Keturunan

"Aku cukup senang melihat kalian bahagia. Tetaplah jadi suami yang baik untuk Jessi. Selamat untuk kalian." Tambah Wandy sambil berlalu dari hadapan Velix.

"Terima kasih Wan, jika butuh sesuatu kau bisa menghubungiku" Teriak Velix pada Wandy yang sudah semakin jauh posisinya darinya.

Perkataan Velixpun hanya di jawab dengan lambaian tangan oleh Wandy, kemudian ia bergegas pergi mengendarai mobilnya.

"Sudah selarut ini kau masih saja sibuk di dapur?" Sahut Velix saat melihat istrinya Jessi masih sibuk membereskan piring kotor dari acara tadi.

"Ahh... kau mengagetkan ku saja sayang. Apa Wandy sudah pulang?" Tanya Jessi.

"Ini hari anniversary kita dan kau hanya bertanya tentang pria lain?" Tanya Velix sedikit kesal.

"Bukan begitu maksud ku, tapi bukankah kau harus menemaninya jika dia masih di sini?" Jawab Jessi.

"Kau ingin aku terus bersama Wandy agar aku tak melihat mu bekerja sampai selarut malam seperti ini di sini?" Jawab Velix.

"Aku hanya membereskannya sebentar, ini akan segera selesai. Kau mandilah dulu, aku sudah siapkan air hangatnya. Jawab Jessi.

"Bagaimana mungkin kau membiarkan ku mandi sendirian di malam romantis seperti ini. Ayoo kau ikutlah dengan ku." Jawab Velix sambil menarik tangan istrinya ke kamar.

"Tapi aku masih belum selesai. Yaa ampun sayang.." Jawab Jessi yang tak bisa menolak permintaan Velix.

"Ini sudah sangat malam, apa kau tidak capek seharian ini di kantor? Kau masih bisa mengerjakannya besok, kalau perlu kita berdua tidak usah ke kantor. Aku akan membantumu membersihkan seluruh sudut ruangan rumah ini. Tapi ku mohon ikutlah dengan ku dulu." Jawab Velix panjang lebar sampai Jessi pun sudah tidak bisa melakukan apa apa selain mengikuti suaminya menuju kamar tidur mereka berdua.

Tiba tiba Jessi berhenti di depan pintu kamar mandi.

"Ada apa?" Tanya Velix sedikit heran.

"Kau mandilah dulu" Jawab Jessi.

"Temani aku mandi." Jawab Velix.

"Aku tidak bisa." Jawab Jessi.

"Ada apa? Ada apa dengan mu? Katakan pada ku, ada apa? Velix terus saja bertanya melihat sikap istrinya yang sedikit berubah.

"Aku tidak bisa, tolong mengertilah." Jawab Jessi dengan mata yang setengah berkaca kaca.

"Tapi kenapa? Jelaskan pada ku." Tanya Velix semakin bingung.

"Sudah 4 tahun. Pernikahan kita sudah 4 tahun. Tidak kah kau merasa penantian kita sudah sangat lama?" Jawab Jessi.

Kali ini air mata Jessi tidak tertahankan lagi. Jessi menangis dengan tersedu sedu.

Velix menatap wajah istrinya dengan sendu. Suasana malam yang seharusnya menjadi romantis, kini malah berubah menjadi menyedihkan.

Velix segera menyeka air mata istrinya itu dan kemudian memeluknya.

"Sudah, jangan menangis lagi. Aku tak bisa melihat mu merasa sedih seperti ini." Jawab Velix.

"Kita hanya perlu berdoa dan berusaha saja. Tenangkan pikiran mu. Aku mohon berhentilah menangis." Tambah Velix.

"Maafkan aku, aku sudah membuat malam ini berantakan." Jawab Jessi sambil terisak.

"Tidak sayang, aku mengerti. Aku tidak akan memaksamu. Aku mandi dulu, kamu tunggu di sini sebentar yaa..." Jawab Velix.

Jessi mengangguk mengiyakan perkataan Velix.

Keesokan harinya...

Saat terbangun, Jessi sedikit heran melihat suaminya sudah tidak ada di sampingnya. Biasanya setiap harinya Jessi selalu bangun lebih dulu sebelum suaminya bangun. Jessi yang selalu membangunkan suaminya untuk sholat subuh bersama. Tapi kali ini, kenapa suaminya sudah bangun sebelum subuh?

Jessi mencari ke kamar mandi, tapi Velix tidak ada di sana. Jessi juga mencari di beberapa ruangan, ia juga tak menemukan suaminya. Sampai pada akhirnya dia mendengar suara air dari keran di dapur. Jessi segera menuju ke dapur rumah itu.

"Sayang, kamu sedang apa?" Sahut Jessi.

Jesi sedikit terkejut melihat dapur mereka yang dipenuhi dengan begitu banyak piring kotor dan sampah sampah makanan kini bersih dan sangat rapi.

"Sayang, kamu membersihkan ini semua?" Tanya Jessi.

"Bagaimana? Aku juga bisa kan mengerjakan pekerjaan dapur?" Tanya Velix.

"Tapi, kenapa kau melakukannya? Ini masih terlalu pagi." Jawab Jessi.

"Aku tidak mau Wandy menyebut ku pria manja yang tidak bisa apa apa". Jawab Velix.

"Hmmm.... untuk apa kau memperdulikan kata kata nya. Sudah sana, biar aku yang selesaikan saja pekerjaannya."Jawab Jessi sambi mendorong suaminya untuk keluar dari dapur.

"Tidak perlu, ini juga sudah hampir selesai. Sudah sudah, kamu pergilah berwudhu duluan. Aku akan segera menyusul." Jawab Velix.

"Kamu saja duluan, aku akan selesaikan ini secepatnya." Jawab Jessi.

"Sudaaahh... pergi sana. Aku menikmati pekerjaan ini. Aku baru saja merasakannya sekali ini, dan kau sudah mau merebut nya dariku." Jawab Velix.

"Merebut apanya?" Tanya Jessi sedikit tersenyum.

"Merebut kenikmatan mencuci piringku ini." Jawab Velix sedikit bercanda.

"Astaga... bagaimana bisa hal seperti itu di sebut kenikmatan. Kamu ini ada ada saja." Jawab Jessi sambil tertawa.

"Sudah, pergi sana. Jika kau terus berdiri di situ, bisa bisa kita akan ketinggalan sholat subuh." Jawab Velix.

"Hmm... baiklah. Aku tunggu di kamar, jangan lama lama." Jawab Jessi mengalah.

"Iyaa sayang.." Jawab Velix sambil tersenyum.

"Sayang, bagaimana kalau hari ini kita tidak ke kantor?" Ucap Velix saat sedang sarapan.

"Hari ini kau ada rapat penting kan dengan pak Rudy? Mana mungkin tidak ke kantor." Jawab Jessi.

"Aku bisa menghubungi sekretaris ku untuk membatalkannya. Aku bisa menemuinya besok. Bagaimana?" Tanya Velix.

"Emangnya kamu punya rencana apa?" Tanya Jessi.

"Aku ingin habiskan waktu ku hari ini dengan mu." Jawab Velix.

"Bukankah di kantor kita juga bisa ketemu?" Tanya Jessi.

"Iyaa siih... tapi kan beda suasananya. Kalau di kantor, kamu itu sekretarisnya Wandy. Kamu pasti akan lebih sibuk dengan pekerjaannya di banding aku." Jawab Velix.

"Lalu emangnya kita mau ke mana?" Tanya Jessi.

"Terserah kamu, kita bisa jalan jalan kemana saja kamu mau. Kita bisa ke pantai, kita bisa ke restoran pavorit mu, kita bisa pergi nonton, atau kita bisa menghabiskan waktu kita di rumah. Kita akan beli semua makanan yang kita suka. Kita akan makan sepuasnya. Pokoknya hari ini kita akan menikmatinya sesuka hati kita. Bagaimana?" Jelas Velix panjang lebar.

"Sayang?" Sahut Jessi.

"Hmmm...??" Tanya Velix.

"Kau melakukan ini hanya untuk menghibur ku saja kan?" Tanya Jessi.

"Kenapa? Apa kau sudah tidak mau ku hibur?" Tanya Velix.

"Jika kau melakukannya hanya karena ingin menghibur ku, itu tidak perlu." Jawab Jessi.

"Kenapa?" Jawab Velix.

"Bagaimana pun kau melakukannya, aku hanya akan melupakannya sebentar. Setelah itu aku akan mengingatnya lagi." Jawab Jessi.

"Lalu aku harus bagaimana agar kamu tidak sedih?" Tanya Velix.

"Bagaimana kalau kita ikut program kehamilan?" Saran Jessi.

"Apa? Program kehamilan?" Tanya Velix.

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

NEISYA M⃟3💋

NEISYA M⃟3💋

velix romantis sih tpi klu gk mau punya anak apalah artinya membangun rumah tangga.next

2021-10-30

1

CebReT SeMeDi

CebReT SeMeDi

semangat

2021-10-30

1

EK💜☪️

EK💜☪️

noh lo

2021-10-14

1

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan Tokoh
2 Happy Anniversary
3 Keturunan
4 Selalu Bertengkar
5 Ayah Jessi Sakit
6 Jessi Bertemu Sesil
7 Cemburu
8 Makan Siang
9 Sakit Hati
10 Berduka
11 Suasana Duka
12 Pertengkaran
13 Program Kehamilan Sesil
14 Pertemuan di Caffe
15 Pujian Tuan Erick
16 Bertemu Sesil
17 Sakit Hati Lagi
18 Berdarah
19 Panik
20 Aku Cemburu
21 Kota M
22 Tidur di Kamar Tamu
23 Perdebatan
24 Sahabat Terbaik
25 Mencari Velix
26 Perkenalan Vina dan Jessi
27 Makan Siang Bertiga
28 Setumpuk Berkas Yang Jatuh
29 Mie Instan
30 Pengajuan Mutasi
31 Pertemuan Velix dan Jessi
32 Kata Kata Perpisahan
33 Ciuman Paksa
34 Tempat Sujud Yang Sama
35 Mengantar Jessi Pulang
36 Mengajak Vina
37 Menjadi Sahabat
38 Kau Harus Bahagia
39 Buccheri
40 Melindungi mu
41 Keterangan Yang Berbeda
42 Luka Masa Lalu
43 Kebohongan Wandy
44 Kembali ke Rumah
45 Suasana Kantor
46 Hancur
47 Bertemu Jefri
48 Permintaan Yang Sulit
49 Doa dan Harapan
50 Enam Bulan Kemudian
51 Tak Biasa
52 Malam Yang Indah
53 Pilihan Ke dua
54 Semalaman
55 Mencari Jessi
56 Daerah Puncak
57 Tidak Bisa Pulang
58 Obrolan Panjang
59 Salah Paham
60 Saling Bicara
61 Mengunjungi Wandy
62 Kembali Bekerja
63 Pulang Bersama Vina
64 Rumah Wandy
65 Tragedi Mie Instan
66 Pertengkaran
67 Pemberhentian
68 Hadirnya Velly
69 Ingin Pergi
70 Gugatan Cerai
71 Mediasi
72 Kedinginan Sekujur Tubuh
73 Hanya Hubungan Bisnis
74 Tak Ingin Salah Paham
75 Pertemuan Tak Terduga
76 Berbalik Arah
77 Pulang Ke Rumah
78 Kesepakatan Bersama
79 Pekerjaan Mendadak
80 Kabar Mengejutkan
81 Tamparan Dari Ayah
82 Kedatangan Tamu
83 Tak Berujung
84 Perundingan
85 Perjanjian Yang di Langgar
86 Kekecewaan
87 Menantu
88 Tanpa Perlawanan
89 Pernikahan atau Pekerjaan
90 Situasi Tersulit
91 Pelukan dari Sesil
92 Kejutan Besar
93 Menolak
94 Nasi Goreng Tengah Malam
95 Tamu di Pagi Hari
96 Tangisan Seorang Sesil
97 Emosi Tak Berujung
98 Kebaikan Sesil
99 Akhir Yang Bahagia
100 Hubungan Baik
101 Ikhtiar
102 Dua Puluh Persen Lagi
103 Pulang Cepat
104 Orang Luar
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Perkenalan Tokoh
2
Happy Anniversary
3
Keturunan
4
Selalu Bertengkar
5
Ayah Jessi Sakit
6
Jessi Bertemu Sesil
7
Cemburu
8
Makan Siang
9
Sakit Hati
10
Berduka
11
Suasana Duka
12
Pertengkaran
13
Program Kehamilan Sesil
14
Pertemuan di Caffe
15
Pujian Tuan Erick
16
Bertemu Sesil
17
Sakit Hati Lagi
18
Berdarah
19
Panik
20
Aku Cemburu
21
Kota M
22
Tidur di Kamar Tamu
23
Perdebatan
24
Sahabat Terbaik
25
Mencari Velix
26
Perkenalan Vina dan Jessi
27
Makan Siang Bertiga
28
Setumpuk Berkas Yang Jatuh
29
Mie Instan
30
Pengajuan Mutasi
31
Pertemuan Velix dan Jessi
32
Kata Kata Perpisahan
33
Ciuman Paksa
34
Tempat Sujud Yang Sama
35
Mengantar Jessi Pulang
36
Mengajak Vina
37
Menjadi Sahabat
38
Kau Harus Bahagia
39
Buccheri
40
Melindungi mu
41
Keterangan Yang Berbeda
42
Luka Masa Lalu
43
Kebohongan Wandy
44
Kembali ke Rumah
45
Suasana Kantor
46
Hancur
47
Bertemu Jefri
48
Permintaan Yang Sulit
49
Doa dan Harapan
50
Enam Bulan Kemudian
51
Tak Biasa
52
Malam Yang Indah
53
Pilihan Ke dua
54
Semalaman
55
Mencari Jessi
56
Daerah Puncak
57
Tidak Bisa Pulang
58
Obrolan Panjang
59
Salah Paham
60
Saling Bicara
61
Mengunjungi Wandy
62
Kembali Bekerja
63
Pulang Bersama Vina
64
Rumah Wandy
65
Tragedi Mie Instan
66
Pertengkaran
67
Pemberhentian
68
Hadirnya Velly
69
Ingin Pergi
70
Gugatan Cerai
71
Mediasi
72
Kedinginan Sekujur Tubuh
73
Hanya Hubungan Bisnis
74
Tak Ingin Salah Paham
75
Pertemuan Tak Terduga
76
Berbalik Arah
77
Pulang Ke Rumah
78
Kesepakatan Bersama
79
Pekerjaan Mendadak
80
Kabar Mengejutkan
81
Tamparan Dari Ayah
82
Kedatangan Tamu
83
Tak Berujung
84
Perundingan
85
Perjanjian Yang di Langgar
86
Kekecewaan
87
Menantu
88
Tanpa Perlawanan
89
Pernikahan atau Pekerjaan
90
Situasi Tersulit
91
Pelukan dari Sesil
92
Kejutan Besar
93
Menolak
94
Nasi Goreng Tengah Malam
95
Tamu di Pagi Hari
96
Tangisan Seorang Sesil
97
Emosi Tak Berujung
98
Kebaikan Sesil
99
Akhir Yang Bahagia
100
Hubungan Baik
101
Ikhtiar
102
Dua Puluh Persen Lagi
103
Pulang Cepat
104
Orang Luar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!