Radit menghubungi hendra berkali kali tapi nomernya tidak aktif,sama halnya dengan mona,istri hendra juga tidak menjawab telponnya,saat ini mona sedang belanja dengan teman temannya,jadi tidak mempedulikan telponnya yang terus berbunyi.Sementara hendra,dia ke notaris,membalik nama sertifikat rumah dan perusahaan.
"Dengan begini,aku jadi puas,rasakan kamu radit syarif,enak saja mau bagi 3,gue harus mengamankan ini,suatu saat kalau mona sudah bosen,gue masih punya banyak harta,sekarang gue harus memanfaatkan keadaan ini,memoroti harta mona,hahaha"tawa hendra.
Di rumah duka,mereka segera memakamkan kurniawan tanpa menunggu hendra datang.
Setelahnya Radit dan syarif kembali ke rumah,mereka berbincang masalah hendra dan ayah mereka.
"Rif,kunci apa ini ya,aku kok penasaran?"tanya radit.
"Sepertinya itu kunci brangkas papa yang di kamar kak,kalau yang di ruang kerja pakai kode sepertinya"jawab syarif
"jadi tadi pagi papa dan Hendra bertengkar,anak itu membawa sertifikat rumah dan perusahaan,sudah gila tuh anak"heran radit.
"Dia lagi de gelapkan dengan dunia,ayo kita cek kunci ini kak!"ajak sharif.
Dua kakak beradik itu menujunke kamar kurniawan,membuka satu per satu almari di kamar itu.baru di almari terakhir mereka menemukan lubang kunci di dalam almari,radit mencoba memasukkan kunci yang dipegangnya ke sana dan benar pas.
"Pas rif"kata radit.Dengan hati hti radit membuka pintu kecil itu,isinya ternyata sebuah buku rekening,dan uang tunai kira kira 200juta.
Mereka mengeluarkan uang tersebut mereka membagi 2 .100 untuk radit dan 100 untuk syarief.
"Kita bagi dua saja uang ini,dan kita cek saldo uang ini,nanti juga kita bagi 2,Bocah serakah itu pasti tidak akan membiarkan kita memilikinya,mungkin papa sudah persiapkan semuanya,papa sudah sadar kalau diantara kita bertiga memang ada yang akan berbuat ini"kata radit.
"Iya,kak radit benar,kita pura pura saja tidak tahu semuanya,kita lihat saja ulang apa lagi yang akan dia perbuat"kata syarief.
"Iya benar,sebaiknya kita sembunyikan dulu ini"imbuh radit.
mereka memasukkan uang itu ke dalam tas cahaya supaya nanti kalau hendra datang tidak curiga.
"Dik mas nitip ini dulu ya"ijin syarief.Cahaya mengangguk mengiyakan,dia masih membuat makan siang ala kadarnya untuk mereka sebelum pulang.
Dari luar tampak Hendra datang bersama beberapa orang body guard.
"Radit,syarief,gue tahu kalian ada disini,keluar"teriak hendra.
Seketika semuanya keluar termasuk cahaya dan lusi.
"Kak,kenapa kakak berteriak teriak,kemana saja kak hendra,papa baru meninggal dan di makamkan"kata syarif.
"Siapa lo berani bilang begitu,lo cuma orang luar,yang sudah terusir,oh si tua itu sudah mati,baguslah,dan kalian sebaiknya keluar dari rumah ini,terutama elo"tuding hendra pada syarief.
"Iya aku memang bukan siapa siapa dan sydah terusir,tapi disini aku hadir untuk menghormati papa,dan mengantarkan kepergiannya,lalu kamu.kamu kan anaknya,dan yang paling berbakti kan tapi kenapa tidak ada rasa sedih sama sekali"kata syarief geram.
"Sedih,yang ada gue seneng,manusia cerewet dan banyak maunya itu sudah lenyap dari sini,dan oh ya asal lo tahu,gue yang mendorongnya dia saja yang sudah tua,begitu saja mati.kata hendra masa bodoh.
"Dasar anak durhaka kamu,papa merawat kita dari kecil dengan penuh kasih sayang,selain papa pasti sudah memilih menikah lagi daripada mengasuh 3 anak yang masih kecil"marah radit.dia menampar hendra dengan keras.
"Otakmu kamu tinggal dimana ha!"ucap radit kembali.
"Akan ku ingat tamparan ini,dan namamu akan masuk list berikutnya dari daftar orang yang gue benci."geram hendra.
"Pengawal seret mereka keluar dari sini,aku tidak ingin rumahku di kotori oleh orang orang model kalian"perintah hendra pada pengawalnya.
"Tidak perlu di seret,kami punya kaki dan akan keluar sekarang juga"jawab syarief tegas.
"Tidak ada yang boleh membawa barang dari rumah ini"kata hendra menggila.
Mereka keluar dari kediaman kurniawan,cuma cahaya yang membawa tasnya sendiri dan koper lusi yang masih di luar.
pengawal segera mengunci gerbang kediaman kurniawan.
"Untung kita tadi peka dan menitipkan semua pada cahaya"kata radit.
Syarif mengangguk setuju.mereka segera menyetop taksi yang lewat.
"Kita ke rumahku dulu saja kak,dan bicara disana"usul syarief.
"Iya,kakak setuju,paling tidak lusi ada tempat berteduh sementara"kata radit.
"Pa kita tadi belum makan,lusi sudah lapar sekali"kata lusi
"Iya sayang,maafkan papa ya"radit mengelus kepala putrinya.
"Pak kita cari warteg terdekat ya!"pinta syarief pada pak sopir.
Taksi berhenti di sebuah warung sederhana.Radit yang belum terbiasa dengan suasana itu sedikit risih,tapi dia berusaha menahan semuanya.
"Ayo pak,bapak ikut makan juga,jangan cuma menunggu disini!"ajak cahaya dan diangguki syarief.
Mereka memesan ayam serundeng, dan makan menggunakan tangan,tanpa sendok.
"Dulu aku juga belajar dari nol dan sangat kaku tapi lama lama akan terbiasa".syarief menjelaskan. sementara cahaya sibuk membantu lusi mensuir suir ayam goreng tersebut dan mengajari gadis kecil itu cara makan dengan tangan kosong.
Kita lihat hendra yang mungkin otaknya sudah pindah.
Dia tertawa terbahak bahak karen sudah menguasai semua kekayaan kurniawan.
"Ini baru di sebut berhasil,dan gue juga berhasil menyingkirkan mereka,radit radit dasar tolol,kalau lo tidak berpihak pada anak sok alim itu,pasti lo akan dapat bagiannya walau sedikit hahaha,dan sekarang lo ikutan jadi gembel".Dia menuju ruang makan,melihat hidangan di meja dia jadi lapar dan segera menyantap semuanya,hendra merasakan sensasi yang luar biasa,baru pertama kali ini dia merasakan masakan rumahan yang cocok di lidahnya.
"Ini sih enak banget,pasti perempuan cantik itu yang masak,tapi sayang penampilannya sangat norak,di poles sedikit pasti sempurna,rif gue akan ambil istri lo,dan akan menjadikannya nyonya hendra,ini baru sempurna,istri pertama kaya,istri kedua penurut dan pandai mengurus rumah" Hendra berkhayal akan menjadikan cahaya istri keduanya.
Hendra menyalakan rokoknya sambil tiduran di sofa ruang keluarga.hpnya berdering,panggilan dari mona.
Hendra segera mengangkat telpon mona dari mona,dia tidak mau atm berjalannya itu marah.
"Halo sayang ada apa sore begini sudah menelpon,sudah puas belanjanya"ucap hendra.
"Tadi kakak lo, si radit nelpon terus kenapa dia?"tanya mona.
"oh tidak apa apa cuma bokap meninggal,ini aku di rumah papa, anak kesayangannya tidak hadir.Radit membawa kabur surat surat berharga milik papa,aku disini sangat sedih sayang"pura pura sedih.
"Maaf tadi aku sibuk belanja,dan hpnya gue silent"kata mona.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Nur Bahagia
dih stupid.. pengen ngambil istri Syarief
2024-08-27
0
LENY
GAK WARAS HENDRA INI GILA BENER
2024-02-16
0
Susilawati
si Hendra benar2 sdh gila, istri adik nya sendiri mau di ambil.
hati2 Rif, jaga istri mu baik2
2024-01-29
2