Arga yang baru usai sholat Dzuhur tak sengaja melihat Afni tersenyum sendiri sambil membuang kain hitam ke tong sampah. Arga tak memperdulikan itu, namun saat ia melangkah menuju ruangannya, ia tetap penasaran. Arga berbalik badan dan mengecek benda yang dibuang Afni.
Arga mengambil Jilbab dan cadar Laila yang di buang di tempat sampah. "Ini kan..punya Laila, di kantor ini tidak ada wanita bercadar kecuali Laila, kenapa Afni membuang cadarnya ya," batin Arga. Arga merasa ada yang tidak beres.
***
Setengah jam sudah Laila di tempat wudhu. Tak ada orang yang masuk ke sana, dan tak ada yang mendengarnya.
Laila ingin menelpon Arga, tapi ia takut Arga akan melihat wajahnya. Tiba-tiba hp Laila berdering. Ia mengangkat telpon itu meski ia tak mengenal nomornya.
"Halo, assalamualaikum, ini dengan siapa ya?" sapa Laila di telpon.
"Waalaikumussalam, aku Rifki, dari tadi aku cariin kamu, tapi nggak ada, kamu dimana?
"Dari mana kamu dapat nomor aku?"
"Ada deh, kamu dimana?" tanya Rifki penasaran.
"Aku..aku boleh nggak minta bantuan kamu?" tanya Laila.
"Boleh dong,"
"Aku kejebak di mushola, tepatnya di tempat wudhu wanita, ada yang mengambil cadar dan jilbabku, apa kamu bisa bantu? aku nggak bisa keluar tanpa jilbab dan cadar ku," pinta Laila di telpon.
"Astaga...kok bisa ya, ya udah kamu tenang ya, aku ke sana secepatnya, aku akan belikan jilbab dan cadar," ujar Rifki dan mematikan telon.
Rifki ikut khawatir, ia tahu betul bahwa paras Laila melebihi wanita lain, dia sendiri telah menyaksikannya saat pertama kali bertemu Laila."Laila telah memutuskan untuk bercadar, itu berarti dia telah memegang prinsip untuk menyembunyikan keindahannya, aku harus membantunya, tidak ada yang boleh melihat Laila tanpa cadar," batin Rifki sambil berlari ke toko hijab terdekat.
***
Sekretaris Arga tiba di ruangan Arga dengan cepat. Ia membawa jilbab dan cadar pesanan Arga. Arga yang baru usai mengecek CCTV telah mengetahui keberadaan Laila. Buru-buru Arga bergegas ke musholla.
Entah mengapa Arga merasa bertanggung jawab untuk menjaga Laila. Kali ini ia bersungguh-sungguh ingin menolong Laila. Dengan langkah kaki yang cukup cepat, ia menuju tempat wudhu wanita.
Tok..tok..tok..
Bunyi ketukan pintu mengagetkan Laila yang sedang menunggu kedatangan Rifki.
"Itu kamu Rif?" tanya Laila dari dalam.
"Rif..Rif siapa sih, ini saya bos kamu," sahut Arga dari luar. "Kenapa bos ke sini?" tanya Laila tanpa membuka pintu.
"Kamu yang kenapa? kenapa nggak keluar-keluar dari dalam?"
"Maaf pak bos, saya nggak bisa keluar, jilbab dan cadar saya hilang,"
Arga meletakkan jilbab itu di depan pintu. "Sudah saya duga, saya sudah bawakan jilbab dan cadar untuk kamu, ambillah, saya letakkan di sini, jangan lama-lama ya, saya tunggu di ruangan saya," ucap Arga dan langsung pergi setelah ia meletakkan tas kecil berisi jilbab dan cadar.
Laila terkejut mendengar itu, ia bertanya-tanya dari mana Arga tau bahwa cadar dan jilbabnya hilang. Tapi ia tak butuh waktu lama berpikir, langsung saja Laila membuka pintu itu dan benar saja,di depan pintu sudah ada tas kecil. Laila langsung mengambil dan menutup pintu itu kembali.
Sembari memasang jilbabnya, Laila melamun di depan kaca. "Kenapa dia bela-belain beliin jilbab ya, dan dari mana dia tau kalau aku ada di sini? tidak mungkin kan dia mencuri jilbab ku dan kemudian membelikan gantinya, ah sudahlah, aku bisa menanyakan ini nanti," batin Laila.
Tepat saat Laila keluar, di depannya sudah ada Rifki yang menjinjing tas kantongan belanja. Ia baru saja keluar membeli hijab. Namun ia heran melihat Laila sudah mengenakan jilbab dan cadar dengan rapi.
"Kamu kok udah.."
"Iya..tapi terimakasih ya, kamu udah capek-capek bantu cariin jilbab, semoga Allah membalas mu," ucap Laila kemudian berjalan ke mushola untuk sholat.
"Tunggu! aku beliin ini buat kamu, nih ambil aja, aku juga nggak mungkin kan pakai jilbab dan cadar," tutur Rifki menatap mata Laila.
Laila merasa tak enak jika tidak menerima itu, ia pun mengambilnya, "Makasih ya Rif" ucap Laila.
Tentu akan ada rasa sedikit kecewa di hati Rifki, ia lelah berlari-lari mencari hijab untuk Laila, namun ia sudah keduluan oleh orang lain yang ternyata kakak tirinya sendiri.
***
Rifki masih menunggu Laila di luar musholla hingga usai sholat. Mengurus perusahaan yang tak kunjung maju membuatnya bosan, kini ia ingin mencoba mengejar perempuan yang membuatnya jatuh hati saat pandangan pertama.
Tak lama kemudian Laila keluar dari mushola, ia heran melihat Rifki yang masih ada di sana. "Kamu kok masih di sini?" tanya Laila menatap Rifki.
"Aku penasaran, siapa yang ngasih kamu jilbab sama cadar itu?" tanya Rifki sambil mengikuti langkah kaki Laila yang berjalan menuju ruangan Arga.
"Pak Arga tiba-tiba datang bawain hijab dan cadar, aku juga bingung dari mana dia tau kalau aku lagi kejebak di tempat wudhu," jelas Laila yang teringat peristiwa tadi saat Arga mengetuk pintu.
***
Arga yang sedang membaca buku di ruangannya masih kepikiran dengan ulah Afni tadi, ia penasaran apa motif Afni melakukan itu.
"Assalamualaikum," ucap Laila mengetuk pintu.
"waalaikumussalam,masuk,"
Laila pun masuk ke ruangan itu, diikuti dengan Rifki di belakang.
"Astaga..anak ini ngapain lagi kesini, emangnya kamu nggak ngurusin perusahaan?" tanya Arga menatap Rifki yang ikut masuk ke ruangannya.
"Perusahaan aman kok, aku cuma mau main ke sini aja, mau belajar dari kamu, biar perusahaan ku maju kayak kamu," tutur Rifki sembari duduk di samping Arga, padahal Rifki hanya ingin melihat Laila.
Sementara itu, Laila hanya menunduk, ia ingin mengucapkan terimakasih tapi sedikit malu dan takut. "Pak bos, makasih ya buat jilbabnya," ucap Laila pelan.
"Iya, sama-sama," jawab Arga menatap Laila.
Rifki memperhatikan Arga yang tampak peduli pada Laila, padahal Laila hanyalah bodyguard.
"Tapi..dari mana bos tau kalau saya kejebak di tempat wudhu?" tanya Laila penasaran.
"Itu pertanyaan yang nggak seharusnya kamu tanyakan, ini perusahaan saya, jadi saya tau semua yang terjadi di sini," jelas Arga.
"Iya juga sih, ya udah saya di luar aja ya bos Arga, permisi," ucap Laila dan berbalik badan berjalan ke luar ruangan.
Rifki menatap tajam mata Arga, ia tak terima dengan kejadian tadi, ia capek-capek mencari jilbab tapi malah keduluan. "Arga, kenapa kamu bersikap baik sama Laila, Laila itu cuma bodyguard, itu si Budi sekretaris kamu aja nggak pernah kamu perlakukan begitu," cetus Rifki menatap sinis Arga.
"Kamu bicara apa sih, nggak jelas, udah sana..sana..jangan ganggu aku kerja," gumam Arga sembari melanjutkan pekerjaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
ARKANA20 GAMING
bos Arga jd Jaka Tarub zaman now
😄😄😄
2024-03-22
1
Sandisalbiah
kalau di tanya kenapa Afni menuang korban dan cadar Laila jawabnya cuma satu... itu krn Afni gak waras..
2024-03-19
1
niktut ugis
Rifki semoga kamu tidak seperti ibu kamu yang jadi musuh arga
2023-05-27
0