"Tidak, lepaskan tangan ku." Jawab Jessi sambil menarik kedua tangannya yang sudah di genggam dengan erat oleh Velix.
"Jalan pak, kita ke Ren's Hotel." Ucap Velix pada supir taxi.
"Untuk apa kita ke hotel?" Tanya Jessi.
"Aku tidak mau ibu mu mendengar pertengkaran kita ini." Jawab Velix.
"Aku tidak mau, aku mau langsung pulang saja." Jawab Jessi menolak.
"Tidak bisa, aku tidak akan mengizinkan mu pulang ke rumah. Kita selesaikan masalah ini dulu. Ku mohon pada mu. Aku tidak mau ibu sampai tahu dengan pertengkaran kita. Ibu masih sangat sedih karena kehilangan ayah, aku tidak mau dia tambah sedih dengan masalah kita ini" Jawab Velix.
"Baiklah kalau begitu, tapi lepaskan tangan ku." Jawab Jessi sambil menarik kedua tangan nya.
"Iya, maafkan aku. Ini semua hanya salah paham saja." Jawab Velix.
"Jangan bicara lagi, aku tidak ingin mendengar penjelasan mu." Jawab Jessi.
"Baiklah aku akan diam." Jawab Velix.
"Berikan aku satu kamar suite." Ucap Velix pada salah seorang resepsionis di hotel itu sambil memberikan tanda pengenal nya.
"Baik pak." Jawab resepsionis itu.
\*\*\*
"Hai nona, kamu Sesil kan yang pernah ku antar pulang malam itu dari rumah Jessi? Masih ingat aku?" Tegur Wandy saat melihat Sesil keluar dari caffe.
"Tentu saja, kamu tuan Wandy atasan nya Jessi kan." Jawab Sesil.
"Iya, kamu benar." Jawab Wandy.
"Oh ya, dari tadi kamu di sini kan? Apa kamu lihat Velix dan Jessi pergi ke mana?" Tanya Sesil pada Wandy.
"Mereka sudah pergi. Apa kamu datang bersama Velix kemari?" Tanya Wandy.
"Lebih tepat nya kita janjian untuk ketemu di sini." Jawab Sesil.
"Kalau aku tidak salah, Jessi baru saja menemui mu di rumah sakit tadi pagi. Kenapa bisa tiba tiba kamu ada di sini?" Tanya Wandy.
"Iya, aku memang bertemu Jessi di rumah sakit. Tapi setelah itu Velix minta bertemu dengan ku di sini. Jadi, aku langsung kemari." Jawab Sesil.
"Apa? Velix yang meminta mu bertemu dengan nya di sini? Kenapa bisa?" Tanya Wandy penasaran.
"Iya karena ada sesuatu yang ingin Velix bicarakan dengan ku." Jawab Sesil.
"Bisa aku tahu apa itu?" Tanya Wandy.
"Untuk apa ku beri tahu pada mu? Ini masalah pribadi nya, aku tidak bisa bicara ke sembarang orang." Jawab Sesil.
"Masalah pribadi kata mu? Velix membicarakan masalah pribadi nya dengan mu?" Tanya Wandy.
"Iya, apa urusan nya dengan mu?" Jawab Sesil.
"Ini memang tidak ada hubungan nya dengan ku. Tapi Jessi dan Velix itu adalah sahabat ku. Jika terjadi sesuatu dengan rumah tangga mereka hanya karena kau, aku juga bisa melakukan sesuatu pada mu." Ancam Wandy.
"Coba saja kalau berani." Jawab Sesil meremehkan ancaman Wandy.
Kemudian Sesil pergi dan menghilang dari hadapan Wandy.
Ren's Hotel...
"Jess, tadi itu hanya salah paham sayang. Kamu dengar kan dulu penjelasan ku." Ucap Velix.
"Nanti saja penjelasan nya. Biarkan hati ku tenang dulu." Jawab Jessi.
"Lalu apa yang harus ku lakukan pada mu agar hati mu tenang?" Tanya Velix.
"Aku belum sholat dzuhur." Jawab Jessi.
"Kalau begitu sholat lah. Hati mu pasti akan tenang setelah kau sholat. Aku sudah sholat tadi di kantor. Aku akan menunggu mu di sini sampai kau siap mendengar penjelasan dari ku." Jawab Velix.
Setelah selesai sholat, Jessi merapikan mukena nya dan kemudian mencium punggung tangan suami nya. Perasaan Velix sangat tersentuh melihat sikap istri nya. Semarah apa pun Jessi pada Velix, Jessi tidak pernah hilang hormat pada suami nya. Jessi akan tetap bersikap sebagai istri yang tetap harus menghargai dan menjaga nama baik suami nya.
Velix menggenggam tangan istri nya itu dan kemudian mengecup kening Jessi.
"Aku mohon maafkan aku, aku tidak pernah berpikir untuk menduakan mu sayang. Hanya kamu wanita terbaik bagi ku di dunia ini, aku tidak mungkin bisa menggantikan posisi mu dengan wanita lain. Percayalah pada ku." Ucap Velix dengan sangat lembut.
Mata Jessi berkaca kaca melihat wajah Velix yang serasa sedang mengatakan nya dengan sungguh sungguh. Tanpa sadar Jessi memeluk suami nya dengan suara terisak.
Kata kata tulus yang terucap dari bibir suaminya itu seakan mampu meluluhkan hati nya, tanpa harus mendengar apa yang sebenarnya terjadi sampai suami nya harus berdua dengan Sesil di caffe itu.
Merasakan pelukan hangat dari istrinya, Velixpun menyambut pelukan itu dengan sangat lembut. Di elus nya kepala Jessi yang berselimut hijab itu. Tanpa sadar air matanya pun menetes membasahi pipinya yang kering.
Di luar Wandy datang mencari Velix dan Jessi. Dengan bantuan dari resepsionis, Wandy bisa tahu nomor kamar yang di booking oleh Velix. Tanpa ragu Wandy masuk ke kamar itu tanpa mengetuknya terlebih dahulu.
Kini jelas di depan mata nya Jessi sedang memeluk Velix sambil menangis terisak. Suasana yang begitu mengharukan itu disaksikan oleh nya.
Betapa sakit nya hati Wandy melihat kejadian itu berlangsung di depan nya. Meskipun dia telah mengikhlaskan Jessi menjadi istri Velix, tapi hati nya tidak bisa berbohong kalau dia masih sangat mencintai Jessi. Sekalipun Jessi menganggap nya bukan siapa siapa, tapi Wandy berniat untuk tetap menjaga Jessi. Dan memastikan wanita yang dicintai nya itu bahagia walaupun tidak bersama nya.
"Wandy, kau di sini?" Sahut Velix saat menyadari kehadiran Wandy di kamar itu.
"Mmm.... Maafkan aku sudah mengganggu kalian. Aku khawatir terjadi sesuatu karena itu aku mencari kalian. Tapi, seperti nya dugaan ku salah. Kalian lanjutkan saja, aku pergi dulu" Jawab Wandy sambil kembali menutup pintu kamar dan pergi meninggalkan hotel itu.
"Kenapa perasaan ini sangat sulit untuk hilang dari diriku. Dasar bodoh." Ucap Wandy dalam hati nya sambil memukul kepalanya.
Air mata nya tidak berhenti menetes membayangkan Jessi yang tidak pernah bisa dimilikinya.
"Aku rasa kita telah menyakiti Wandy." Ucap Velix sesaat setelah Wandy pergi dari mereka.
"Dari mana dia tahu kita ada di sini?" Tanya Jessi.
"Aku juga tidak tahu. Tapi, aku bisa lihat matanya berkaca kaca. Sepertinya dia sudah dari tadi berdiri di situ." Jawab Velix.
"Akhir akhir ini Wandy sedikit sensitif. Kau ingat saat kita ingin mengantarnya pulang malam itu. Tiba tiba saja dia ingin diturunkan dari mobil. Tadi siang saat bertemu dengan ku, dia bilang akan kembali ke kota M besok. Dan sekarang dia datang dengan mata yang berkaca kaca seperti mau menangis." Jawab Jessi.
"Sebenarnya apa yang terjadi pada nya?" Sambung Jessi.
"Dia bilang ingin pulang besok?" Tanya Velix terkejut.
"Iya benar." Jawab Jessi.
BERSAMBUNG..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐
Berdarah
2021-08-28
1
Harearr
fighting
2020-07-05
1
Nurlinda Yunus
sudalolo
2020-06-27
3