"Iya, bagaimana?" Tanya Jessi.
"Apa kau meragukan ku?" Tanya Velix.
"Ikut program kehamilan kan bukan hanya sekedar masalah kesuburan. Tapi apa salahnya kita periksa ke dokter dan mencoba meminta saran darinya." Jelas Jessi.
"Bukankah kita sudah melakukan program kehamilan selama ini?" Jawab Velix.
"Iya, tapi aku ingin melakukan sekali lagi. Kali ini kita harus lebih serius, dan juga harus sesuai anjuran dokter. Kamu mau kan?" Jawab Jessi.
"Baiklah sayang, apapun itu akan ku lakukan untuk mu." Jawab Velix.
"Terima kasih sayang, kalau begitu cepat habiskan sarapannya dan kita harus ke kantor hari ini." Jawab Jessi tersenyum bahagia mendengar jawaban dari suaminya itu.
"Ke kantor? Ayolah sayang, kita tidak usah ke kantor hari ini." Jawab Velix tidak setuju.
"Sayang, kau sudah janji dengan pak Rudy. Ayolah... tidak perlu membatalkannya. Kita bisa jalan jalan kapan saja kau mau, tapi dengan syarat kau telah menepati janji mu untuk menemui pak Rudy hari ini." Bujuk Jessi sambil memegang tangan Velix.
"Hmmm.... baiklah. Tapi untuk hari ini kau di ruangan ku saja. Anggap saja hari ini kau tidak masuk kerja." Jawab Velix.
"Kalau soal itu aku tidak bisa janji." Jawab Jessi sambil tertawa.
"Ahh... kamu ini." Jawab Velix sedikit kesal.
"Ada banyak pekerjaan di meja Wandy, dan sebagai sekretarisnya aku harus membantunya menyelesaikan semua itu. Dia pasti akan mencari ku nanti." Jelas Jesi.
"Biar aku yang akan menghadapinya." Jawab Velix.
"Hmm... terserah kau saja." Jawab Jessi pasrah.
***
Ddrrrtt..... Ddrrrtt.....
Ponsel Jessi berdering, ada panggilan dari Wandy.
"Ada apa kau menelpon istri ku?" Sahut Velix.
Velix segera menjawab teleponnya ketika melihat panggilan itu dari Wandy.
"Apa apaan sih kamu, mana ponsel nya, berikan pada ku." Ucap Jessi sambil berusaha mengambil ponselnya dari Velix.
Melihat tingkah Jessi, Velix sama sekali tidak memberikan ponsel itu pada Jessi..
"Velix, apa itu kau? Jessi bersama mu sekarang? Kenapa dia belum masuk kerja? Ini sudah siang kan? Jessi sudah terlambat." Tanya Wandy.
"Istri ku hari ini belum bisa masuk kerja. Aku memintanya untuk tetap bersama ku di ruangan. Jadi, tolong berikan dia izin untuk cuti hari ini?" Jawab Velix.
Tiba tiba teleponnya putus.
"Hallo... hallo..." Sahut Velix tapi sudah tidak ada jawaban.
"Ahh.... orang itu aneh sekali. Tiba tiba saja menutup teleponnya." Ucap Velix pada Jessi.
"Hmm... aku jadi merasa tidak enak hati pada Wandy." Jawab Jessi.
"Kenapa, hanya untuk hari ini saja aku ingin bersama mu meskipun di kantor." Jawab Velix.
"Itulah masalahnya, aku tidak bisa membantu pekerjaannya, padahal aku ada di kantor." Jawab Jessi.
"Jessi...." Panggil Wandy yang tiba tiba muncul di balik pintu ruangan Velix.
"Wandy... Aku minta maaf." Jawab Jessi seraya berdiri saat melihat Wandy datang.
"Ada apa kau kemari? Kenapa tidak bicara di telepon saja." Jawab Velix.
"Walau kau direktur di perusahaan ini, tapi kau tidak boleh seenaknya. Jessi itu sekretaris ku." Jawab Wandy kesal pada Velix.
"Tapi dia istri ku." Bantah Velix.
"Dirumah dia istri mu, tapi di kantor Jessi sekretaris ku. Kau tidak bisa mengurungnya di ruangan mu seperti ini." Jawab Wandy.
"Bukankah sudah ku katakan padamu kalau dia akan cuti hari ini?" Tanya Velix.
"Hei... kau tidak bisa seenaknya. Aku belum menyetujui nya." Bantah Wandy.
"Sudah sudah, apa yang kalian perdebatkan?" Ucap Jessi.
"Sudah, kau diam saja. Aku yang akan menangani atasan mu yang tidak tau diri ini." Jawab Velix.
"Sayang, jangan begitu. Apa yang dikatakan Wandy itu benar, seharusnya aku mengerjakan pekerjaan ku saat sedang di kantor." Jawab Jessi.
"Jadi kau membelanya?" Tanya Velix sangat kesal.
Mendengar kata kata Jessi, Wandypun tersenyum senang. Dia merasa Jessi berpihak padanya.
"Aku bukan membelanya, tapi di devisi kami masih sangat banyak pekerjaan. Jika aku tidak masuk sekarang Wandy akan sangat kesusahan. Malah Pekerjaan ku akan sangat menumpuk besok." Jelas Jesi.
"Ahh.... pria ini benar benar memperlakukan mu dengan tidak baik. Mana mungkin kau istri ku di bebankan pekerjaan yang begitu banyak. Lebih baik kau pindah saja dari devisi itu." Jawab Velix kesal.
"Apa maksud mu?" Tanya Wandy terkejut.
"Sudah sudah, aku tidak ingin pindah devisi. Devisi penjualan sangat cocok dengan bidang keahlian ku. Aku juga menyukai pekerjaannya. Sudahlah, tidak perlu bersikap seperti ini." Jawab Jessi.
"Aku hanya tidak suka kau selalu dekat dengannya." Jawab Velix sambil menunjuk ke arah Wandy.
"Hei, bukannya kamu yang meminta ku untuk pindah ke kota M? Haaahhhh.... dasar pria aneh." Jawab Wandy.
"Harusnya kau memberikan izin istri ku walau hanya hari ini saja." Jawab Velix.
"Sudahlah, aku bisa saja mengambil cuti hari ini, tapi pekerjaan ku akan sangat menumpuk besok. Mengertilah sayang." Jelas Jessi.
"Apa kau mau aku bekerja lembur sampai malam besok?" Tambah Jessi.
"Ahh... sudahlah Jess, bapak direktur ini tidak akan mengerti pekerjaan bawahan seperti kita. Ayo, ikutlah dengan ku ke ruangan." Jawab Wandy.
"Apa kata mu?" Tanya Velix sangat kesal.
"Sayang,, sudahlah. Yang di katakan Wandy itu benar. Kau juga harus menemui pak Rudy kan? Aku ke ruangan dulu, nanti kita makan siang sama sama yaa...?" Bujuk Jessi sambil mengelus bahu suaminya.
"Hmm... baiklah. Mana bisa aku menolak permintaan mu. Pergilah, aku akan menghubungi mu setelah selesai menemui pak Rudy." Jawab Velix.
Melihat tingkah Velix yang hanya mengalah di depan istrinya membuat Wandy menutup mulutnya dan tertawa geli. Selain itu Wandy juga sangat senang karena akhirnya Jessi akan ikut dengannya ke ruangan.
"Kenapa kau senyum senyum? Apa kau sudah gila?" Tanya Velix kesal.
"Siapa yang senyum, aku tidak melakukan apa apa." Jawab Wandy sambil tersenyum lagi.
"Jelas jelas aku melihat mu senyum barusan" Jawab Velix
"Kali ini kau bisa lolos, tapi lain kali aku tidak akan membiarkan mu membawa istri ku." Tambah Velix kesal.
"Apa kau pikir aku penculik? Hahahaha..." Jawab Wandy.
"Kau..." Jawab Velix sambil bersiap untuk melayangkan sebuah tinju ke wajah Wandy namun di cegah oleh Jessi.
"Sudah sudah, aku pergi dulu yaa. Nanti kau hubungi aku setelah pekerjaan mu selesai." Jawab Jessi mengakhiri pembicaraan.
"Ayo Wan, kita ke ruangan." Ajak Jessi.
"Aku akan segera menghubungi mu sayang." Jawab Velix.
"Baiklah,,.." Jawab Jessi.
Kemudian Wandy dan Jessi meninggalkan ruangan Velix dan pergi menuju ruangan Wandy.
"Kau ini, kenapa selalu bertengkar dengan suami ku?" Ucap Jessi pada Wandy saat mereka berjalan menuju devisi penjualan.
"Suami mu itu terkadang sangat egois, terkadang dia tidak ingin aku mendekati mu." Jawab Wandy sambil tertawa.
BERSAMBUNG..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
CebReT SeMeDi
aq fav dl ya
2021-10-30
1
𝐀⃝🥀𝐑𝐚𝐧 ℘ṧ㊍㊍👏
Semangat buat Marathon,,, 🤭
2021-10-11
1
EK💜☪️
😊
2021-10-02
1