Chun Cha mendorong keras tubuh Kim Lee Park hingga jatuh terjungkal ke bawah.
Gadis itu lalu terbang melesat pergi keluar dari kelas.
BRUK...
Kim Lee Park jatuh terduduk menatap ke arah luar kelas.
''Kenapa dia marah ?'', gumam Kim Lee Park.
Kim Lee Park menyisir rambut hitamnya yang legam sambil tertunduk.
Sebenarnya dia tidak ingin mengatakan itu semuanya tapi dia tidak mampu menahan emosi di hatinya.
Hal itu dikarenakan kepalanya sedang kalut dengan seluruh kejadian aneh di sekolah yang ditimbulkan oleh Chun Cha hingga dia tidak mampu menahan amarahnya.
''Maaf...'', ucap Kim Lee Park.
Kim Lee Park hanya memandangi ujung sepatu olahraganya dengan tatapan sayu.
''Seharusnya aku tidak mengijinkannya ikut bersamaku ke sekolah tadi...'', kata Kim Lee Park lirih.
Kim Lee Park terdiam dan tetap duduk termenung di dalam ruangan kelas sedangkan di belakangnya tampak sosok dirinya yang lain bersama Chun Cha yang lainnya tengah berbicara kepada murid-murid.
Dia tidak memperdulikan semuanya lalu beranjak berdiri.
Kim Lee Park memutuskan mengejar Chun Cha yang pergi dengan kesal.
''Chun Cha...'', gumam Kim Lee Park.
Terlihat Kim Lee Park berlari sepanjang lorong sekolah menyusul Chun Cha yang sudah tidak terlihat lagi di sana.
Kim Lee Park terus berlari menuju luar sekolah, mencari Chun Cha.
Berhenti sejenak seraya menolehkan kepalanya ke samping kanan dan kiri.
Melanjutkan lagi berlari mengitari halaman sekolah Alfred-Almond Junior-Senior High School.
''Chun Cha...'', panggil Kim Lee Park pelan.
Namun, Kim Lee Park tidak menemukan sosok Chun Cha di sekitar sekolah.
Kim Lee Park berdiri termenung menatap sekitarnya dengan tatapan putus asa.
Dia tidak sepenuhnya ingin berkata sekasar itu pada Chun Cha tapi tetap saja sikapnya serta perkataannya telah menyakiti gadis dari masa 600 tahun lalu itu.
''Maaf...'', gumam Kim Lee Park.
Hanya kata maaf yang keluar dari bibir merah Kim Lee Park.
Angin berhembus pelan memainkan helai-helai rambutnya yang lebat.
Suasana sekolah Alfred-Almond Junior-Senior High School tampak lenggang hari itu.
Cuaca di musim panas membuat udara di sekitar sekolah terasa gerah.
Kim Lee Park hanya mendongakkan kepalanya sambil terpejam.
Menghirup udara saat itu mencoba melepaskan penat yang mengusik pikirannya.
Di arah kejauhan yang sangat jauh dari arah sekolah Alfred-Almond Junior-Senior High School.
Tampak seorang gadis berbusana Hanbok hitam dengan Jokduri menghias kepalanya yang berwarna perak.
Gadis cantik itu tengah duduk di atas ketinggian menara jam.
Kedua kakinya menggelantung saat dia duduk dengan wajah tertunduk ke arah bawah.
Bulir-bulir air matanya mengalir deras dari arah kedua matanya yang basah.
Chun Cha, gadis itu bernama Chun Cha yang tengah menangis sedih di atas menara jam.
''Hiks... Hiks... Hiks...''
Isak tangisnya terdengar keras saat dia menangis.
Mengingat setiap ucapan serta perlakuan kasar Kim Lee Park.
Kling... Kling... Kling...
Suara dari arah atas Chun Cha muncul.
Sebuah Bhucae berputar pelan disamping gadis berhanbok hitam itu.
''Kau menangis lagi...'', ucap suara dari Buchae.
Kipas kertas berwarna-warni itu lalu turun ke arah pangkuan Chun Cha.
''Sudah aku katakan bahwa dia bukan terbaik untukmu...'', ucap suara Buchae itu.
Chun Cha hanya menangis tersedu-sedu seraya mengusap wajahnya yang basah oleh linangan air mata.
''Kau sudah bersumpah tidak akan menangis lagi tapi yang aku lihat justru sebaliknya...'', kata suara dari kipas itu.
Chun Cha masih terdiam sambil mendengus pelan.
''Bukankah kamu sendiri yang melanggar sumpahmu itu untuk tidak menangis lagi'', ucap suara Buchae.
''Aku berubah pikiran !'', sahut Chun Cha.
Chun Cha menyeka ingusnya yang keluar dari hidung macungnya yang indah kemudian menatap ke arah Buchae.
''Berubah pikiran !? Kamu selalu mengubah pikiranmu setiap waktu dan alangkah baiknya kau tidak meyakinkan dirimu sendiri untuk tidak bersedih'', kata Buchae.
''Itu lain !'', jawab Chun Cha.
''Haih !? Lain katamu !?'', ucap Buchae dipangkuannya.
''Iya...'', kata Chun Cha yang masih berurai air mata.
''Coba kamu ingat lagi ! Bagaimana gigihnya kamu mempertahankan hubungan pernikahan 600 tahun lalu mu itu ?'', sahut Buchae.
Chun Cha memalingkan wajahnya ke arah samping.
''Untuk apa ?'', kata Chun Cha.
''Apakah kau telah menyerah dengan suami mu itu ???'', tanya Buchae.
''Entahlah...' , sahut Chun Cha.
''Kembalilah ke langit untuk menjalani reinkarnasi atau menjadi bidadari, aku rasa itu hal terbaik untukmu !'', kata Buchae sistem.
''Tidak mungkin karena aku telah memutuskan untuk menjalani masa reinkarnasi ke seratus ku ini...'', sahut Chun Cha.
''Untuk apa ? Bukankah kamu sudah meragukannya ?'', kata Buchae.
''Aku sudah bertekad untuk mendapatkan suamiku kembali dan menemukan sebab kematiannya di masa lalu'', jawab Chun Cha.
''Dia tidak mencintaimu lalu untuk apa kamu tetap mempertahankan pernikahanmu yang telah lalu, dia sudah bukan suamimu lagi'', kata Buchae sistem.
''Tidak, selama benang merah ini masih terikat diantara kami...'', sahut Chun Cha.
''Apakah alasan itu yang membuatmu masih mengejar Kim ?'', tanya Buchae sistem.
''Iya..., meski dia tidak dapat melihat ikatan benang merah yang ada di tangan kami masing-masing tapi aku yakin kami masih suami-istri yang terikat satu dengan lainnya...'', sahut Chun Cha.
Chun Cha mengangkat tangannya ke arah atas lalu membiarkannya terkena cahaya matahari yang menyengat.
Sinar matahari menembus jari-jari tangannya yang lentik.
''Aku percaya bahwa dia suamiku...'', kata Chun Cha.
''Tapi kalian selalu bertengkar dan pria itu terlihat selalu marah padamu'', sahut Buchae sistem.
Buchae itu lantas terbang di hadapan Chun Cha sehingga menghalangi sinar matahari yang mengenainya.
''Aku akan mencoba meyakinkannya lagi bahwa kami masih terikat tali pernikahan'', jawab Chun Cha.
''Sampai kapan kamu menderita terus-menerus saat bersamanya'', kata Buchae sistem.
''Sampai dia mencintaiku lagi...'', ucap Chun Cha.
''Apakah kamu yakin jika dia menikahimu karena dia mencintaimu ?'', tanya Buchae.
''Aku tidak tahu tapi aku percaya dia menaruh perasaannya terhadapku'', sahut Chun Cha.
Chun Cha memandangi ikatan tali dari benang merah yang menjerat jari kelingkingnya.
Terjulur panjang hingga jauh darinya. Entah kemana ujung dari benang merah di tangannya.
Namun, gadis itu tahu jika ujung dari tali benang merah yang terlilit di jarinya berujung di jari kelingking Kim Lee Park.
''Kau percaya itu...'', kata Buchae sistem.
''Aku percaya akan Tuhan... Dan Dia pasti membantuku selama aku menjalani masa reinkarnasiku yang ke seratus ini...'', sahut Chun Cha.
Chun Cha memejamkan kedua matanya yang berbinar indah seraya tersenyum.
''Kau tahu...'', ucap Chun Cha.
Chun Cha membuka kedua matanya kemudian menatap lurus ke arah Buchae didepannya.
''Aku telah melewati seratus reinkarnasi... Mulai dari aku bereinkarnasi menjadi anak kecil lalu berubah menjadi merpati kemudian menjadi ratu hingga bereinkarnasi menjadi Chun Cha lagi...'', ucap Chun Cha.
Chun Cha menghela nafas panjangnya kemudian melanjutkan ucapannya.
''Dan aku bertemu kembali dengannya sekarang, itu merupakan perjalanan reinkarnasiku yang panjang dan berliku...'', lanjut Chun Cha.
Buchae yang kini terdiam mendengar perkataan Chun Cha.
''Aku bersyukur karena Tuhan masih mempertemukan kembali dengan Kim Lee Park'', kata Chun Cha.
''Tapi kau tidak akan pernah tahu akhir dari perjalanan reinkarnasimu ini, Chun Cha ! Jika kau tidak menghentikannya dan masih terus berharap pada Kim Lee Park'', sahut Buchae sistem.
''Ini jalan takdir hidupku yang harus aku jalani sampai dia yang membebaskan sendiri diriku dari belenggu lingkaran reinkarnasi'', ucap Chun Cha.
''Sampai kau tahu benar-benar, apakah dia mencintaimu atau tidak'', sahut Buchae.
''Mungkin...'', jawab Chun Cha.
''Dan apa yang akan kamu lakukan setelah kau mengetahuinya ?'', tanya Buchae sistem.
''Jawabannya ?'', kata Chun Cha.
''Iya !'', jawab System Buchae.
''Jika dia tidak mencintaiku pada akhirnya maka aku akan memilih menghilang dan meleburkan jiwaku hingga tak tersisa agar aku tidak lagi melewati lingkaran reinkarnasi ini...'', sahut Chun Cha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments