Pujian Tuan Erick

"Terima kasih tuan Velix, saya sangat senang anda bisa menyempatkan waktu untuk datang pada pertemuan ini. Tuan Wandy dan Nyonya Jessi benar benar pasangan bisnis yang hebat. Konsep iklan yang mereka tawarkan selalu menarik konsumen yang banyak. Karena itulah aku tetap ingin menggunakan jasa perusahaan tuan untuk iklan produk ku yang baru." Ucap Tuan Erick.

"Sama sama tuan, saya juga senang bisa bertemu dengan klien seperti anda." Jawab Velix.

"Kalau begitu, kami pamit dulu. Untuk selanjutnya, anda bisa menghubungi tuan Wandy." Sambung Velix.

"Baik, terima kasih." Jawab tuan Erick.

"Kamu dengar tadi Jess? Kata tuan Erick kita ini pasangan yang serasi. Wah wah, aku sangat tersanjung dengan pujian dia." Ucap Wandy saat dalam perjalanan pulang.

"Apa kamu bilang? Apa telinga mu tuli? Pasangan bisnis yang hebat, begitu kata nya. Begitu saja ekspresi mu sudah berlebihan." Jawab Velix meluruskan kata kata Wandy.

"Ahh... itu kan sama saja. Itu berarti kau tidak bisa melarang Jessi untuk bekerja dengan ku. Kolaborasi kita berdua ini bisa mendatangkan keuntungan yang besar untuk perusahaan. Bukan begitu Jess?" Jawab Wandy.

"Kolaborasi? Memangnya mau duet nyanyi? Hahahah" Ledek Velix.

"Sudahlah, kamu akui saja kalau devisi penjualan kami sangat mempengaruhi peningkatan penghasilan perusahaan belakangan ini. Iya kan?" Jawab Wandy.

"Iya juga sih, istri ku memang hebat." Jawab Velix.

"Istri? Jangan lupa, aku manager nya." Jawab Wandy kesal.

"Kamu sih numpang nama aja." Jawab Velix.

"Jangan begitu sayang, Wandy sudah bekerja keras untuk perusahaan ini. Devisi penjualan selalu meningkat karena dia manager nya." Jawab Jessi.

"Dengarkan itu baik baik ya pak direktur." Jawab Wandy tegas mendukung kata kata Jessi.

"Kau ini selalu saja membela si brengsek ini." Jawab Velix.

"Jelas jelas kau yang salah." Jawab Wandy.

"Kau yang mulai dengan mengatakan kalian adalah pasangan serasi. Kata kata mu itu memancing emosi ku." Jawab Velix pada Wandy.

"Ahh.. kau saja yang terlalu sensitif." Bantah Wandy.

"Sudah diam, kalau kalian tidak juga diam, aku akan turun dari mobil ini." Jawab Jessi.

"Iya, maaf." Jawab Velix dan Wandy bersamaan.

Jessi tertawa mendengar kata maaf itu di ucapkan Wandy dan Velix secara bersama sama.

"Sebenarnya kalian ini sangat kompak, meskipun terlihat selalu bertengkar, tapi aku tahu hati kalian itu sangat tulus. Sebenarnya kalian itu sangat memahami." Jawab Jessi sambil tersenyum.

"Jadi, hentikan pertengkaran kalian. Aku bosan mendengar kalian tiap hari berdebat." Sambung Jessi.

"Untuk kamu Wan, lain kali jangan memancing emosi Velix. Kamu tahu betul sikap Velix seperti apa, jadi jangan membuat nya kesal." Ucap Jessi pada Wandy.

"Dan untuk mu suami ku tercinta, jangan suka sensitif dengan kata kata Wandy. Dia begitu karena ingin menggoda mu saja, jadi kau jangan makan hati dengan nya." Ucap Jessi pada Velix.

"Kau juga jangan terlalu dekat dengan nya." Bantah Velix pada Jessi.

"Wandy itu atasan ku, bawahan mu juga. Urusan ku dengan nya adalah urusan pekerjaan. Tidak lebih dari itu, Kami bekerja untuk perusahaan mu kan? Jadi kau tidak bisa bersikap seperti itu pada nya." Jawab Jessi.

"Baiklah sayang, aku mengerti." Jawab Velix.

"Turunkan aku di depan saja." Sahut Wandy tiba tiba.

"Di depan? Tapi ini belum sampai di rumah mu." Jawab Velix.

"Tidak apa, aku bisa naik taxi." Jawab Wandy.

"Biar ku antar kau sampai rumah saja." Jawab Velix.

"Tidak perlu, jika mengantar ku kalian harus putar balik lagi untuk pulang. Ini sudah malam, kalian langsung pulang saja." Jawab Wandy.

"Ada apa dengan mu Wan?" Tanya Velix saat menyadari raut wajah Wandy yang berubah cemberut.

"Tidak apa, aku hanya ingin membeli sesuatu di situ. Kalian tidak perlu menunggu, aku akan pulang sendiri." Jawab Wandy.

"Baiklah kalau begitu." Jawab Velix.

"Sebenarnya ada apa dengannya? Raut wajah nya tiba tiba saja berubah." Ucap Velix kepada sesaat setelah Wandy turun dari mobil.

"Apa aku salah bicara?" Tanya Jessi.

"Aku juga tidak tahu." Jawab Velix.

"Atau dia tersinggung dengan kata kata ku?" Jawab Velix.

"Tapi, kata yang mana? Dari tadi bertengkar dengan ku dia baik baik saja." Sambung Velix.

"Tapi, dia tidak pamit dengan ku saat turun. Atau jangan jangan kata kata ku yang membuat nya tersinggung?" Jawab Jessi.

"Iya, tapi kata yang mana?" Tanya Velix bingung.

"Aku juga tidak tahu." Jawab Jessi.

"Yaa sudahlah biarkan saja. Nanti juga akan ketahuan sendiri." Jawab Velix.

"Tapi, aku juga setuju dengan tuan Erick. Kau dan Wandy memang sangat cocok dalam pekerjaan ini. Itulah mengapa aku pindah kan Wandy ke kota M agar dia bisa bekerja dengan mu." Jawab Velix.

"Jadi, sebenarnya kamu tidak cemburu kan dengan Wandy?" Tanya Jessi.

"Cemburu pasti ada sayang, tapi aku percaya pada kalian berdua. Kamu bukan wanita yang mudah berpaling pada lelaki lain. Begitu juga dengan Wandy, dia bukan pria brengsek yang bisa menghancurkan persahabatan kita. Yaahh meskipun aku tahu dia masih belum bisa melupakan mu sampai sekarang." Jawab Velix.

"Hmm... jangan sok tahu kamu. Bisa saja Wandy sudah menemukan wanita yang cocok, hanya saja belum menceritakan nya pada mu." Jawab Jessi.

"Tidak mungkin, akan sulit untuk nya mendapatkan wanita yang lebih baik dari kamu sayang." Jawab Velix.

"Ahh... kau terlalu berlebihan memuji ku sayang." Jawab Jessi.

"Banyak wanita cantik di dunia ini, dia saja yang tidak mau membuka hati nya." Sambung Jessi.

"Kau itu sangat sulit dilupakan. Saat seorang pria sudah jatuh cinta pada mu, akan sangat sulit untuk melupakan nya, apa lagi berpaling pada wanita lain. Aku bukti nya, walaupun kita sudah berpisah sangat jauh, dengan kehidupan masing masing, aku tetap saja tidak bisa melupakan mu. Benar kan?" Jawab Velix.

"Hmm dasar gombal? Tapi jika benar Wandy belum bisa melupakan ku, aku harus bagaimana?" Tanya Jessi.

"Entahlah, aku juga bingung dengan apa yang ada dalam pikiran nya." Jawab Velix.

"Dddrrrrttt... dddrrrrttt..." Ponsel Velix berdering.

"Hallo.." Sahut Velix saat menjawab panggilan ponsel nya.

"Hallo Velix, aku Sesil." Jawab penelpon.

"Kau? Dari mana kau tahu nomor ponsel ini?" Jawab Velix sedikit ketus.

"Aku mencari nya di daftar keluarga pasien di rumah sakit." Jawab Sesil.

"Ada apa menelpon ku, katakan." Tanya Velix tegas.

"Aku ingin bicara dengan Jessi." Jawab Sesil.

"Mau bicara apa dengan nya, katakan pada ku saja. Dia lagi tidak bersama ku." Jawab Velix.

"Kau jangan marah dulu, aku hanya ingin membicarakan program kehamilan kalian." Jawab Sesil.

BERSAMBUNG..

Terpopuler

Comments

𝐀⃝🥀𝐑𝐚𝐧 ℘ṧ㊍㊍👏

𝐀⃝🥀𝐑𝐚𝐧 ℘ṧ㊍㊍👏

Pasti Sesil punya Rencana nie,😏😏😏

2021-10-12

0

༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐

༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐

pujian tuan Erick

2021-08-28

1

ERA_Za

ERA_Za

wah ceritanya bagus aku suka.
Aku udah kasi 10 likenya.

Jangan lupa mampir dicerita aku juga ya kak dan tinggalkan jejaknya.
"BUNGA untuk ZARA".
Terimakasih ❤

2020-07-28

1

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan Tokoh
2 Happy Anniversary
3 Keturunan
4 Selalu Bertengkar
5 Ayah Jessi Sakit
6 Jessi Bertemu Sesil
7 Cemburu
8 Makan Siang
9 Sakit Hati
10 Berduka
11 Suasana Duka
12 Pertengkaran
13 Program Kehamilan Sesil
14 Pertemuan di Caffe
15 Pujian Tuan Erick
16 Bertemu Sesil
17 Sakit Hati Lagi
18 Berdarah
19 Panik
20 Aku Cemburu
21 Kota M
22 Tidur di Kamar Tamu
23 Perdebatan
24 Sahabat Terbaik
25 Mencari Velix
26 Perkenalan Vina dan Jessi
27 Makan Siang Bertiga
28 Setumpuk Berkas Yang Jatuh
29 Mie Instan
30 Pengajuan Mutasi
31 Pertemuan Velix dan Jessi
32 Kata Kata Perpisahan
33 Ciuman Paksa
34 Tempat Sujud Yang Sama
35 Mengantar Jessi Pulang
36 Mengajak Vina
37 Menjadi Sahabat
38 Kau Harus Bahagia
39 Buccheri
40 Melindungi mu
41 Keterangan Yang Berbeda
42 Luka Masa Lalu
43 Kebohongan Wandy
44 Kembali ke Rumah
45 Suasana Kantor
46 Hancur
47 Bertemu Jefri
48 Permintaan Yang Sulit
49 Doa dan Harapan
50 Enam Bulan Kemudian
51 Tak Biasa
52 Malam Yang Indah
53 Pilihan Ke dua
54 Semalaman
55 Mencari Jessi
56 Daerah Puncak
57 Tidak Bisa Pulang
58 Obrolan Panjang
59 Salah Paham
60 Saling Bicara
61 Mengunjungi Wandy
62 Kembali Bekerja
63 Pulang Bersama Vina
64 Rumah Wandy
65 Tragedi Mie Instan
66 Pertengkaran
67 Pemberhentian
68 Hadirnya Velly
69 Ingin Pergi
70 Gugatan Cerai
71 Mediasi
72 Kedinginan Sekujur Tubuh
73 Hanya Hubungan Bisnis
74 Tak Ingin Salah Paham
75 Pertemuan Tak Terduga
76 Berbalik Arah
77 Pulang Ke Rumah
78 Kesepakatan Bersama
79 Pekerjaan Mendadak
80 Kabar Mengejutkan
81 Tamparan Dari Ayah
82 Kedatangan Tamu
83 Tak Berujung
84 Perundingan
85 Perjanjian Yang di Langgar
86 Kekecewaan
87 Menantu
88 Tanpa Perlawanan
89 Pernikahan atau Pekerjaan
90 Situasi Tersulit
91 Pelukan dari Sesil
92 Kejutan Besar
93 Menolak
94 Nasi Goreng Tengah Malam
95 Tamu di Pagi Hari
96 Tangisan Seorang Sesil
97 Emosi Tak Berujung
98 Kebaikan Sesil
99 Akhir Yang Bahagia
100 Hubungan Baik
101 Ikhtiar
102 Dua Puluh Persen Lagi
103 Pulang Cepat
104 Orang Luar
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Perkenalan Tokoh
2
Happy Anniversary
3
Keturunan
4
Selalu Bertengkar
5
Ayah Jessi Sakit
6
Jessi Bertemu Sesil
7
Cemburu
8
Makan Siang
9
Sakit Hati
10
Berduka
11
Suasana Duka
12
Pertengkaran
13
Program Kehamilan Sesil
14
Pertemuan di Caffe
15
Pujian Tuan Erick
16
Bertemu Sesil
17
Sakit Hati Lagi
18
Berdarah
19
Panik
20
Aku Cemburu
21
Kota M
22
Tidur di Kamar Tamu
23
Perdebatan
24
Sahabat Terbaik
25
Mencari Velix
26
Perkenalan Vina dan Jessi
27
Makan Siang Bertiga
28
Setumpuk Berkas Yang Jatuh
29
Mie Instan
30
Pengajuan Mutasi
31
Pertemuan Velix dan Jessi
32
Kata Kata Perpisahan
33
Ciuman Paksa
34
Tempat Sujud Yang Sama
35
Mengantar Jessi Pulang
36
Mengajak Vina
37
Menjadi Sahabat
38
Kau Harus Bahagia
39
Buccheri
40
Melindungi mu
41
Keterangan Yang Berbeda
42
Luka Masa Lalu
43
Kebohongan Wandy
44
Kembali ke Rumah
45
Suasana Kantor
46
Hancur
47
Bertemu Jefri
48
Permintaan Yang Sulit
49
Doa dan Harapan
50
Enam Bulan Kemudian
51
Tak Biasa
52
Malam Yang Indah
53
Pilihan Ke dua
54
Semalaman
55
Mencari Jessi
56
Daerah Puncak
57
Tidak Bisa Pulang
58
Obrolan Panjang
59
Salah Paham
60
Saling Bicara
61
Mengunjungi Wandy
62
Kembali Bekerja
63
Pulang Bersama Vina
64
Rumah Wandy
65
Tragedi Mie Instan
66
Pertengkaran
67
Pemberhentian
68
Hadirnya Velly
69
Ingin Pergi
70
Gugatan Cerai
71
Mediasi
72
Kedinginan Sekujur Tubuh
73
Hanya Hubungan Bisnis
74
Tak Ingin Salah Paham
75
Pertemuan Tak Terduga
76
Berbalik Arah
77
Pulang Ke Rumah
78
Kesepakatan Bersama
79
Pekerjaan Mendadak
80
Kabar Mengejutkan
81
Tamparan Dari Ayah
82
Kedatangan Tamu
83
Tak Berujung
84
Perundingan
85
Perjanjian Yang di Langgar
86
Kekecewaan
87
Menantu
88
Tanpa Perlawanan
89
Pernikahan atau Pekerjaan
90
Situasi Tersulit
91
Pelukan dari Sesil
92
Kejutan Besar
93
Menolak
94
Nasi Goreng Tengah Malam
95
Tamu di Pagi Hari
96
Tangisan Seorang Sesil
97
Emosi Tak Berujung
98
Kebaikan Sesil
99
Akhir Yang Bahagia
100
Hubungan Baik
101
Ikhtiar
102
Dua Puluh Persen Lagi
103
Pulang Cepat
104
Orang Luar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!