berlari.

Kim Lee Park menghentikan kegiatan larinya kemudian melanjutkan dengan berjalan kaki mengelilingi area taman.

Dia berjalan sekitar tiga putaran lalu dia beristirahat sejenak.

Sebuah bangku yang dikhususkan untuk pengguna taman tersedia di sepanjang area taman.

Kim Lee Park memutuskan mengistirahatkan tubuhnya dengan duduk di bangku taman.

''Aku akan beristirahat sebentar di sini sebelum melanjutkan perjalananku pulang ke rumah'', ucap Kim Lee Park seorang diri.

Kim Lee Park duduk dengan kedua kaki terjulur lurus ke depan seraya menghembuskan nafas panjang.

Menyeka keringatnya yang mengalir deras di wajahnya sembari menatap lurus sekitar taman kota.

''Apa gadis itu sudah pulang ke rumah ? Ataukah dia tidak kembali lagi ?'', ucap Kim Lee Park.

Ingatan Kim Lee Park langsung teralihkan pada sosok Chun Cha ketika dia duduk beristirahat seraya mengeluarkan ponselnya dari tas.

Dilihatnya layar ponsel miliknya, ada sepuluh panggilan tak terjawab.

''Ini panggilan telepon dari kepala sekolah...'', gumam Kim Lee Park.

Kim Lee Par bermaksud melihat waktu sekarang ini di layar ponselnya melalui jam digital ponsel miliknya yang tersedia.

''Sudah sore rupanya...'', ucap Kim Lee Park.

Pandangan Kim Lee Park tertuju pada layar ponsel di genggaman tangannya.

''Pukul lima sore lebih lima belas menit...'', gumam Kim Lee Park.

Kim Lee Park menoleh ke arah sekitar taman yang mulai tampak gelap.

''Sebaiknya aku pulang ke rumah'', kata Kim Lee Park.

Dia lalu beranjak dari tempat duduknya dan berdiri dengan merenggangkan kembali tubuhnya sebelum Kim Lee Park melanjutkan langkah kakinya pulang.

''Mungkin dia sudah ada di rumah sekarang...'', ucap Kim Lee Park.

Kim Lee Park mengedarkan pandangannya ke arah taman dan suasana taman masih tetap sama, lenggang serta sepi.

''Tumben, biasanya taman di sore hari sudah ramai pengunjung tapi hari ini tak seorangpun kemari'', kata Kim Lee Park.

Kim Lee Park mulai berjalan kembali menuju jalan pulang.

Letak rumah kontrakannya berada cukup dekat dari lokasi taman dibandingkan jalan yang biasa dia lalui setiap pergi kerja.

Kim Lee Park sengaja memilih jalan alternatif yang lebih jauh menuju ke sekolah tempat dia mengajar dengan tujuan dirinya dapat berjalan kaki lebih lama.

Sebagai guru olahraga diharuskan untuk dirinya terus menjaga staminanya serta kekuatan tubuhnya setiap hari.

Kim Lee Park menarik pegangan tas yang dia selempangkan seraya terus melangkah pergi dari area taman.

Rumah kontrakan Kim Lee Park mulai terlihat di depan mata.

Dia mempercepat langkah kakinya agar sampai ke rumah dengan cepat.

Kim Lee Park setengah berlari saat dirinya memasuki halaman rumah.

Membuka pintu yang terkunci dari luar olehnya dengan tergesa-gesa.

BRAK !

Saat pintu terbuka lebar, suasana di dalam rumah kontrakannya sangat sepi dan gelap.

Hampir tidak terlihat aktivitas yang berarti di dalam rumahnya saat itu.

Kim Lee Park membuka pintu cukup keras kemudian masuk ke rumah dengan langkah panjang.

Di lepaskannya tas yang dia selempangkan olehnya kemudian dia letakkan tas itu asal di atas meja.

''Chun Cha !'', panggil Kim Lee Park.

Kim Lee Park terlihat tidak sabaran untuk melihat gadis itu.

Namun, Kim Lee Park tidak menemukan Chun Cha di dalam rumahnya meski dia berulangkali memeriksa ruangan rumahnya.

Baik, di dapur tempat biasa Chun Cha senangi hingga ke kamar yang gadis itu tinggali saat tidur di rumah kontrakan Kim Lee Park.

''Chun Cha...'', gumam Kim Lee Park lirih.

Kim Lee Park lalu terduduk di atas kursi yang menghadap lurus ke arah televisi.

Termenung sendirian menatap layar televisi yang mati.

Ada rasa bersalah menghinggapi ruang hati Kim Lee Park saat dia mengingat kejadian di sekolah tadi.

Dia sadar jika sikapnya pada Chun Cha sangat kasar dan membuat gadis cantik itu menangis.

''Ahk !?'', gumam Kim Lee Park.

Kim Lee Park menyisir rambutnya ke arah belakang dengan asal.

Terdiam, sambil tertunduk ke bawah tanpa bersuara.

Mendengus kesal penuh penyesalan dengan dirinya sendiri tapi semua telah terlanjur terjadi.

''Apa dia telah kembali ke langit ? Dan bereinkarnasi lagi ?'', ucap Kim Lee Park pelan.

Kim Lee Park mendesah lagi seraya mengusap wajahnya dengan malas.

''Fuih..., rasanya hari ini aku sangat lelah dari biasanya...'', gumam Kim Lee Park.

Kim Lee Park mengedarkan kembali pandangannya ke arah ruangan rumah kontrakannya.

Memastikan keberadaan Chun Cha di rumahnya lagi tapi keadaan tetap sama karena gadis berhanbok hitam itu tidak kelihatan sosoknya di rumah ini.

''Aku rasa lebih baik langsung tidur mungkin tubuhku kembali segar setelah istirahat'', ucap Kim Lee Park.

Kim Lee Park beranjak dari tempat duduknya, melangkah pelan ke kamar tidurnya yang berada di area ruangan televisi.

''Tapi aku agak lapar...'', gumamnya lagi.

Kim Lee Park menoleh ke arah dapur kecil yang terletak di sudut ruangan tengah kemudian berjalan kesana.

''Sebaiknya aku makan ramyeon instan saja untuk mengisi perutku yang keroncongan sehabis kerja'', ucap Kim Lee Park.

Kim Lee Park membuka lemari dapurnya untuk melihat persedian mie instant miliknya.

Tinggal beberapa mie instant yang tersedia di dalam lemari karena bulan ini dia belum menerima gajian.

Gaji tetapnya sebagai guru di sekolah akan jatuh pada akhir bulan nanti dan sekarang masih awal bulan tapi persediaan bahan makanannya mulai berkurang.

CESH...

Suara air mendidih dari arah panci saat Kim Lee Park merebus air untuk memasak mie ramyeon.

Kim Lee Park memasukkan mie instan itu ke dalam panci kemudian menunggunya selama lima menit lebih.

Dia lebih suka memasak mie ramyeon instannya agak lama dari petunjuk yang ada karena Kim lebih suka mie terlihat matang sekali.

''Tampaknya dia benar-benar marah dan pergi...'', ucap Kim Lee Park.

Kim Lee Park menoleh kembali ke arah ruangan rumah yang terlihat lenggang dan sepi.

''Rumah terasa sepi juga tanpa adanya keanehan yang biasa gadis itu lakukan'', kata Kim Lee Park.

Kim Lee Park menyeduh mie ramyeon instannya ke dalam mangkuk yang telah berisi bahan-bahan pelengkap serta bumbu siap saji.

Mengaduknya serius kemudian mematikan kompor yang menyala.

Berjalan pelan ke kursi yang tadi dia tempati sambil menikmati mie ramyeon instant yang baru dimasaknya.

''SLURPH... SLURPH... SLURPH...''

Kim Lee Park melahap mie ramyeon yang masih mengepul panas dengan cepatnya sambil meniup mie itu sebelum masuk ke dalam mulutnya.

''SLURPH... SLURPH... SLURPH...''

Kim Lee Park kembali memasukkan mie instantnya ke dalam mulut setelah suapan kedua.

''Sudah lebih dari satu jam, dia belum kembali pulang... Apa dia benar-benar tidak akan pulang lagi ?'', kata Kim Lee Park.

Kim Lee Park melirik jam yang tergantung di dinding ruangan rumah seraya memastikan waktu saat itu.

Episodes
1 Bab 1 Kim Lee Park
2 Bab 2 Chun Cha
3 Bab 3 Selamat Pagi
4 Bab 4 Cheonsa
5 Bab 5 System Buchae
6 Bab 6 Keajaiban
7 Bab 7 Hukuman Buchae
8 Bab 8 Pergi Ke Sekolah
9 Bab 9 Sebuah Kabar
10 Bab 10 Kegiatan di lapangan sekolah
11 Bab 11 Kacau
12 Bab 12 Cahaya Terang
13 Bab 13 Kebenaran
14 Bab 14 Menangis
15 Bab 15 Latihan
16 Bab 16 Pulang
17 Bab 17 Datang
18 Bab 18 Ucapan di pagi hari
19 Bab 19 Panik
20 Bab 20 Hari yang menyengat tubuh
21 Bab 21 Pembicaraan hangat
22 Bab 22 Akhirnya...
23 Bab 23 Hari yang melelahkan
24 Bab 24 Taburan Dandelion
25 Bab 25 Masih Sama
26 Bab 26 Teddy Bear yang bisa bicara
27 Bab 27 Portal Waktu
28 Bab 28 Menemukan Kode Sandi Utamanya
29 Bab 29 Memulai Awal Game
30 Bab 30 Permainan Level Satu
31 Bab 31 Menang
32 Bab 32 Memenangkan Hadiah
33 Bab 33 Hadiah
34 Bab 34 Rumah Baru Kim Lee Park
35 Bab 35 Menikmati Rumah Baru
36 Bab 36 Hadirnya Chun Cha
37 Bab 37 Arwah penasaran
38 Bab 38 Wujud Asli
39 Bab 39 Pesaing Baru
40 Bab 40 Mengenalkan Haneul
41 Bab 41 Kemarahan Haneul
42 Bab 42 Tertegun
43 Bab 43 Kegamangan Hati
44 Bab 44 Sebuah Pilihan
45 Bab 45 Alarm Bahaya
46 Bab 46 Mencari Kim Lee Park
47 Bab 47 Kembaran
48 Bab 48 Berdebat
49 Bab 49 Keanehan
50 Bab 50 Cahaya Yang Tak Terkalahkan
51 Bab 51 Ujian
52 Bab 52 Lemparan Bola Api
53 Bab 53 Kartu Doummal
54 Bab 54 Arti Kartu Doummal
55 Bab 55 Hadirnya Cheonsa
56 Bab 56 Kisah Seorang Pria
57 Bab 57 Terpental Ke Dimensi Lain
58 Bab 58 Danau Jingga
59 Bab 59 Pulang
60 Bab 60 Lima Pria Asing
61 Bab 61 Sebuah RENCANA BESAR
62 Bab 62 Karma
63 Bab 63 Lari
64 Bab 64 Tertahan
65 Bab 65 Takdir Itu
66 Bab 66 Periuk Ajaib
67 Bab 67 Lautan Kunang-Kunang
68 Bab 68 Serpihan Rindu
69 Bab 69 Pelabuhan Takdir
70 Bab 70 Merajut Asa
71 Bab 71 Untuk Apa Kunci Kuno Ini
72 Bab 72 Senyuman Yang Hilang
73 Bab 73 Penyesalan Itu
74 Bab 74 Cenayang Nyentrik
75 Bab 75 KEANEHAN TERJADI
76 Bab 76 Tempat Asing
77 Bab 77 Mengejar Bayangan
78 Bab 78 Melanjutkan perjalanan
79 Bab 79 Rumah Tembaga
80 Bab 80 Jebakan Darurat
81 Bab 81 Mudang Seo Yeon
82 Bab 82 GUNUNG HALLA
83 Bab 83 TRAGEDI
84 Bab 84 Akibat Yang Mereka Lakukan
85 Bab 85 Pengantin Wanita Itu Kabur
86 Bab 86 Kepanikan Kim Lee Park
87 Bab 87 Ilusi waktu itu...
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1 Kim Lee Park
2
Bab 2 Chun Cha
3
Bab 3 Selamat Pagi
4
Bab 4 Cheonsa
5
Bab 5 System Buchae
6
Bab 6 Keajaiban
7
Bab 7 Hukuman Buchae
8
Bab 8 Pergi Ke Sekolah
9
Bab 9 Sebuah Kabar
10
Bab 10 Kegiatan di lapangan sekolah
11
Bab 11 Kacau
12
Bab 12 Cahaya Terang
13
Bab 13 Kebenaran
14
Bab 14 Menangis
15
Bab 15 Latihan
16
Bab 16 Pulang
17
Bab 17 Datang
18
Bab 18 Ucapan di pagi hari
19
Bab 19 Panik
20
Bab 20 Hari yang menyengat tubuh
21
Bab 21 Pembicaraan hangat
22
Bab 22 Akhirnya...
23
Bab 23 Hari yang melelahkan
24
Bab 24 Taburan Dandelion
25
Bab 25 Masih Sama
26
Bab 26 Teddy Bear yang bisa bicara
27
Bab 27 Portal Waktu
28
Bab 28 Menemukan Kode Sandi Utamanya
29
Bab 29 Memulai Awal Game
30
Bab 30 Permainan Level Satu
31
Bab 31 Menang
32
Bab 32 Memenangkan Hadiah
33
Bab 33 Hadiah
34
Bab 34 Rumah Baru Kim Lee Park
35
Bab 35 Menikmati Rumah Baru
36
Bab 36 Hadirnya Chun Cha
37
Bab 37 Arwah penasaran
38
Bab 38 Wujud Asli
39
Bab 39 Pesaing Baru
40
Bab 40 Mengenalkan Haneul
41
Bab 41 Kemarahan Haneul
42
Bab 42 Tertegun
43
Bab 43 Kegamangan Hati
44
Bab 44 Sebuah Pilihan
45
Bab 45 Alarm Bahaya
46
Bab 46 Mencari Kim Lee Park
47
Bab 47 Kembaran
48
Bab 48 Berdebat
49
Bab 49 Keanehan
50
Bab 50 Cahaya Yang Tak Terkalahkan
51
Bab 51 Ujian
52
Bab 52 Lemparan Bola Api
53
Bab 53 Kartu Doummal
54
Bab 54 Arti Kartu Doummal
55
Bab 55 Hadirnya Cheonsa
56
Bab 56 Kisah Seorang Pria
57
Bab 57 Terpental Ke Dimensi Lain
58
Bab 58 Danau Jingga
59
Bab 59 Pulang
60
Bab 60 Lima Pria Asing
61
Bab 61 Sebuah RENCANA BESAR
62
Bab 62 Karma
63
Bab 63 Lari
64
Bab 64 Tertahan
65
Bab 65 Takdir Itu
66
Bab 66 Periuk Ajaib
67
Bab 67 Lautan Kunang-Kunang
68
Bab 68 Serpihan Rindu
69
Bab 69 Pelabuhan Takdir
70
Bab 70 Merajut Asa
71
Bab 71 Untuk Apa Kunci Kuno Ini
72
Bab 72 Senyuman Yang Hilang
73
Bab 73 Penyesalan Itu
74
Bab 74 Cenayang Nyentrik
75
Bab 75 KEANEHAN TERJADI
76
Bab 76 Tempat Asing
77
Bab 77 Mengejar Bayangan
78
Bab 78 Melanjutkan perjalanan
79
Bab 79 Rumah Tembaga
80
Bab 80 Jebakan Darurat
81
Bab 81 Mudang Seo Yeon
82
Bab 82 GUNUNG HALLA
83
Bab 83 TRAGEDI
84
Bab 84 Akibat Yang Mereka Lakukan
85
Bab 85 Pengantin Wanita Itu Kabur
86
Bab 86 Kepanikan Kim Lee Park
87
Bab 87 Ilusi waktu itu...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!