Pertengkaran

"Lalu apa mau mu? Kau ingin aku tidak marah saat melihat mu memeluk wanita lain? Lalu wanita itu datang ke rumah ini, di suasana sedang berduka dia datang menarik tangan mu. Dan kamu ingin aku tidak marah? Wanita itu terus saja mendekati mu, dan kamu ingin aku tidak marah? Begitu?" Jawab Jessi emosi.

"Bukan begitu sayang, tapi jika kau marah itu berarti kau tidak percaya pada ku." Jawab Velix.

"Aku percaya pada mu, tapi aku tidak percaya dengan wanita itu. Aku tidak tahu apa maksudnya selalu berusaha mendekati mu. Tapi yang jelas aku tidak suka melihat kedekatan kalian." Jawab Jessi.

"Jess,, Sesil mengejar ku hanya untuk meminta maaf karena kesalahannya dulu pada ku." Jelas Velix.

"Kesalahannya dulu? Lantas kenapa hanya kamu, apa dia hanya merasa bersalah pada mu saja. Sedangkan pada ku tidak? Bukankah seharusnya dia juga meminta maaf pada ku. Tapi kenapa hanya kamu yang selalu dikejar kejar." Jawab Jessi.

"Sudahlah, jangan berpikiran buruk pada orang lain. Bisa jadi dia itu benar." Jawab Velix.

"Dan sekarang kau sudah mulai membelanya. Lalu kau tidak ingin aku marah karena ini?" Tanya Jessi.

"Aku sama sekali tidak membelanya sayang. Tapi berusahalah untuk mengerti keadaan Sesil juga. Walau bagaimana pun dia adalah sahabat mu dulu." Jawab Velix.

"Justru karena dia sahabat ku, aku sudah tahu sikap aslinya. Sayang sekali kau hanya lebih mengerti Sesil dari pada istri mu sendiri." Jawab Jessi kesal.

"Bukan begitu sayang, tapi kehidupan Sesil sekarang sudah hancur. Dia dicampakkan oleh Jefri dengan kondisi yang sudah tidak suci lagi. Aku kasihan dengannya." Jawab Velix.

"Lalu itu sebabnya kau memeluknya?" Tanya Jessi.

"Untuk masalah itu aku minta maaf. Aku sama sekali tidak memeluknya. Sesil yang lebih dulu memeluk ku dari belakang, dan aku tidak bisa menghindar lagi." Jawab Velix.

"Tapi aku yakin Sesil juga tidak sengaja melakukannya. Dia hanya terbawa emosi pada ceritanya." Sambung Velix.

"Oh, jadi saat itu kau sedang mendengar curhatannya?" Tanya Jessi semakin kesal.

"Sudahlah, aku tidak ingin berdebat. Aku sudah berusaha menjelaskannya tapi kau masih saja bersikap seperti ini pada ku. Lalu aku harus bagaimana agar kau tidak marah lagi pada ku?" Jawab Velix.

"Kau tidak perlu melakukan apa apa, tidur dan jangan ganggu aku." Jawab Jessi sambil berbaring menengadahkan selimutnya.

"Sayang, hentikan marah mu pada ku." Jawab Velix.

"Sudahlah, aku tidak ingin bicara dengan mu lagi. Aku mau tidur." Jawab Jessi.

"Tidurlah jika itu akan menenangkan hati mu." Jawab Velix.

Kemudian mereka tertidur. Namun kemudian Velix terbangun saat mendengar suara tangisan Jessi dalam tidur. Jessi benar benar sangat sedih kehilangan ayahnya. Lalu Velix mencium kening Jessi, dan mengelus rambutnya hingga Jessi berhenti menangis dan tertidur kembali.

Keesokan harinya...

Saat Velix terbangun dari tidurnya, dia melihat Jessi sudah tidak ada di sampingnya. Tiba tiba Jessi keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah sangat rapi.

"Sayang, ini masih sangat pagi dan kau sudah rapi seperti ini? Emangnya mau ke mana?" Tanya Velix.

"Bangunlah untuk sholat subuh, aku akan menyiapkan sarapan di dapur." Jawab Jessi.

"Kau tidak sholat bersamaku?" Tanya Velix.

"Aku tidak bisa, tamu bulanan ku sudah datang." Jawab Jessi.

"Oh, pantas saja kau mandi sepagi ini. Hmm.... sayang sekali." Jawab Velix.

"Apa yang sayang sekali?" Tanya Jessi.

Lalu Velix bangun dari tidurnya dan memeluk istrinya dari belakang sambil berbisik mesra di telinga sang istri.

"Tamu bulanan itu sangat mengganggu aktivitas kita. Hal itu sangat disayangkan bukan?" Ucap Velix.

"Apa apaan kamu. Sholat gih..." Jawab Jessi.

"Kamu jangan marah dulu sayang, maksud ku tamu bulanan mu itu sangat mengganggu aktivitas kita dalam beribadah. Kata kata ku benar kan?" Jawab Velix sambil tersenyum.

Jessi hanya tertawa melihat ulah suaminya itu. Suami nya itu memang sangat pandai menghiburnya saat hatinya sedang sedih.

"Aku perhatikan pakaian mu dari tadi sudah sangat rapih. Seperti mau pergi. Sebenarnya kamu mau ke mana sayang?" Tanya Velix saat sedang sarapan.

"Maaf, aku belum sempat bilang ke kamu. Hari ini aku mau mengurus akta Kematian ayah. Karena itu aku mau ke rumah sakit untuk mengurus surat surat nya." Jelas Jessi.

"Kalau begitu aku antar kamu ya sayang." Jawab Velix.

"Jika kamu tidak ada urusan lain, boleh saja." Jawab Jessi.

"Urusan ku hari ini hanya kamu seorang. Aku siap mengantar mu kemana saja." Jawab Velix tersenyum.

"Baiklah, kalau begitu selesaikan makan mu dulu, lalu kita pergi." Jawab Jessi.

Tiba di rumah sakit, Jessi dan Velix bertemu lagi dengan Sesil. Orang yang sama sekali sangat tidak diharapkan untuk bertemu mereka saat itu.

"Jessi, Velix, kalian kemari?" Sahut Sesil.

"Hai Sil, kebetulan sekali." Jawab Jessi.

"Tidak ada yang kebetulan Jess. Jika kita bertemu, berarti itu memang sudah dijodohkan. Hehehe..." Jawab Sesil.

"Hai Velix, kau ada perlu apa? Aku bisa membantu mu." Sahut Sesil.

"Mmm.... ku rasa kau tidak perlu repot repot. Kami berdua hanya membutuhkan bagian administrasi saja, bukan perawat." Jawab Velix sedikit sinis.

"Ayo sayang..." Ajak Velix sambil merangkul Jessi istrinya.

Wajah Sesil memerah karena marah bercampur malu. Velix kali ini bersikap dingin dengannya.

"Tunggu sebentar, aku ingin bicara dengan kalian berdua." Panggil Sesil.

Langkah Jessi dan Velix terhenti ketika mendengar ucapan Sesil.

"Kami berdua tidak perlu bicara dengan mu. Ayo sayang." Jawab Velix.

"Tapi aku yakin kalian pasti membutuhkan informasi ini dari ku." Jawab Sesil.

"Hmm... katakan." Jawab Jessi.

"Untuk apa mendengarkannya?" Tanya Velix kesal.

"Tidak apa apa sayang, biarkan saja dia bicara." Jawab Jessi.

"Ayo katakan, kamu mau berikan informasi apa pada kami berdua." Jawab Jessi pada Sesil.

"Aku dengar, kalian sudah lama menikah dan sampai saat ini belum memiliki keturunan. Apa itu benar?" Tanya Sesil.

"Untuk apa kau mencampuri urusan pribadi kami berdua. Jadi selama ini kau menyelediki kehidupan rumah tangga ku dan Jessi?" Tanya Velix semakin kesal.

"Ohh, tidak sama sekali. Aku mendengar ini semua karena ibu Robiyah yang mengatakannya pada ku saat aku datang ke rumah Jessi waktu kematian ayah nya." Jelas Sesil.

"Lalu apa mau mu sekarang?" Tanya Velix.

"Mmm... Aku punya solusinya. Aku bisa membantu kalian untuk mendapatkan keturunan." Jawab Sesil.

"Lantas mengapa kami berdua harus percaya pada mu? Kamu bukan dokter spesialis kandungan kan? Lebih baik kami melakukan program kehamilan pada dokter, dari pada harus percaya dengan semua kata kata mu." Jawab Velix.

"Ayo sayang, kita pergi dari sini. Aku tidak mau wanita ini mempermainkan kita lagi." Ajak Velix pada Jessi.

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

𝕸y💞 Terlupakan ŔẰ᭄👏

𝕸y💞 Terlupakan ŔẰ᭄👏

like

2022-04-18

1

𝕸y💞 Terlupakan ŔẰ᭄👏

𝕸y💞 Terlupakan ŔẰ᭄👏

lanjut

2022-04-18

1

𝕸y💞 Terlupakan ŔẰ᭄👏

𝕸y💞 Terlupakan ŔẰ᭄👏

next

2022-04-18

1

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan Tokoh
2 Happy Anniversary
3 Keturunan
4 Selalu Bertengkar
5 Ayah Jessi Sakit
6 Jessi Bertemu Sesil
7 Cemburu
8 Makan Siang
9 Sakit Hati
10 Berduka
11 Suasana Duka
12 Pertengkaran
13 Program Kehamilan Sesil
14 Pertemuan di Caffe
15 Pujian Tuan Erick
16 Bertemu Sesil
17 Sakit Hati Lagi
18 Berdarah
19 Panik
20 Aku Cemburu
21 Kota M
22 Tidur di Kamar Tamu
23 Perdebatan
24 Sahabat Terbaik
25 Mencari Velix
26 Perkenalan Vina dan Jessi
27 Makan Siang Bertiga
28 Setumpuk Berkas Yang Jatuh
29 Mie Instan
30 Pengajuan Mutasi
31 Pertemuan Velix dan Jessi
32 Kata Kata Perpisahan
33 Ciuman Paksa
34 Tempat Sujud Yang Sama
35 Mengantar Jessi Pulang
36 Mengajak Vina
37 Menjadi Sahabat
38 Kau Harus Bahagia
39 Buccheri
40 Melindungi mu
41 Keterangan Yang Berbeda
42 Luka Masa Lalu
43 Kebohongan Wandy
44 Kembali ke Rumah
45 Suasana Kantor
46 Hancur
47 Bertemu Jefri
48 Permintaan Yang Sulit
49 Doa dan Harapan
50 Enam Bulan Kemudian
51 Tak Biasa
52 Malam Yang Indah
53 Pilihan Ke dua
54 Semalaman
55 Mencari Jessi
56 Daerah Puncak
57 Tidak Bisa Pulang
58 Obrolan Panjang
59 Salah Paham
60 Saling Bicara
61 Mengunjungi Wandy
62 Kembali Bekerja
63 Pulang Bersama Vina
64 Rumah Wandy
65 Tragedi Mie Instan
66 Pertengkaran
67 Pemberhentian
68 Hadirnya Velly
69 Ingin Pergi
70 Gugatan Cerai
71 Mediasi
72 Kedinginan Sekujur Tubuh
73 Hanya Hubungan Bisnis
74 Tak Ingin Salah Paham
75 Pertemuan Tak Terduga
76 Berbalik Arah
77 Pulang Ke Rumah
78 Kesepakatan Bersama
79 Pekerjaan Mendadak
80 Kabar Mengejutkan
81 Tamparan Dari Ayah
82 Kedatangan Tamu
83 Tak Berujung
84 Perundingan
85 Perjanjian Yang di Langgar
86 Kekecewaan
87 Menantu
88 Tanpa Perlawanan
89 Pernikahan atau Pekerjaan
90 Situasi Tersulit
91 Pelukan dari Sesil
92 Kejutan Besar
93 Menolak
94 Nasi Goreng Tengah Malam
95 Tamu di Pagi Hari
96 Tangisan Seorang Sesil
97 Emosi Tak Berujung
98 Kebaikan Sesil
99 Akhir Yang Bahagia
100 Hubungan Baik
101 Ikhtiar
102 Dua Puluh Persen Lagi
103 Pulang Cepat
104 Orang Luar
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Perkenalan Tokoh
2
Happy Anniversary
3
Keturunan
4
Selalu Bertengkar
5
Ayah Jessi Sakit
6
Jessi Bertemu Sesil
7
Cemburu
8
Makan Siang
9
Sakit Hati
10
Berduka
11
Suasana Duka
12
Pertengkaran
13
Program Kehamilan Sesil
14
Pertemuan di Caffe
15
Pujian Tuan Erick
16
Bertemu Sesil
17
Sakit Hati Lagi
18
Berdarah
19
Panik
20
Aku Cemburu
21
Kota M
22
Tidur di Kamar Tamu
23
Perdebatan
24
Sahabat Terbaik
25
Mencari Velix
26
Perkenalan Vina dan Jessi
27
Makan Siang Bertiga
28
Setumpuk Berkas Yang Jatuh
29
Mie Instan
30
Pengajuan Mutasi
31
Pertemuan Velix dan Jessi
32
Kata Kata Perpisahan
33
Ciuman Paksa
34
Tempat Sujud Yang Sama
35
Mengantar Jessi Pulang
36
Mengajak Vina
37
Menjadi Sahabat
38
Kau Harus Bahagia
39
Buccheri
40
Melindungi mu
41
Keterangan Yang Berbeda
42
Luka Masa Lalu
43
Kebohongan Wandy
44
Kembali ke Rumah
45
Suasana Kantor
46
Hancur
47
Bertemu Jefri
48
Permintaan Yang Sulit
49
Doa dan Harapan
50
Enam Bulan Kemudian
51
Tak Biasa
52
Malam Yang Indah
53
Pilihan Ke dua
54
Semalaman
55
Mencari Jessi
56
Daerah Puncak
57
Tidak Bisa Pulang
58
Obrolan Panjang
59
Salah Paham
60
Saling Bicara
61
Mengunjungi Wandy
62
Kembali Bekerja
63
Pulang Bersama Vina
64
Rumah Wandy
65
Tragedi Mie Instan
66
Pertengkaran
67
Pemberhentian
68
Hadirnya Velly
69
Ingin Pergi
70
Gugatan Cerai
71
Mediasi
72
Kedinginan Sekujur Tubuh
73
Hanya Hubungan Bisnis
74
Tak Ingin Salah Paham
75
Pertemuan Tak Terduga
76
Berbalik Arah
77
Pulang Ke Rumah
78
Kesepakatan Bersama
79
Pekerjaan Mendadak
80
Kabar Mengejutkan
81
Tamparan Dari Ayah
82
Kedatangan Tamu
83
Tak Berujung
84
Perundingan
85
Perjanjian Yang di Langgar
86
Kekecewaan
87
Menantu
88
Tanpa Perlawanan
89
Pernikahan atau Pekerjaan
90
Situasi Tersulit
91
Pelukan dari Sesil
92
Kejutan Besar
93
Menolak
94
Nasi Goreng Tengah Malam
95
Tamu di Pagi Hari
96
Tangisan Seorang Sesil
97
Emosi Tak Berujung
98
Kebaikan Sesil
99
Akhir Yang Bahagia
100
Hubungan Baik
101
Ikhtiar
102
Dua Puluh Persen Lagi
103
Pulang Cepat
104
Orang Luar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!