Panik

"Kamu jangan ke mana mana, aku akan mencari nya. Aku yakin dia belum jauh dari sini." Jawab Velix sambil segera bergegas keluar mencari Wandy.

"Wandy." Panggil Velix saat melihat Wandy masih di lobi hotel itu.

"Oh, Velix. Ada apa? Tidak baik meninggalkan istri mu sendirian di kamar hotel seperti ini." Jawab Wandy berusaha menghapus air mata nya.

"Sebenarnya ada apa kau mencari ku dan Jessi?" Tanya Velix.

"Kalian pergi dengan keadaan sedang bertengkar saat itu. Tentu saja aku khawatir akan terjadi sesuatu pada kalian. Apa lagi kau meninggalkan mobil mu dan ikut naik taxi bersama Jessi. Jadi ku putuskan untuk mencari kalian di hotel ini." Jawab Wandy.

"Kau tahu kami kemari?" Tanya Velix.

"Itu sangat mudah bagi ku, aku hanya tinggal mencatat nomor taxi yang kalian tumpangi tadi dan menghubungi kantor nya. Mereka pasti akan memberikan informasi ynag ku inginkan." Jawab Wandy.

"Oh ya, Sebenarnya ada hubungan apa antara kau dan Sesil?" Tanya Wandy.

"Kami tidak ada hubungan apa apa." Jawab Velix.

"Aku minta maaf pada mu, aku bukan ingin mencampuri urusan rumah tangga kalian. Tapi aku harap kau bisa sedikit menjaga perasaan Jessi istri mu." Jawab Wandy.

"Kau tidak perlu mengajari ku soal ini." Jawab Velix.

"Tapi aku rasa, aku harus mengajari mu. Karena kau tidak paham dengan itu." Jawab Wandy.

"Apa maksud mu?" Jawab Velix.

"Aku tidak habis pikir dengan mu. Kau mengatakan pada Jessi akan pulang malam karena ada banyak pekerjaan di kantor. Tapi kau bisa janjian makan siang dengan wanita itu. Tidak masuk akal." Jawab Wandy.

"Kau sendiri, apa yang kau lakukan bersama istri ku di caffe?" Jawab Velix.

"Aku tidak sengaja bertemu dengan nya di rumah sakit sendirian. Apa salah nya aku bermaksud mengantar nya pulang." Jawab Wandy.

"Mengantar pulang dan bisa sampai di caffe itu." Tanya Velix.

"Aku mengajak nya mampir makan siang." Jawab Wandy.

"Jadi kau memanfaatkan waktu saat aku tidak di kantor untuk pergi kencan dengan istri ku?" Tanya Velix sedikit emosi.

"Kencan?, Apa yang kau katakan?" Tanya Wandy terkejut.

"Akui saja, aku tahu kau belum bisa melupakan Jessi sampai sekarang." Jawab Velix.

"Lalu apa urusan mu jika aku masih mencintai nya?" Tanya Wandy.

"Apa kata mu?" Jawab Velix sambil mendaratkan sebuah tinju di wajah Wandy.

Velix menarik kerah kemeja Wandy dan menghantam Wandy dengan benerapa tinju sampai hidung dan bibir Wandy mengeluarkan darah. Karena lemahnya tubuh Wandy saat itu, Wandy sama sekali tidak bisa membalas pukulan Velix. Tubuh nya terjatuh ke lantai.

"Ku ingatkan pada mu, jangan pernah berniat mendekati istriku. Aku tidak akan segan segan membunuh mu." Ucap Velix sambil menunjuk ke arah Wandy.

"Bagaimana jika aku tetap melakukan nya? Bagaimana jika aku tetap ingin mendekati istri mu? Walaupun aku akan mati di bunuh oleh mu, aku akan tetap melindungi nya." Jawab Wandy.

"Berani nya kau bicara seperti itu pada ku." Jawab Velix.

"Jika kau terus saja menyakiti hati nya, aku bisa membuat Jessi menjadi milik ku. Ingat itu." Jawab Wandy sambil berusaha berdiri dan pergi dari Velix.

Namun Velix terlanjur sakit hati dengan kata kata Wandy. Velix menarik Wandy dan kembali menghantam nya dengan pukulan yang keras. Wandy kembali terjatuh ke lantai.

Tapi kali ini berbeda, Wandy seperti memperoleh kekuatan yang besar. Dengan cepat nya dia berdiri, meraih tubuh Velix dan menghantam nya berkali kali hingga Velix tidak bisa membalas nya lagi.

"Aku membiarkan Jessi menikah dengan mu karena aku tahu dia sangat mencintai mu. Hanya kau yang bisa membahagiakan nya. Tapi jika kau tidak bisa menjaga perasaan nya, aku akan mengambil nya kembali dari mu" Ucap Wandy.

Kemudian Wandy menghempaskan tubuh Velix ke lantai dan kembali memberi tendangan maut nya.

"Cukuuuupp,." Teriakan Jessi sangat mengagetkan Wandy.

"Wan, apa yang kau lakukan pada nya?" Teriak Jessi sambil berlari menghampiri suami nya yang sudah tak sadarkan diri itu.

"Velix, Velix.." Teriak Jessi sambil menggoyang goyangkan tubuh Velix.

Melihat kepanikan Jessi, Wandy menghampiri tubuh Velix yang terkapar lemah dan bermaksud membantu nya mencari pengobatan. Tapi Jessi melarang nya.

"Pergi kau dari sini. Pergiiiiiiii" Teriak Jessi.

Wandy tidak bisa berkata apa apa. Dia terdiam seperti patung.

"Pergi dari sini Wan, aku bilang pergi. Aku tidak mau melihat mu lagi. Pergiii." Usir Jessi.

Tidak ada pilihan bagi Wandy kecuali menuruti kata kata Jessi. Wandy pergi meninggalkan hotel itu dengan wajah babak belur.

Hingga beberapa saat kemudian beberapa pegawai di hotel itu akhirnya bisa menolong Velix dan di bawa ke rumah sakit.

Sepanjang malam Jessi menemani Velix yang sedang dirawat di rumah sakit. Jessi tidak memberitahukan ini pada keluarga mereka, karena ingin menyembunyikan pertengkaran mereka berdua.

Hingga akhirnya Velix bisa sadar besok pagi nya.

"Kau sudah sadar?" Tanya Jessi.

"Kenapa aku bisa di sini?" Tanya Velix.

"Kau bertengkar dengan Wandy sampai tidak sadarkan diri. Aku sangat khawatir dengan keadaan mu." Jawab Jessi.

"Lalu Wandy di mana? Apa dia di rawat di rumah sakit ini juga?" Tanya Velix.

"Tidak, setelah berkelahi dengan mu aku menyuruh nya pergi." Jawab Jessi.

"Kenapa? Kenapa kau menyuruh nya pergi. Dia juga terluka parah, karena aku memukuli nya." Jawab Velix.

"Maafkan aku, aku panik waktu itu. Aku sangat marah padanya karena membuat mu seperti ini." Jawab Jessi.

"Maafkan aku." Ucap Velix.

"Untuk apa?" Jawab Jessi.

"Aku tidak bisa menjaga perasaan mu pada ku. Aku selalu membuat mu marah dan kecewa. Tapi asal kau tahu, pertemuan ku dengan Sesil waktu itu tidak disengaja. Tiba tiba saja dia berada di sana. Aku berani sumpah pada mu, waktu itu aku ke sana bersama ayah dan beberapa rekan bisnis nya. Tapi aku tidak ikut pulang dengan mereka karena ingin menjemput mu di rumah sakit. Aku tahu caffe itu tidak jauh dari rumah sakit yang kau datangi. Tapi saat aku ingin menelpon mu, tiba tiba saja Sesil datang dan mengajak ku bicara tentang program kehamilan mu. Sampai akhirnya kau datang bersama Wandy." Jelas Velix.

"Jika kau bilang dari awal kau akan menjemput ku, mungkin aku tidak akan menerima tawaran Wandy untuk pulang dengan nya." Jawab Jessi.

"Sudah ku bilang, waktu itu aku sedang berada dengan ayah dan rekan bisnis nya. Aku tidak sangka mereka malah memilih makan siang di caffe itu. Karena itulah aku berubah rencana." Jawab Velix.

BERSAMBUNG..

Terpopuler

Comments

Athifah wei Natsir

Athifah wei Natsir

ceritanya bagus jadi aku boom like

2021-09-28

0

rainysunset

rainysunset

Aku datang again kak, semangat nulisnya❤️. Jangan bosen mampir novel INDIGO💓

2020-06-29

3

🎀ᵀᵗᵇ'ˢ Inka24#BTBM❤️

🎀ᵀᵗᵇ'ˢ Inka24#BTBM❤️

smangt up nya Thor 😁❤️👍

2020-06-28

9

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan Tokoh
2 Happy Anniversary
3 Keturunan
4 Selalu Bertengkar
5 Ayah Jessi Sakit
6 Jessi Bertemu Sesil
7 Cemburu
8 Makan Siang
9 Sakit Hati
10 Berduka
11 Suasana Duka
12 Pertengkaran
13 Program Kehamilan Sesil
14 Pertemuan di Caffe
15 Pujian Tuan Erick
16 Bertemu Sesil
17 Sakit Hati Lagi
18 Berdarah
19 Panik
20 Aku Cemburu
21 Kota M
22 Tidur di Kamar Tamu
23 Perdebatan
24 Sahabat Terbaik
25 Mencari Velix
26 Perkenalan Vina dan Jessi
27 Makan Siang Bertiga
28 Setumpuk Berkas Yang Jatuh
29 Mie Instan
30 Pengajuan Mutasi
31 Pertemuan Velix dan Jessi
32 Kata Kata Perpisahan
33 Ciuman Paksa
34 Tempat Sujud Yang Sama
35 Mengantar Jessi Pulang
36 Mengajak Vina
37 Menjadi Sahabat
38 Kau Harus Bahagia
39 Buccheri
40 Melindungi mu
41 Keterangan Yang Berbeda
42 Luka Masa Lalu
43 Kebohongan Wandy
44 Kembali ke Rumah
45 Suasana Kantor
46 Hancur
47 Bertemu Jefri
48 Permintaan Yang Sulit
49 Doa dan Harapan
50 Enam Bulan Kemudian
51 Tak Biasa
52 Malam Yang Indah
53 Pilihan Ke dua
54 Semalaman
55 Mencari Jessi
56 Daerah Puncak
57 Tidak Bisa Pulang
58 Obrolan Panjang
59 Salah Paham
60 Saling Bicara
61 Mengunjungi Wandy
62 Kembali Bekerja
63 Pulang Bersama Vina
64 Rumah Wandy
65 Tragedi Mie Instan
66 Pertengkaran
67 Pemberhentian
68 Hadirnya Velly
69 Ingin Pergi
70 Gugatan Cerai
71 Mediasi
72 Kedinginan Sekujur Tubuh
73 Hanya Hubungan Bisnis
74 Tak Ingin Salah Paham
75 Pertemuan Tak Terduga
76 Berbalik Arah
77 Pulang Ke Rumah
78 Kesepakatan Bersama
79 Pekerjaan Mendadak
80 Kabar Mengejutkan
81 Tamparan Dari Ayah
82 Kedatangan Tamu
83 Tak Berujung
84 Perundingan
85 Perjanjian Yang di Langgar
86 Kekecewaan
87 Menantu
88 Tanpa Perlawanan
89 Pernikahan atau Pekerjaan
90 Situasi Tersulit
91 Pelukan dari Sesil
92 Kejutan Besar
93 Menolak
94 Nasi Goreng Tengah Malam
95 Tamu di Pagi Hari
96 Tangisan Seorang Sesil
97 Emosi Tak Berujung
98 Kebaikan Sesil
99 Akhir Yang Bahagia
100 Hubungan Baik
101 Ikhtiar
102 Dua Puluh Persen Lagi
103 Pulang Cepat
104 Orang Luar
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Perkenalan Tokoh
2
Happy Anniversary
3
Keturunan
4
Selalu Bertengkar
5
Ayah Jessi Sakit
6
Jessi Bertemu Sesil
7
Cemburu
8
Makan Siang
9
Sakit Hati
10
Berduka
11
Suasana Duka
12
Pertengkaran
13
Program Kehamilan Sesil
14
Pertemuan di Caffe
15
Pujian Tuan Erick
16
Bertemu Sesil
17
Sakit Hati Lagi
18
Berdarah
19
Panik
20
Aku Cemburu
21
Kota M
22
Tidur di Kamar Tamu
23
Perdebatan
24
Sahabat Terbaik
25
Mencari Velix
26
Perkenalan Vina dan Jessi
27
Makan Siang Bertiga
28
Setumpuk Berkas Yang Jatuh
29
Mie Instan
30
Pengajuan Mutasi
31
Pertemuan Velix dan Jessi
32
Kata Kata Perpisahan
33
Ciuman Paksa
34
Tempat Sujud Yang Sama
35
Mengantar Jessi Pulang
36
Mengajak Vina
37
Menjadi Sahabat
38
Kau Harus Bahagia
39
Buccheri
40
Melindungi mu
41
Keterangan Yang Berbeda
42
Luka Masa Lalu
43
Kebohongan Wandy
44
Kembali ke Rumah
45
Suasana Kantor
46
Hancur
47
Bertemu Jefri
48
Permintaan Yang Sulit
49
Doa dan Harapan
50
Enam Bulan Kemudian
51
Tak Biasa
52
Malam Yang Indah
53
Pilihan Ke dua
54
Semalaman
55
Mencari Jessi
56
Daerah Puncak
57
Tidak Bisa Pulang
58
Obrolan Panjang
59
Salah Paham
60
Saling Bicara
61
Mengunjungi Wandy
62
Kembali Bekerja
63
Pulang Bersama Vina
64
Rumah Wandy
65
Tragedi Mie Instan
66
Pertengkaran
67
Pemberhentian
68
Hadirnya Velly
69
Ingin Pergi
70
Gugatan Cerai
71
Mediasi
72
Kedinginan Sekujur Tubuh
73
Hanya Hubungan Bisnis
74
Tak Ingin Salah Paham
75
Pertemuan Tak Terduga
76
Berbalik Arah
77
Pulang Ke Rumah
78
Kesepakatan Bersama
79
Pekerjaan Mendadak
80
Kabar Mengejutkan
81
Tamparan Dari Ayah
82
Kedatangan Tamu
83
Tak Berujung
84
Perundingan
85
Perjanjian Yang di Langgar
86
Kekecewaan
87
Menantu
88
Tanpa Perlawanan
89
Pernikahan atau Pekerjaan
90
Situasi Tersulit
91
Pelukan dari Sesil
92
Kejutan Besar
93
Menolak
94
Nasi Goreng Tengah Malam
95
Tamu di Pagi Hari
96
Tangisan Seorang Sesil
97
Emosi Tak Berujung
98
Kebaikan Sesil
99
Akhir Yang Bahagia
100
Hubungan Baik
101
Ikhtiar
102
Dua Puluh Persen Lagi
103
Pulang Cepat
104
Orang Luar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!