"Hai Wan.." Sahut Jessi saat melihat Wandy sudah menunggunya di caffe.
"Jess, Ayoo duduk. Hai Velix.." Tegur Wandy.
"Maaf sudah mengganggu waktu kalian." Sambung Wandy.
"Tidak apa apa, kebetulan kami berdua juga sudah mau pulang. Jadi, aku sempatkan untuk mampir sebentar menemui mu." Jawab Jessi.
"Oh ya, hal mendesak apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya Jessi pada Wandy.
"Kau masih ingat tuan Erick dari perusahaan Mandiri kan?" Tanya Wandy.
"Tentu saja aku ingat. Kita pernah punya proyek besar dengannya. Aku ingat itu pertama kali aku mempresentasikan proposal perusahaan, dan tak di sangka dia tertarik dengan proposal kita. Hmmm itu saat yang sangat menegangkan sekali." Jawab Jessi tersenyum.
"Lalu, ada apa dengan nya?" Sambung Jessi.
"Kemarin beliau menghubungi ku, dia ingin kerja sama itu lagi dengan perusahaan kita. Kali ini, kita adalah calon tunggal dari perusahaan yang akan menangani proyek ini. Untuk itu dia meminta ku untuk menemuinya. Tapi, dia meminta ku untuk mengajak mu juga. Tuan Erick sangat senang dengan kerja mu waktu itu." Jelas Wandy.
"Lalu, kapan bisa bertemu dengannya?" Tanya Jessi.
"Sebenarnya dia meminta ku untuk bertemu dengannya hari ini." Jawab Wandy.
"Jadi kau menyuruh Jessi ke sini untuk langsung menemui tuan Erick? Apa apaan ini. Ini pertemuan bisnis, mana mungkin kalian tidak ada persiapan sama sekali." Ucap Velix.
"Tuan Erick memang meminta ku menemuinya hari ini, tapi karena aku tidak ingin mengganggu Jessi, aku menundanya sampai dapat kepastian waktu dari istrimu." Jawab Wandy.
"Bagaimana Jess?" Tanya Wandy.
"Besok aku bisa." Jawab Jessi.
"Masalahnya tuan Erick akan ke luar negeri besok. Kita hanya punya waktu hari ini." Jawab Wandy.
"Kalau begitu batalkan saja kerja samanya." Jawab Velix.
"Apa kata mu?" Tanya Wandy.
"Kita tidak punya waktu untuk bertemu dengannya. Kondisi istri ku sekarang juga masih kurang baik. Sementara kita harus mempersiapkan proposal untuk bisa disetujui. Aku tidak mau memaksakan istri ku bekerja dalam kondisi seperti ini" Jelas Velix.
"Tapi, tuan Erick adalah salah satu klien besar kita. Sayang sekali jika beliau mendapatkan kerja sama perusahaan lain." Jawab Wandy.
"Tapi aku juga tidak bisa memaksakan kondisi istri ku." Jawab Velix.
"Aku tidak apa apa sayang. Aku baik baik saja." Jawab Jessi pada Velix.
"Kita hanya perlu menemuinya saja kan Wan?" Tanya Jessi pada Wandy.
"Lalu konsep proposal nya?" Tanya Velix.
"Konsepnya sudah ada dikepala ku. Tuan Erick menyukai konsep kita yang sebelumnya kan? Itu berarti kita bisa mengambil konsep terdahulu sebagai acuannya." Jawab Jessi.
"Tanpa menulis nya dalam proposal?" Tanya Velix.
"Jika tertulis dalam proposal, juga tetap harus menjelaskan nya kan? Lagi pula tidak ada waktu lagi untuk menyusun proposal nya kan? Pertemuannya terlalu terburu waktu, aku bisa menjelaskan pada nya. Kalian tenang saja." Jawab Jessi.
"Hmmm.... inilah alasan nya kenapa aku tidak bisa mencari sekretaris yang lebih baik dari mu Jess. Kamu sangat cerdas." Puji Wandy pada Jessi.
"Kalian yakin ini akan berhasil?" Tanya Velix.
"Ini hanya usaha terbaik kita, hasil nya serahkan pada Allah saja." Jawab Jessi.
"Lalu kapan kalian akan menemui nya? Tanya Velix.
"Sekarang juga aku siap." Jawab Jessi.
"Baiklah, akan ku hubungi tuan Erick." Jawab Wandy.
"Sekarang? Tanya Velix.
Jessi hanya mengangguk tanda mengiyakan.
"Terserah kalian sajalah, aku ke toilet dulu." Jawab Velix.
"Maaf yaa Wan, sikap Velix jangan di ambil hati. Belakangan ini kami memang terlibat pertengkaran kecil." Ucap Jessi pada Wandy.
"Aku tahu. Velix bersikap begitu karena ingin menjaga perasaan mu. Saat kau menangis karena kehilangan ayah mu, aku lihat dia juga menangis. Hatinya sangat sedih melihat mu seperti itu. Belum lagi kau sedikit marah pada nya. Itu pasti membuat nya gelisah. Tapi kau tahu kan sikapnya? " Jawab Wandy tersenyum.
"Hmm... dia memang seperti itu dari dulu. Selalu marah marah tidak jelas. Apa lagi dengan mu. Entah apa yang ada di pikiran nya." Jawab Jessi sambil menggeleng kepala nya.
"Yang ada di pikiran nya adalah, aku akan merebut mu dari nya. Karena itulah dia sangat takut jika kau terlalu dekat dengan ku. Hahahaha Dasar..." Jawab Wandy.
"Hehehe, itu karena kau yang selalu menakuti nya. Haahh... kalian ini sama saja." Jawab Jessi tertawa.
"Kalian tertawa? Ada apa? Kalian sedang membicarakan hal apa?" Ucap Velix tiba tiba datang menghampiri Jessi dan Wandy.
"Ahhh... kau ini mengagetkan kami saja." Jawab Wandy.
"Ada apa? Kalian tertawa seperti sedang membicarakan sesuatu." Tanya Velix.
"Untunglah kau tidak mendengarnya, hahahaha" Jawab Wandy membuat Velix kesal.
"Apa maksud mu? Kau mau cari ribut dengan ku? Cepat katakan kau sedang menertawakan apa dengan istri ku?" Tanya Velix semakin kesal.
"Sudah sudah, bukan hal yang penting. Lebih baik kau menghubungi tuan Erick saja Wan." Jawab Jessi mengalihkan pembicaraan.
"Duduklah sayang." Sambung Jessi sambil menarik tangan suaminya itu.
"Sejak tadi aku sudah mengirim pesan pada sekretaris nya. Katanya tuan Erick baru bisa ditemui nanti malam. Siang ini dia masih ada urusan penting." Jawab Wandy.
"Aku bisa menemui nya nanti malam kan sayang?" Tanya Jessi meminta izin pada Velix.
"Heran sekali, aku atasan mu, tapi kamu meminta izin pada nya. Aku juga tidak bisa mengatur jadwal pertemuan kantor karena harus menyesuaikan dengan waktu mu. Hmm... aneh sekali." Jawab Wandy.
"Diam kau." Jawab Velix.
"Haahh.. Ayoo izinkan dia pergi dengan ku. Kita akan menyelesaikan bisnis yang besar ini. Perusahaan mu akan mendapatkan untung yang besar." Jawab Wandy.
"Aku ikut dengan kalian." Jawab Velix.
"Apa kata mu? Tuan Erick itu hanya ingin menemui aku dan Jessi saja. Untuk apa kau ikut dengan kami?" Jawab Wandy.
"Tuan Erick akan sangat senang jika direktur perusahaan juga ikut menemui nya." Jawab Velix.
"Kau tahu dari mana, itu akan mempermalukan mu saja. " Jawab Wandy.
"Pokoknya aku ikut." Paksa Velix.
"Mengganggu saja." Jawab Wandy.
"Apa kata mu?" Jawab Velix.
"Iya, iya, kamu bisa ikut dengan kami. Seperti anak kecil saja, ke mana mana mau ikutan. Dasar suami protektif." Jawab Wandy.
"Sudah sudah, kalian ini tidak pernah berhenti bertengkar. Kepala bisa sakit mendengar kalian bertengkar tidak ada habisnya." Jawab Jessi.
"Kalau begitu kita pergi saja dari sini. Aku tidak mau kepala mu itu sakit gara gara dia." Jawab Velix sambil menunjuk ke arah Wandy.
"Ya sudah, pergi saja. Siapa juga yang mau kau datang ke sini." Jawab Wandy.
"Wandy, kami pergi dulu yaa. Sampai ketemu nanti malam." Jawab Jessi.
"Okee Jess... bye." Jawab Wandy.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
𝐀⃝🥀𝐑𝐚𝐧 ℘ṧ㊍㊍👏
Suka klo Velix Ribut ma Wandy, 🤭
2021-10-12
0
maprend
lanjut
2020-07-18
1
Nurlinda Yunus
nanawau
2020-06-27
1