Terdengar bunyi suara bola memantul di sebuah lapangan indoor yang ada di salah satu bangunan sekolah Alfred-Almond Junior-Senior High School.
Pantulannya sangat keras menggema di dalam ruangan basket.
Kim Lee Park berdiri sambil memainkan bola di tangannya.
DAK... DAK... DAK...
Suara pantulan bola ke atas lantai ruangan saat Kim Lee Park memantulkannya ke bawah.
Kaki Kim Lee Park dibuka selebar bahu dan lutut sedikit ditekuk.
Posisi tubuh Kim Lee Park siap, dada tegak sedikit condong ke depan.
Pandangan mata Kim Lee Park ke arah depan, lalu dia memantulkan bola ke arah depan sedangkan tangan kanannya mendrible bola.
Tubuh Kim Lee Park melesat cepat ke arah depan sembari menggiring bola basket menuju ke ring.
Kim Lee Park menembakkan bola ke keranjang dibarengi gerakan lari lalu mengambil satu langkah sebelum loncat mendekati ring untuk memasukkan bola.
Bola basket meluncur cepat masuk tepat ke dalam keranjang basket.
Kim Lee Park berhasil melakukan gerakan menembak bola tepat ke keranjang tanpa halangan apapun.
DAK... DAK... DAK...
Bola terlempar jauh menggelinding dari arah ring.
Kim Lee Park berlari kecil menuju ke arah bola, mengambilnya kemudian memantulkan kembali bola basket di tangannya.
Pikiran Kim Lee Park terkonsentrasikan pada latihan basket agar kembali segar.
Pada dasarnya kehadiran Chun Cha telah menyita seluruh pikirannya yang terpusat penuh pada gadis cantik itu.
Kim Lee Park berlari memutari lapangan basket sambil mendrible bola yang ada di tangannya.
Suara pantulan bola basket terdengar nyaring menggema di ruangan indoor.
DAK... DAK... DAK...
Bola memantul ringan di atas lantai lapangan indoor.
Kim Lee Park bergerak cepat menggiring bola basket lalu melakukan tembakan bola ke keranjang basket sambil sedikit meloncat.
Bola basket masuk kembali tepat ke dalam ring lalu jatuh menggelinding ke lantai lapangan.
Kim Lee Park berdiri tegak seraya menyeka keringat yang membasahi wajahnya.
Menatap lurus ke arah ring yang tepat di hadapannya sambil menghela nafasnya.
Kim Lee Park berlari kembali menuju arah bola basket yang diam di tengah lapangan.
Diambilnya bola basket kemudian Kim Lee Park bergerak cepat menggiring bola basket mengelilingi lapangan.
Memantulkan bola di tangannya berkali-kali dengan power sekuat tenaga.
Dia memantulkan bola dengan kecepatan tinggi, posisi badan condong ke depan dan langkahkan kaki lebar ke depan dengan men-dribble bola ke depan.
Kim Lee Park bergerak cepat kemudian dia melompat tinggi sembari melemparkan tembakan bola ke keranjang basket.
Lagi-lagi tembakannya tepat mengenai keranjang bola. Dan dia berhasil memasukkan bola basket pada keranjang dengan sempurna.
Peluh keringat mengucur deras di seluruh badan Kim Lee Park saat dia bermain bola basket.
Setiap lemparan-lemparan bola basket yang dia lakukan berhasil tepat masuk ke dalam keranjang basket.
Tidak ada satupun dari gerakannya yang tidak berhasil dia lakukan dengan sempurna karena semua gerakan-gerakannya mulai dari mendrible bola basket sampai dia melakukan tembakan ke arah keranjang basket.
Semuanya sangat sempurna Kim Lee Park lakukan tanpa ada dari gerakan Kim Lee Park yang kurang.
Kim Lee Park berdiri sambil memegang bola basket di tangannya dengan pandangan lurus ke arah ring.
''Hah !?'', hela nafas Kim Lee Park keras.
Kim Lee Park berjalan pelan menuju bangku kosong yang ada di pinggir lapangan basket.
Duduk sembari kedua posisi kaki lurus ke depan.
Diraihnya botol minuman yang ada disampingnya kemudian diminumnya dengan rakus.
''Fuih...'', desahnya lelah.
Kim Lee Park mengusapkan handuk kecil yang baru dia ambil dari dalam tas olahraganya.
Duduk termenung, menatap luas ke arah lapangan basket di depannya.
''Kemana dia !?'', gumam Kim Lee Park.
Pikiran Kim Lee Park kembali tertuju pada Chun Cha kini, dan dia tidak melihat gadis itu seharian setelah mereka bertengkar tadi di kelas.
Kim Lee Park mengingat kejadian bersama Chun Cha, sekali lagi dia menyadari bahwa perbuatannya telah menyakiti hati gadis cantik berhanbok hitam itu.
''Ahk !?'', desah Kim Lee Park kesal.
Dia menggaruk-garuk rambutnya yang lebat dengan acak.
Bingung...
Harus berbuat apa sekarang dengan sikap Kim Lee Park sendiri untuk menghadapi Chun Cha lagi.
Kim Lee Park menggaruk lagi kepalanya yang berkeringat sembari menggelengkannya cepat.
Diusapnya wajahnya dengan handuk kecil yang menggantung di lehernya.
Meminum kembali botol berisi air mineral di tangannya kemudian mengguyurkan air itu ke atas kepalanya agar terasa segar kembali.
''Sebaiknya aku pulang saja karena pekerjaanku hari ini sudah selesai semuanya, mungkin aku dapat menemukan gadis itu di rumah'', ucap Kim Lee Park.
Kim Lee Park beranjak dari bangku seraya meraih tas olahraganya.
''Baiklah ! Saatnya pulang kerja ! Tunggu aku istri reinkarnasiku !'', teriak Kim Lee Park lantang.
Kim Lee Park melangkah panjang sembari menenteng tas miliknya menuju pintu keluar lapangan indoor.
Dia tidak mengganti seragam olahraganya dengan pakaian kerjanya dan langsung berjalan pergi dari area sekolah.
''Guru Kim Lee Park !'', panggil seseorang dari arah belakang.
Kim Lee Park berhenti tepat di depan gerbang masuk sekolah seraya menolehkan kepalanya.
''Ya...'', sahut Kim Lee Park.
Kim Lee Park melihat beberapa murid laki-laki menghampirinya dengan berlarian kecil ke arahnya berdiri.
''Guru Kim Lee Park !'', panggil mereka.
''Ada apa ?'', sahut Kim Lee Park.
Kim Lee Park membalikkan badannya menghadap tepat ke arah murid-muridnya dengan ekspresi serius.
''Ada yang kami ingin tanyakan'', ucap salah satu dari mereka.
Ketika murid-murid itu berdiri di hadapan Kim Lee Park.
''Silahkan... Apa yang ingin kalian tanyakan ?'', kata Kim Lee Park.
''Apa benar akan ada turnamen lomba olahraga nanti ?'', tanya salah seorang murid pada Kim Lee Park.
''Ya, itu benar'', sahut Kim Lee Park.
Kim Lee Park menatap murid-muridnya sambil tersenyum.
''Tadi sudah dijelaskan oleh kepala sekolah pada kegiatan sumpah setia, bukan ? Kenapa masih bertanya lagi ?'', kata Kim Lee Park.
''Kami hanya bingung, cabang olahraga apa yang akan dilombakan pada turnamen nanti ?'', tanya mereka.
''Oh, itu...'', sahut Kim Lee Park.
''Iya, guru Kim Lee Park !'', kata mereka. ''Apa semua cabang olahraga harus kami ikuti pada pertandingan nanti ?'', sambungnya.
''Apa tidak ada klasemen khusus yang mengatur cabang olahraga apa yang wajib kami ikuti nanti ?'', kata seorang murid.
''Benar, guru Kim Lee Park. Mana mungkin kami harus mengikuti semua cabang olahraga pada pertandingan nanti !?'', ucap salah satu siswa.
Kim Lee Park terdiam tapi pikirannya mulai terpusat pada turnamen.
Dia juga bingung dengan pertandingan yang akan digelar pada pertengahan musim nanti sebab tidak ada spesifikasi cabang olahraga yang dikhususkan dalam putaran turnamen.
Mana mungkin semua cabang olahraga wajib diikuti oleh semua siswa sedangkan siswa paling minim hanya menguasai satu keahlian dalam olahraga meski turnamen olahraga mempertandingkan seluruh cabang olahraga.
Kim Lee Park kembali menggaruk kepalanya yang masih berkeringat.
Dia bergumam pelan sembari menatap bingung ke arah murid-muridnya.
''Begini..., saya akan membicarakan lagi dengan kepala sekolah tentang peraturan pertandingan olahraga nanti...'', kata Kim Lee Park.
''Lalu guru Kim Lee Park ? Seandainya kepala sekolah tidak mengubahnya ?'' Bagaimana ?'', tanya mereka kompak.
''Hmmm..., itu yang saya pikirkan dari tadi... Saya juga berpikir kemampuan setiap siswa yang tidak mungkin menguasai cabang olahraga...'', sahut Kim Lee Park.
''Bagaimana ini ? Sedangkan nilai kelulusan diambil dari ikut sertanya siswa pada pertandingan padahal nilai lulus seharusnya diambil dari nilai ujian bukan dari keikutsertaan kami dalam pertandingan, guru Kim Lee Park ?'', ucap salah satu murid.
''Benar, itu tidak dibenarkan dan sudah melenceng jauh dari kebiasaan yang telah berjalan lama, guru Kim Lee Park'', kata seorang murid.
Tampak mereka mengeluh dan tidak menerima peraturan yang membuat mereka tertekan dengan harus mengikuti seluruh cabang olahraga dalam pertandingan nanti.
Kim Lee Park hanya bisa menerima keluhan-keluhan dari murid-muridnya yang tidak terima dengan ketentuan kepala sekolah, perihal kelulusan mereka nanti yang mengharuskan mereka ikut pertandingn olahraga pada pertengahan musim panas sebagai nilai mutlak kelulusan mereka dari sekolah Alfred-Almond Junior-Senior High School ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments