"Padahal aku ini kan atasan mu. Hahahaha, dia sangat lucu sekali." Tambah Wandy.
"Kau anggap pertengkaran kalian adalah lelucon yang lucu? Tanya Jessi sedikit kesal dengan perkataan Wandy.
"Bukan begitu, tapi sepertinya dia masih curiga pada ku. Dia seperti ketakutan." Jawab Wandy.
"Ketakutan? Apa maksud mu? Tanya Jessi.
"Dia takut aku akan merebut mu darinya." Jawab Wandy serius.
"Mana mungkin Wan... Tapi kalau pun yang kau katakan itu benar, berarti dia tidak percaya pada ku." Jawab Jessi.
"Dia bukan tidak percaya pada mu, tapi dia masih meragukan ketulusan ku padanya." Jawab Wandy serius.
"Dia tahu kalau aku masih belum bisa benar benar melupakan mu." Jawab Wandy.
"Kalau begitu kau cepatlah mengenalkan wanita yang kau cintai pada kami, agar Velix tidak akan meragukan mu lagi." Jawab Jessi.
"Dia mengenal dengan baik wanita yang ku cintai." Jawab Wandy.
"Apa?" Tanya Jessi.
"Hahahaha.... " Jawab Wandy tertawa sambil mempercepat langkahnya dan meninggalkan Jessi.
"Heii.. kenapa kau hanya tertawa. Jelaskan dulu pada ku. Siapa wanita itu." Jawab Jessi sambil berlari mengejar Wandy.
Tapi usaha Jessi mengejarnya tak dihiraukannya. Wandy hanya terus tertawa melihat tingkah Jessi yang kebingungan di buatnya.
Ddrrrttt..... dddrrrrttt....
Ponsel Jessi berdering, ada panggilan dari Velix.
"Suami mu sudah menelpon mu? Astagaa... padahal ini belum waktunya makan siang. Pekerjaan kita juga masih sangat banyak." Sahut Wandy.
"Hallo sayang," Jessi menjawab telepon Velix tanpa memperdulikan kata kata Wandy.
"Sayang, kau masih sibuk?" Tanya Velix.
"Lumayan, ada apa sayang? Apa kau sudah bertemu dengan tuan Rudy?" Jawab Jessi.
"Aku terpaksa membatalkan pertemuan itu. Sepertinya kita harus pulang sayang?" Jawab Velix.
"Pulang? Tunggu sebentar lagi sayang. Pekerjaan ku masih belum selesai." Jawab Jessi.
"Maksud ku bukan pulang ke rumah kita, tapi pulang ke rumah orang tua mu?" Jawab Velix.
"Pulang ke rumah orang tua ku? Ada apa? Apa yang terjadi?" Tanya Jessi sangat merasa khawatir.
"Tenangkan diri mu, tidak perlu panik sayang." Jawab Velix.
"Ada apa, katakan pada ku." Jawab Jessi yang bertambah khwatir dengan mata yang mulai berkaca kaca.
"Ayah mu masuk rumah sakit. Tapi kamu jangan panik yaa... tetap tenangkan hati mu." Jawab Velix.
"Ayah? Ada apa dengannya? Bagaimana keadaanya sekarang?" Jawab Jessi tak berhenti bertanya.
"Ayah mu jatuh saat sedang di ruangannya di kampus. Sekarang beliau di rumah sakit, keadaannya masih tidak sadarkan diri. Tapi kau tidak perlu khawatir, ibu mu ada bersamanya. Ayah ku juga sedang menuju rumah sakit. Kau tenang saja yaa..." Jelas Velix menenangkan hati Jessi.
"Sekarang yang terpenting adalah kita harus secepatnya siap siap berkemas. Aku sudah menyuruh sekretaris ku untuk mencarikan tiket pesawat hari ini untuk kita berdua. Kita akan langsung berangkat ke sana. Kamu tenanglah sayang." Jawab Velix.
"Baik, baiklah... aku akan pulang." Jawab Jessi.
"Kau tunggulah diruangan Wandy, aku akan menjemput mu." Jawab Velix sambil menutup teleponnya.
Melihat sikap Jessi yang seketika berubah menjadi sangat khawatir membuat Wandy juga merasa khawatir dengannya.
"Jes, kau tidak apa apa kan? Ada apa Jess?" Tanya Wandy perlahan.
"Ayah ku jatuh di kampus, dan sekarang sedang tidak sadarkan diri di rumah sakit. Wan, tolong izinkan aku untuk pulang melihat keadaan ayah ku. Ku mohon pada mu Wan." Jawab Jessi.
"Tentu saja Jess, pulanglah dulu. Pastikan kondisi ayah mu baik baik saja." Jawab Wandy.
"Terima kasih Wan,... Terima kasih banyak." Jawab Jessi.
"Wan,, aku tidak ingin berdebat dengan mu kali ini. Aku kesini mau menjemput Jessi pulang." Sahut Velix yang tiba tiba saja datang dan muncul di balik pintu ruangan Wandy.
"Aku tahu, Jessi sudah jelaskan semuanya. Pergilah, aku tidak akan menghalangi kalian." Jawab Wandy sambil menepuk bahu Velix.
Seketika Velix terdiam, merasa terharu melihat sikap Wandy sahabatnya. Dia tahu meski sedikit membuatnya kesal, tapi Wandy adalah orang yang baik.
"Terima kasih..." Jawab Velix pada Wandy yang kemudian di jawab Wandy dengan menganggukkan kepalanya.
"Ayoo sayang, kita pergi" Sambung Velix pada Jessi.
Akhirnya Velix dan Jessi pergi dari ruangan Wandy.
Mereka kembali ke rumah untuk sekedar berkemas beberapa pakaian dan keperluan mereka, kemudian bergegas ke bandara untuk berangkat ke kota asal untuk segera menemui ayah Jessi.
"Kau sudah datang nak?" Ucap ibu Robiyah saat melihat Jessi dan Velix itu datang menghampirinya di rumah sakit.
"Ibu, bagaimana keadaan ayah Bu?" Tanya Jessi sambil memeluk ibunya denga wajah yang sangat sedih.
"Ayah mu ada di situ" Jawab ibu Robiyah sambil menunjuk ruangan ICU tempat ayah Jessi di rawat.
"Aku ingin melihat keadaannya Bu." Jawab Jessi.
"Masuklah bersama Velix, di ruangan ini hanya bisa masuk berdua saja. Ibu akan menunggu kalian di sini nak." Jawab Ibu Robiyah.
"Baiklah Bu, kami masuk dulu. Ayo sayang." Jawab Jessi sambil mengajak Velix ikut masuk dengannya.
Seketika Jessi meneteskan air mata saat melihat kondisi ayahnya yang sudah tidak sadarkan diri itu. Kondisi ayahnya terlihat sangat lemah. Terpasang beberapa alat di beberapa bagian tubuh ayahnya yang sama sekali terasa asing menurut Jessi.
Jessi yang saat itu menggandeng tangan Velix pun tidak bisa menahan diri untuk membenamkan wajahnya di pundak Velix.
Velix merasakan suasana hati Jessi yang sangat sedih melihat ayah kandungnya dalam keadaan seperti itu. Velix pun menarik tangannya dan memeluk Jessi.
"Tenangkan hatimu sayang, kita berdoa agar ayah akan baik baik saja. Ayo, kita keluar. Jangan sampai kesedihan mu akan mempengaruhi ibu mu. Kita harus bisa menenangkan hatinya." Jawab Velix.
Jessi hanya mengangguk dan menyeka air matanya. Kemudian Jessi pergi menemui ibunya yang sedang menunggu di luar.
"Apa yang terjadi dengan ayah Bu?" Tanya Jessi ingin mengetahui keadaan ayahnya.
"Ayah mu hanya tiba tiba jatuh di ruangannya. Saat ada yang masuk, ayah mu sudah tergeletak di lantai. Kemudian mereka membawanya ke rumah sakit ini. Ibu sangat khawatir dengannya." Jelas ibunya
"Lalu bagaimana dengan penjelasan dokter?" Tanya Jessi.
"Penyakit diabetes nya sangat tinggi, begitu juga dengan tekanan darah nya. Itu yang membuat nya pingsan dan harus di rawat di ICU." Jelas ibu Robiyah sambil menangis.
"Sabar yaa Bu, ibu harus kuat menjalani ini. Malam ini aku dan Velix akan menjaga ayah di rumah sakit. Ibu pulang saja yaa.. Ibu harus istirahat dengan cukup." Jawab Jessi.
"Tidak nak, ibu akan menemani ayah mu di sini. Bagaimana kalau dia tiba tiba sadar dan mencari ku? Tidak, biarkan aku tetap menemaninya." Jawab Ibu Robiyah sambil menangis sedih.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
CebReT SeMeDi
semongko
2021-10-30
1
EK💜☪️
.😑😕
2021-10-14
1
𝐀⃝🥀𝐑𝐚𝐧 ℘ṧ㊍㊍👏
Penasaran Sm kelanjutan nya
2021-10-11
1