Laila menatap tajam laki-laki yang berani membuka cadarnya, yaitu Rifki.
"Laki-laki itu benar-benar membuat ku kesal, berani beraninya dia membuka cadar ku, astaghfirullah! sabar Laila! sabar! ini ujian," batin Laila yang tampak kesal pada Rifki.
Rifki masih mengobrol dengan Arga di ruang tamu.
"Arga, pengawal kamu itu..kamu kenal dari mana?" tanya Rifki.
"Nggak tau! mama yang nemuin perempuan itu," jawab Arga cuek.
"Sumpah! aku benar-benar malu, baru kali ini aku di gebukin perempuan, kok ada ya perempuan aneh kayak gitu," ujar Rifki yang masih terbayang akan Laila. "Tapi..dia cantik," lanjut Rifki.
"Aku nggak peduli tentang perempuan bercadar itu, udah udah aku mau tidur, kamu pulang aja sana," cetus Arga, semenjak kehilangan Linda ia tampak tak bergairah hidup.
"Mau sampai kapan kamu gini terus? kamu pikir Linda akan senang kamu kayak gini? harusnya kamu bangkit Arga, Linda juga pasti ingin kamu hidup dengan baik, dengan kamu seperti ini seolah kamu tidak menghargai usaha Linda menyelamatkan hidupmu, karena kamu menyia-nyiakan pengorbanan Linda," tegas Rifki yang berharap Arga move on.
Arga tak membalas perkataan Rifki itu, malah pergi ke kamarnya begitu saja.
***
Arga merenung di kamarnya.
"Aku rasa aku memang harus bangkit, aku harus berjuang demi Linda, aku akan cari pembunuh itu," Batin Arga.
Laila berdiri di depan kamar Arga. Ingin mengetuk pintu tapi Laila takut.
Tiba-tiba Arga membuka pintu kamarnya.
"Ngapain kamu di depan kamar saya?" tanya Arga dengan juteknya.
"Maaf pak, saya cuma mengingatkan bapak untuk makan siang, kata Bu Ranti pak Arga belakangan ini jarang makan," tutur Laila pelan.
"Panggil saya bos Arga, saya bukan bapak kamu," cetus Arga.
Laila semakin kesal dengan tingkah Arga. "Baik bos Arga," jawab Laila.
"Saya rasa punya bodyguard perempuan bercadar kayak kamu ini cuma akan menambah beban saya, bisa-bisa bukan kamu yang jagain saya, tapi saya yang jagain kamu," Gumam Arga menatap kesal gadis bercadar di depannya yaitu Laila.
Tiba-tiba hp Arga berdering, ia mengangkat telpon dari Ibu almarhumah Linda yang menyuruhnya untuk datang ke rumah mereka.
Arga pun bergerak ke rumah almarhumah calon istrinya itu. "Bos mau kemana," tanya Laila yang mengikuti langkah Arga.
"Bukan urusan kamu," cetus Arga.
"Saya harus ikut, karena itu adalah tugas saya," tegas Laila seraya mengikuti langkah Arga di belakang.
"Nggak usah! ini urusan pribadi saya, kali ini kamu nggak boleh ikut, saya mau ketemu ibu almarhumah calon istri saya," jelas Arga.
Laila tercengang, "Ibu Linda? aku memang nggak boleh ikut, bisa-bisa nanti ibu Linda langsung mengenaliku," batin Laila
***
Sampailah Arga di rumah calon mertuanya dulu.
"Ada apa ya Bu?" tanya Arga dengan penasaran.
"Ada surat wasiat dari Linda untukmu nak, maaf ibu baru memberi tahunya untukmu hari ini, karena kemarin-kemarin ibu khawatir kamu nggak akan sanggup membacanya, ibu tidak berani membuka surat ini karena ini khusus untukmu" jelas Ibu.
Arga menerima surat tersebut dan bergegas pulang.
***
Malam hari, usai sholat isya Arga membaca Al-Qur'an sejenak untuk mengumpulkan moodnya.
Setelah itu Arga melihat surat wasiat dari Linda. Perlahan Arga membuka amplop surat itu.
"Assalamualaikum, calon imam ku, maafkanlah diri ini jika tak mampu menjadi makmum mu, jika Allah memanggilku lebih dulu, ikhlaskan aku, jangan rapuh, bangkitlah, jalani apa yang seharusnya kamu jalani. Dan ada satu permintaan yang ingin aku sampaikan. Aku harap kamu bisa melakukannya. Menikahlah dengan sahabat baikku. Jika kamu mengenalnya,kamu pasti akan terpesona. Aku tak memberi tau nama sahabatku agar kamu berusaha mencari tau, dia adalah inisial L,"
Berderai air mata Arga membaca surat itu. Buru-buru Arga bergerak ke luar rumah.
Laila mengikuti Arga yang berlari ke arah pemakaman. Ya, makam Linda memang di sengaja tidak jauh dari rumah Arga.
Pelan-pelan Laila mengikuti langkah Arga. Namun ada yang aneh, Arga berjalan menuju pemakaman.
"Ngapain si bos ke kuburan malam-malam? mau buat pesugihan kali ya," batin Laila.
Laila terus mengikuti langkah Arga.
Hingga sampailah di makam Linda.
Arga menangis memeluk makam calon istrinya.
"Linda, aku janji aku akan bangkit dari rasa sakit ini,tapi maaf! aku mungkin tak akan bisa berpaling dari kamu, kenapa kamu suruh aku menikahi sahabatmu, aku belum siap Linda," ucap Arga memeluk makam Linda.
Melihat itu membuat Laila tak kuasa menahan air mata. "Aku jadi bingung, apa yang membuat dia secinta ini pada Linda," batin Laila. Laila memantau Arga karena khawatir Arga akan bertingkah aneh.
***
Saat berjalan pulang menuju rumah, tiba-tiba dua orang tak di kenal mencoba menyerang Arga. Arga yang dari kemarin belum makan tak sanggup untuk melawan.
Sebelum tangan penjahat itu melukai Arga, Laila yang menguntit dari belakang langsung bergerak menyerang penjahat.
"POW !!"
"KAPOW !!"
Tinju Laila beruntun mengenai tubuh kedua preman. Tenaga Laila membara menatap kesal penjahat itu. Laila memang tak suka melihat kejahatan di depannya. Karena ia merasa mampu untuk menanganinya.
"Astaga..kenapa ada hantu di sini, jangan-jangan wanita ini hantu penjaga tempat ini,ayo lari!" ucap preman dan langsung berlari terbirit-birit.
Kostum Laila membuat orang takut, ditambah tenaganya yang kuat, bercampur aduk dengan gamisnya yang panjang, hingga preman mengira Laila bukan manusia.
Laila menoleh ke arah Arga yang tercengang melihatnya. Mulut terbuka karena bengong menatap Laila, untung saja serangga tak masuk ke mulutnya.
"Bos Arga nggak pa pa?" tanya Laila.
"Nggak! saya nggak pa pa, kamu manusia kan?" tanya Arga saking takutnya melihat kemampuan Laila.
"Astaghfirullah bos Arga, ya iyalah saya manusia, masa iya saya hantu, bos Arga kok jadi ikut-ikutan preman itu sih, apa karena cadar ku ini? apa bos Arga memang tidak pernah melihat wanita bercadar?" tanya Laila beruntun.
"Iya iya, saya rasa kamu memang manusia, kakimu menyentuh tanah, ayo pulang, orang tak di kenal bisa saja mengintai ku malam ini," ujar Arga dan berjalan ke arah rumah.
Laila pun mengikuti dari belakang.
Arga tampak lemas, ia hanya sanggup berjalan pelan.
"Tuh kan, bos Arga sih nggak mau makan, jadi lemas gitu kan, apa saya suruh supir aja buat jemput bos ke sini?" tanya Laila.
"Nggak usah, nggak perlu, kamu jangan meremehkan saya ya, mentang-mentang kamu bisa mengalahkan preman tadi, jangan sombong dulu, kalau saya dalam kondisi normal, pasti kamu bukan lawan buat saya, gini-gini saya bisa bela diri," cetus Arga dengan sombongnya.
Laila semakin kesal melihat Arga yang selalu bersikap dingin. "Aku benar-benar harus sabar menghadapi bos Sad boy ini, demi Linda," Batin Laila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
JIAHHH, KLO LO MRASA LBH JAGO, DUEL AZA.. BIAR LO STAU APA HEBATNYA SI LAILA, KRN TOKOH LAILA SAMA DGN ISTRIKU YG SKRG, SEORANG USTADZAH BRCADAR, TPI BUKAN ALIRN WAHABI. ISTRIKU KUASAI 5 JENIS BELADIRI, SEDARI UMUR 5 TH SDH BELAJAR BELADIRI DARI ABAH MERTUA DN PAMANNYA.. DN ANAK2KU SEMUANYA DI LATIH OLEH ISTRIKU, AKU AZA HNY KUASAI 3 BELADIRI, GULAT, JUDO DN KARATE KYUSHIN, SKALI KALI LATIHAN BOXING DN KRAV MARGA.. KARNA TUNTUTAN KERJA AKU SEBAGAI KOORDINATOR BODYGUARD, SATPAM & DEBT COLLECTOR.. DARI PERUSAHAAN INTERNASIONAL ALLIED UNIVERSAL YG BRKEDUDUKAN DI SWISS & AMERIKA.. DN MMPUNYAI PULUHAN KLIEN DI INDONESIA..
2024-04-17
4
Sulaiman Efendy
BLM MKN AZA LWAN 2 ORG PREMAN DOANK UDH KALAH, GMN MAU LAWAN PENJAHAT PRO YG AHLI BELADIRI...
KLH LO DGN KAUM MUJAHID SAAT PUASA MRK MMPU LAWAN PASUKAN KAFIR DI PERANG BADAR..
2024-04-17
1
NOiR🥀
hehehe sad boy bossku
2024-05-02
0