"Itu benar Jessi? Ada hubungan apa kau dengannya?" Tanya Sesil pada Velix. Namun Velix sama sekali tak menghiraukan pertanyaan Sesil padanya.
Velix berlari mengejar Jessi, tapi Jessi telah hilang dari pandangan nya. Kemudian Velix kembali ke ICU tempat ayah Jessi dirawat untuk sekedar mengecek apakah Jessi berada di sana. Tapi Velix hanya menemukan ibu Robiyah seorang di ruang tunggu ICU.
"Ibu, apa Jessi kemari?" Tanya Velix pada ibu Robiyah.
"Jessi baru saja pergi menyusul mu ke tempat parkir. Katanya, dia mau mengembalikan kartu ATM mu yang dipinjam semalam. Apa kalian tidak bertemu?" Tanya ibu Robiyah.
"Mungkin dia masih di sekitar tempat parkir Bu, aku akan mencarinya lagi." Jawab Velix tanpa menjawab pertanyaan ibu Robiyah.
Kemudian Velix berjalan kembali menuju tempat parkir, berharap dia akan bertemu Jessi di sekitar tempat itu.
"Velix, kau ada hubungan apa dengan Jessi? Kenapa dia berlari saat melihat kita berdua?" Tanya Sesil yang tiba tiba muncul lagi di depan Velix.
"Pergi kau dari sini, sudah ku bilang jangan mengganggu ku lagi." Jawab Velix kesal.
"Kalian masih di sini?" Tiba tiba suara Jessi terdengar oleh Velix.
Velix langsung saja menoleh ke arah suara itu, kemudian memegang kedua bahu Jessi dengan kedua tangannya.
"Jess, kamu dari mana saja. Aku dari tadi mencari mu." Tanya Velix.
"Aku dari toilet. Oh yaa, tadi aku mencari mu karena ingin mengembalikan ini. Mungkin saja kau akan membutuhkan nya." Jawab Jessi sambil mengembalikan kartu ATM pada Velix.
"Oh yaa, kamu ikut dengan ku dulu, kita bicara sebentar." Ajak Velix pada Jessi.
"Jangan sekarang, aku baru sampai. Aku masih ingin menemani ibu di sini." Jawab Jessi menolak.
Velix merasa sikap istrinya berubah menjadi dingin, walaupun dia tetap bicara dengan ramah. Velix merasa istrinya cemburu melihat dia dan Sesil di dalam mobil berdua.
"Kalian terlalu sibuk bicara berdua sampai sampai melupakan aku di sini." Ucap Sesil .
Seketika pandangan Jessi tertuju pada Sesil.
"Hai Sil, lama tak berjumpa. Apa kau kerja di sini?" Tanya Jessi berusaha bersikap biasa saja pada temannya itu.
"Iya, aku bekerja sebagai perawat di rumah sakit ini." Jawab Sesil.
"Oh ya, apa kau ke sini mau menjenguk keluarga Velix yang dirawat di rumah sakit ini?" Tanya Sesil.
"Keluarga Velix? Tanya Jessi.
"Iya, pak Hamdi kan?" Tanya Sesil.
"Itu ayah ku." Jawab Jessi.
"Oh, jadi itu ayah mu? Yaa ampun aku sama sekali tidak tahu. Kalau saja aku melihat ibu mu semalam, mungkin aku bisa mengenalinya." Jawab Sesil sedikit terkejut.
"Kalau saja Velix memberitahu ku semalam, mungkin aku langsung menemui ibu mu." Tambah Sesil.
"Apa? Jadi semalam kau sudah bertemu dengan Velix?" Tanya Jessi.
"Iya, apa dia tidak memberitahu mu?" Tanya Sesil.
"Belum. Eh, maksud ku, Velix sudah memberitahu ku hanya saja aku terlalu sibuk dengan ayah, jadi aku tidak terlalu fokus dengan apa yang dikatakan Velix." Jelas Jessi berbohong.
"Oh jadi begitu." Jawab Sesil.
"Baiklah, aku mau bertemu ibu dulu. Kalian lanjutkan saja bicaranya." Jawab Jessi.
"Tunggu dulu Jess..." Jawab Velix sambil menarik tangan Jessi.
"Kau mau ke kantor ayah mu kan? Pergilah dulu. Kita bicara nanti." Jawab Jessi dingin, kemudian melepaskan genggaman tanga Velix dan pergi menemui ibu Robiyah.
Velix tak bisa berbuat apa apa selain membiarkan Jessi pergi. Rasanya rumah sakit bukan tempat yang tepat untuk mereka berdebat. Lagi pulang di sini ada Sesil, Velix tidak ingin Sesil melihatnya bertengkar dengan Jessi. Velix pun merasa Jessi juga begitu. Karena itu dia membiarkan Jessi menemui ibunya dulu sambil menunggu waktu yang tepat untuk berbicara dengan istrinya.
Velix akhirnya kembali ke parkiran tempat dia memarkirkan mobil nya. Sesil terus saja mengikuti Velix walaupun Velix sama sekali tidak menanggapi keberadaan nya.
Beberapa langkah setelah meninggalkan Velix bersama Sesil, Jessi menoleh lagi ke belakang untuk melihat suaminya. Tapi ternyata suami nya sudah pergi dan terlihat Sesil juga mengikuti nya dari belakang. Kemudian dengan rasa kecewa Jessi terus melanjutkan langkahnya untuk bertemu ibu Robiyah.
"Velix, tunggu aku." Teriak Sesil yang masih saja mengikuti Velix dari belakang.
"Kau mau apa. Pergi dari sini atau aku tidak akan segan untuk bertindak kasar terhadap mu." Jawab Velix sangat kesal.
"Baik, aku akan turuti kata kata mu untuk pergi dari sini. Tapi, apa kau bisa katakan pada ku, sebenarnya kau ada hubungan apa dengan Jessi. Tampak nya hubungan kalian sangat dekat." Jawab Sesil.
"Jessi istri ku. Jadi ku minta kau jangan mengganggu ku dan jangan mengganggu nya juga. Atau kau akan berhadapan dengan ku." Ancam Velix.
"Apa? Jessi istri mu?" Jawab Sesil.
Namun kata kata Sesil sudah tidak dipedulikan oleh Velix lagi. Velix bergegas pergi dan meninggalkan Sesil sendiri di tempat parkir itu.
"Jadi Jessi istri mu? Kau sudah menikah dengan Jessi? Lalu bagaimana dengan Mey? Apa Jessi merebut Velix dari Mey?" Pertanyaan Sesil dalam hati tidak pernah ada habisnya.
Sesil jadi penasaran dengan kehidupan Velix dan Jessi. Setahu dia, mereka sudah lama berpisah. Tapi kenapa sekarang mereka malah sudah menikah.
***
"Ddrrrtt..... dddrrrrttt...." Ponsel Jessi berdering.
"Halo." Sahut Jessi saat mengetahui yang menelpon nya adalah Velix suami nya.
"Halo sayang, aku sudah menemui ayah. Aku akan menjemput mu ya, kita makan siang bareng." Jawab Velix.
"Kau makan saja, aku sudah makan dengan ibu tadi." Jawab Jessi masih kesal.
"Oh, begitu. Apa kau tidak akan menemani ku? Aku ingin sekali makan nasi Padang hari ini. Temani aku makan yaa.." Ajak Velix sedikit membujuk.
"Kenapa tidak makan siang dengan ayah saja di kantor?" Jawab Jessi.
"Aku ingin makan dengan mu sayang, tapi kau tidak mau menemani ku makan." Jawab Velix membujuk Jessi.
"Baiklah, aku akan menunggu mu di depan." Jawab Jessi tak bisa menolak permintaan suami nya itu.
"Terima kasih yaa sayang. Aku sudah hampir sampai." Jawab Velix senang.
Tidak lama kemudian Velix sudah berada di depan pintu gerbang rumah sakit. Terlihat Jessi berjalan dengan cepat ke arahnya. Velix segera turun dan membukakan pintu untuk istri nya itu.
"Hai sayang, terima kasih ya sudah mau menemani ku makan siang." Sahut Velix membuka pembicaraan.
Tapi Jessi hanya diam saja, sama sekali tidak menanggapi kata kata nya.
"Kenapa kau hanya diam saja? Tanya Velix.
"Tidak apa apa, fokus lah saja menyetir." Jawab Jessi.
"Kau masih marah pada ku?" Tanya Velix.
Jessi tidak menjawab pertanyaan Velix.
"Sayang... kau diam lagi kan?" Jawab Velix.
BERSAMBUNG..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
𝕸y💞Terlupakan ŔẰ᭄👏
lanjut
2022-02-28
1
CebReT SeMeDi
jempol disni
2021-10-30
1
EK💜☪️
hiks...
2021-10-14
1