Suasana Duka

"Baiklah, aku memang akan pulang sekarang. Tapi aku ingin berpamitan dengan istri mu dulu. Walau bagaimana pun, istri mu lah yang menemui ku pertama kali saat aku tiba di kota ini." Jawab Wandy.

"Tidak usah, pergi saja. Aku akan katakan padanya kalau kau sudah pulang." Jawab Velix.

"Velix.." Sahut Sesil.

"Ahh... wanita ini datang ke sini lagi. Entah apa maunya." Ujar Velix kesal.

"Siapa wanita ini? Tanya Wandy.

"Kenalkan, aku Sesil. Sahabat dekat Velix." Jawab Sesil sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Wandy.

"Sahabat Velix? Oh, aku Wandy. Aku juga bisa dibilang sahabat Velix dan Jessi." Jawab Wandy sambil menyambut tangan Sesil.

"Velix, aku mencari Jessi kemana mana tapi tidak ketemu. Aku ingin mengucapkan rasa belasungkawa padanya. Tapi aku malah melihat mu di sini." Ucap Sesil.

"Aku tidak tahu dia di mana." Jawab Velix ketus.

"Jadi kalian masih belum berbaikan?" Tanya Sesil.

"Ahh..kau salah paham. Kami baik baik saja. Hanya Jessi terlalu sedih, dia butuh waktu untuk sendiri." Jawab Velix.

"Jadi benar kalau kalian berdua ada masalah?" Tanya Wandy pada Velix.

"Tidak, kalian salah paham. Lebih baik kalian pulang dulu. Istri ku butuh waktu untuk sendiri." Jawab Velix.

Tiba tiba Sesil melihat Jessi sudah berdiri di dekat mereka.

"Jessi, maaf sudah mengganggu mu, aku turut berduka cita atas kepergian om Hamdi." Ucap Sesil sambil memeluk Jessi.

"Iya, terima kasih." Jawab Jessi sambil memeluk Sesil.

Jessi memang masih belum bisa melupakan amarahnya terhadap Sesil. Namun keadaan itu tidak sanggup membuatnya untuk bersikap kasar terhadap Sesil. Karena itu dia tetap memeluk Sesil, dan menerima maksud baik Sesil padanya.

"Baiklah, ini sudah larut malam, sepertinya aku harus pulang. Aku pamit yaa..?" Ucap Wandy.

"Aku akan mengantar mu Wan," Jawab Jessi.

Kemudian Jessi melangkah mengikuti Wandy dari belakang. Velix juga melangkah mengikuti istrinya. Namun dicegah oleh Sesil.

"Velix, bisa kita di sini saja. Aku ingin bicara berdua dengan mu." Ucap Sesil sambil menarik lengan Velix.

Seketika Wandy dan Jessi menoleh ke belakang. Mereka melihat Sesil memegang lengan Velix dengan tidak ada rasa canggung sedikit pun.

"Sepertinya hubungan kalian sangat dekat." Ucap Wandy saat menyadari tatapan Jessi yang sedikit sinis terhadap Sesil.

"Sudahlah, tidak usah pedulikan mereka. Ayo aku antar kau ke depan." Jawab Jessi berusaha menghindari pertengkaran.

Kemudian Wandy melangkah mengikuti Jessi menuju keluar rumah. Tidak berapa lama kemudian Velix juga datang menghampiri mereka berdua.

"Wan, aku ingin bicara dengan mu." Sahut Velix.

"Sayang, kau masuk dulu. Aku ingin bicara berdua dengan Wandy." Ucap Velix.

"Wan, aku harap kamu tidak salah paham dengan kelakuan Sesil tadi pada ku." Ucap Velix setelah Jessi pergi.

"Tapi aku lihat Jessi tidak suka dengan nya. Sebenarnya kau ada hubungan dengan wanita itu?" Tanya Wandy pada Velix.

"Dia teman ku masa lalu, ceritanya cukup panjang." Jawab Velix.

"Maksud mu, dia mantan pacar mu?" Tanya Wandy.

"Bukan begitu, lebih tepatnya dia mantan pacar sahabat dekat ku." Jelas Velix.

"Hmm... tapi kau harus hati hati dengannya. Aku lihat Jessi tidak begitu menyukainya. Aku takut ini akan mempengaruhi hubungan kalian. Kau harus menjaga perasaan Jessi." Jawab Wandy.

"Iya, terima kasih ya." Jawab Velix.

"Sama sama. Ah, nona Sesil, kebetulan sekali. Kau pasti sudah mau pulang kan? Ayo, aku akan mengantar mu. Wanita seperti anda sangat berbahaya jika harus pulang sendirian selarut ini." Ajak Wandy.

"Terima kasih atas tawarannya tuan Wandy, tapi anda duluan saja dulu. Aku masih harus bicara dengan Velix." Jawab Sesil.

"Lebih baik anda pulang dengan ku nona, akan sangat sulit mencari taxi di sini jika sudah larut malam seperti ini." Jawab Wandy.

"Lagi pula, Velix juga sudah ditunggu Jessi di dalam. Bukan begitu Velix?" Jawab Wandy.

"Iya, Jessi membutuhkan ku malam ini. Aku harus terus berada di sampingnya. Lebih baik kau pulang dulu Sil." Jawab Velix.

"Baiklah, tapi aku akan kembali lagi. Aku pergi dulu." Jawab Sesil.

Lalu Wandy mempersilahkan Sesil naik ke mobilnya dengan membuka pintu mobil.

"Sayang.." Sahut Velix saat masuk ke kamar Jessi.

Terlihat Jessi sedang duduk di sisi ranjang yang menghadap jendela. Terlihat air mata Jessi menetes mengingat ayahnya yang baru saja meninggalkan mereka.

Dengan perlahan Velix pun ikut duduk di samping Jessi. Kemudian Velix menggenggam tangan Jessi.

"Sayang, yang sabar ya. Aku juga sangat sedih dengan kepergian ayah mu." Sambung Wandy.

"Iya, terima kasih. Istirshatlah, aku juga sudah sangat capek hari ini." Jawab Jessi sambil melepaskan genggaman tangan Velix di tangannya.

"Jes, kau masih marah pada ku? Aku bisa menjelaskan semuanya pada mu. Percayalah pada ku." Ucap Velix.

"Aku percaya pada mu, tapi aku belum ingin membahas ini dengan mu. Pikiran ku masih sangat dipenuhi oleh kepergian ayah." Jawab Jessi sambil terisak tangis.

Melihat Jessi menangis tersedu sedu, Velix langsung merangkul Jessi dan membenamkan wajah Jessi di dalam pelukannya yang hangat. Tanpa menolak, Jessi pun memeluk suaminya itu.

"Entah bagaimana jadinya ibu setelah ditinggalkan ayah. Ibu akan sangat kesepian jika tinggal sendirian di sini." Ucap Jessi.

"Kau tenang saja, kita akan membawa ibu mu ke kota M. Kita akan tinggal bersama ibu di sana yaa.." Jawab Velix.

"Akan sulit untuknya meninggalkan rumah ini." Jawab Jessi.

"Bagaimana kalau Jasson kita kuliahkan di sini saja." Jawab Velix.

"Memindahkan kuliahnya akan memakan waktu yang lama. Lagian Jasson juga sudah semester 6. Hanya tinggal menunggu 2 semester lagi untuk selesai. Sayang jika dia harus memulai lagi di sini." Jawab Jessi.

"Kalau begitu, sambil menunggu adik ku itu selesai kuliah, kita menemani ibu mu saja di sini." Jawab Velix.

"Apa kau serius? Tapi bagaimana dengan pekerjaan kita di sana?" Tanya Jessi.

"Kita bisa bolak balik, kita juga bisa ajak ibu bersama kita. Hitung hitung ibu juga bisa jalan jalan kan?" Jawab Velix.

"Hmm.... Aku setuju. Terima kasih ya." Jawab Jessi sambil memeluk suaminya itu.

"Sejak tadi aku tidak mendengar kamu memanggil aku sayang lagi." Jawab Velix.

"Aku tidak tahu, sepertinya aku masih belum ingin memanggil mu dengan sebutan itu." Jawab Jessi sambil melepaskan pelukannya.

"Kenapa?" Tanya Velix.

"Aku tidak tahu." Jawab Jessi.

"Apa karena Sesil." Tanya Velix.

"Kau tidak perlu menyebut nama nya lagi di depan ku." Jawab Jessi.

"Apa kau sungguh masih marah pada ku." Tanya Velix.

"Sudah ku bilang, aku tidak ingin membahas masalah ini dulu dengan mu." Jawab Jessi.

"Maafkan aku, aku hanya ingin masalah di antara kita cepat selesai. Aku tidak suka kau terus terusan marah padaku seperti ini." Jawab Velix.

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

𝕸y💞Terlupakan ŔẰ᭄👏

𝕸y💞Terlupakan ŔẰ᭄👏

like

2022-04-11

1

𝕸y💞Terlupakan ŔẰ᭄👏

𝕸y💞Terlupakan ŔẰ᭄👏

lanjut

2022-04-11

1

𝕸y💞Terlupakan ŔẰ᭄👏

𝕸y💞Terlupakan ŔẰ᭄👏

next

2022-04-11

1

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan Tokoh
2 Happy Anniversary
3 Keturunan
4 Selalu Bertengkar
5 Ayah Jessi Sakit
6 Jessi Bertemu Sesil
7 Cemburu
8 Makan Siang
9 Sakit Hati
10 Berduka
11 Suasana Duka
12 Pertengkaran
13 Program Kehamilan Sesil
14 Pertemuan di Caffe
15 Pujian Tuan Erick
16 Bertemu Sesil
17 Sakit Hati Lagi
18 Berdarah
19 Panik
20 Aku Cemburu
21 Kota M
22 Tidur di Kamar Tamu
23 Perdebatan
24 Sahabat Terbaik
25 Mencari Velix
26 Perkenalan Vina dan Jessi
27 Makan Siang Bertiga
28 Setumpuk Berkas Yang Jatuh
29 Mie Instan
30 Pengajuan Mutasi
31 Pertemuan Velix dan Jessi
32 Kata Kata Perpisahan
33 Ciuman Paksa
34 Tempat Sujud Yang Sama
35 Mengantar Jessi Pulang
36 Mengajak Vina
37 Menjadi Sahabat
38 Kau Harus Bahagia
39 Buccheri
40 Melindungi mu
41 Keterangan Yang Berbeda
42 Luka Masa Lalu
43 Kebohongan Wandy
44 Kembali ke Rumah
45 Suasana Kantor
46 Hancur
47 Bertemu Jefri
48 Permintaan Yang Sulit
49 Doa dan Harapan
50 Enam Bulan Kemudian
51 Tak Biasa
52 Malam Yang Indah
53 Pilihan Ke dua
54 Semalaman
55 Mencari Jessi
56 Daerah Puncak
57 Tidak Bisa Pulang
58 Obrolan Panjang
59 Salah Paham
60 Saling Bicara
61 Mengunjungi Wandy
62 Kembali Bekerja
63 Pulang Bersama Vina
64 Rumah Wandy
65 Tragedi Mie Instan
66 Pertengkaran
67 Pemberhentian
68 Hadirnya Velly
69 Ingin Pergi
70 Gugatan Cerai
71 Mediasi
72 Kedinginan Sekujur Tubuh
73 Hanya Hubungan Bisnis
74 Tak Ingin Salah Paham
75 Pertemuan Tak Terduga
76 Berbalik Arah
77 Pulang Ke Rumah
78 Kesepakatan Bersama
79 Pekerjaan Mendadak
80 Kabar Mengejutkan
81 Tamparan Dari Ayah
82 Kedatangan Tamu
83 Tak Berujung
84 Perundingan
85 Perjanjian Yang di Langgar
86 Kekecewaan
87 Menantu
88 Tanpa Perlawanan
89 Pernikahan atau Pekerjaan
90 Situasi Tersulit
91 Pelukan dari Sesil
92 Kejutan Besar
93 Menolak
94 Nasi Goreng Tengah Malam
95 Tamu di Pagi Hari
96 Tangisan Seorang Sesil
97 Emosi Tak Berujung
98 Kebaikan Sesil
99 Akhir Yang Bahagia
100 Hubungan Baik
101 Ikhtiar
102 Dua Puluh Persen Lagi
103 Pulang Cepat
104 Orang Luar
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Perkenalan Tokoh
2
Happy Anniversary
3
Keturunan
4
Selalu Bertengkar
5
Ayah Jessi Sakit
6
Jessi Bertemu Sesil
7
Cemburu
8
Makan Siang
9
Sakit Hati
10
Berduka
11
Suasana Duka
12
Pertengkaran
13
Program Kehamilan Sesil
14
Pertemuan di Caffe
15
Pujian Tuan Erick
16
Bertemu Sesil
17
Sakit Hati Lagi
18
Berdarah
19
Panik
20
Aku Cemburu
21
Kota M
22
Tidur di Kamar Tamu
23
Perdebatan
24
Sahabat Terbaik
25
Mencari Velix
26
Perkenalan Vina dan Jessi
27
Makan Siang Bertiga
28
Setumpuk Berkas Yang Jatuh
29
Mie Instan
30
Pengajuan Mutasi
31
Pertemuan Velix dan Jessi
32
Kata Kata Perpisahan
33
Ciuman Paksa
34
Tempat Sujud Yang Sama
35
Mengantar Jessi Pulang
36
Mengajak Vina
37
Menjadi Sahabat
38
Kau Harus Bahagia
39
Buccheri
40
Melindungi mu
41
Keterangan Yang Berbeda
42
Luka Masa Lalu
43
Kebohongan Wandy
44
Kembali ke Rumah
45
Suasana Kantor
46
Hancur
47
Bertemu Jefri
48
Permintaan Yang Sulit
49
Doa dan Harapan
50
Enam Bulan Kemudian
51
Tak Biasa
52
Malam Yang Indah
53
Pilihan Ke dua
54
Semalaman
55
Mencari Jessi
56
Daerah Puncak
57
Tidak Bisa Pulang
58
Obrolan Panjang
59
Salah Paham
60
Saling Bicara
61
Mengunjungi Wandy
62
Kembali Bekerja
63
Pulang Bersama Vina
64
Rumah Wandy
65
Tragedi Mie Instan
66
Pertengkaran
67
Pemberhentian
68
Hadirnya Velly
69
Ingin Pergi
70
Gugatan Cerai
71
Mediasi
72
Kedinginan Sekujur Tubuh
73
Hanya Hubungan Bisnis
74
Tak Ingin Salah Paham
75
Pertemuan Tak Terduga
76
Berbalik Arah
77
Pulang Ke Rumah
78
Kesepakatan Bersama
79
Pekerjaan Mendadak
80
Kabar Mengejutkan
81
Tamparan Dari Ayah
82
Kedatangan Tamu
83
Tak Berujung
84
Perundingan
85
Perjanjian Yang di Langgar
86
Kekecewaan
87
Menantu
88
Tanpa Perlawanan
89
Pernikahan atau Pekerjaan
90
Situasi Tersulit
91
Pelukan dari Sesil
92
Kejutan Besar
93
Menolak
94
Nasi Goreng Tengah Malam
95
Tamu di Pagi Hari
96
Tangisan Seorang Sesil
97
Emosi Tak Berujung
98
Kebaikan Sesil
99
Akhir Yang Bahagia
100
Hubungan Baik
101
Ikhtiar
102
Dua Puluh Persen Lagi
103
Pulang Cepat
104
Orang Luar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!