Perguruan silat berlambang matahari adalah sebuah perguruan silat khusus wanita yang di dirikan secara rahasia oleh ibu Diana (Ibu tiri Arga). Karena yang belajar silat di sini pada umumnya selalu ditugaskan untuk hal negatif yang membahayakan orang. Bu Diana sengaja merekrut para wanita dari kalangan orang miskin untuk ia biayai dan patuh kepadanya. Karena perguruan ini bersifat rahasia, maka anggotanya hanya berkisar 20-30 wanita.
Bos Diana tampak marah pada seluruh anak buahnya, karena misi untuk membunuh target selalu gagal. Namun ada hal janggal yang terjadi, "Maaf bos, tapi ada hal yang aneh, yang menyerang sasaran ternyata bukan hanya kami, tapi juga penjahat laki-laki berjas hitam," jelas salah seorang anak buahnya.
"Cih..itu hal biasa, dengan posisinya sekarang, akan ada banyak bahaya di hidupnya, hingga ia memilih mati,"
Seorang ibu bernama Diana itu hanya manis ketika di depan suami dan anaknya serta pada publik. Namun pada aslinya dia adalah seorang perempuan yang mengerikan. Bahkan anak kandungnya sendiri yaitu Rifki tak mengetahui bahwa ibunya adalah pesilat licik.
"Saya tidak mau tau, bawa Arga ke hadapan saya, baik itu hidup atau mati,tapi tetap ingat satu hal, saya tidak suka jika ada yang menggunakan alat seperti pistol atau pisau, itu hanya menunjukkan bahwa kalian lemah, gunakanlah kekuatan kalian sendiri," perintah Bos Diana.
"Siap bos!" ucap anak buahnya serentak.
***
Di perjalanan, Laila hanya membisu di mobil, seolah belum sembuh dari ngambeknya. Arga menatap Laila yang duduk di depan, ia merasa bersalah karena semalam ia hendak membuka cadar Laila.
"Saya minta maaf Laila, tapi saya berani sumpah, semalam saya tidak bermaksud macam-macam,"
"Sudahlah, saya tau kok, saya juga nggak nuduh bos,"
Seketika Laila teringat dengan penjahat wanita yang diceritakan Arga. Ia bingung harus mencari tau dari mana tentang penjahat wanita itu.
"Laila..apa sebaiknya saya menyuruh seseorang untuk mencari tahu keberadaan sahabat Linda, saya begitu penasaran," tutur Arga.
Arga khawatir dengan mimpi-mimpi yang selalu menuntunnya untuk mencari inisial L.
Laila mencari-cari alasan yang pas untuk merubah pikiran Arga. "Sebaiknya tidak usah pak bos, kita fokus dulu mencari tau pelaku pembunuh, jika kita menemukan inisial L itu lebih dulu, maka dia juga akan dalam bahaya, karena saya merasa perempuan yang dekat dengan bos adalah kemungkinan sasarannya," jelas Laila. Meski itu hanyalah alasan Laila, tapi kedengarannya memang masuk akal.
Arga pun dengan mudah terpengaruh pada Laila. "Iya ya, kamu benar juga," ucap Arga mendukung argumen Laila.
***
10 orang perempuan misterius mengikuti Arga dan Laila yang berjalan menuju tempat pemakaman. Suara langkah kaki terdengar di telinga Laila. Ia pun menghentikan langkahnya. Laila memfokuskan pendengaran nya untuk memastikan suara itu. Ia menatap kanan kiri dan belakang, memastikan apakah ada yang mengikuti.
"Ada apa? kenapa berhenti," tanya Arga seraya menoleh ke belakang.
"Saya merasa ada yang mengikuti,"
Dan benar saja, sepuluh wanita mengepung Arga dan Laila. mereka dikelilingi oleh sepuluh anak buah Ibu tiri Arga.
Laila mengambil posisi, melangkah ke depan Arga seraya melindunginya. Arga pun panik melihat pasukan wanita itu mengelilinginya.
"Siapa yang menyuruh kalian?" tanya Arga dengan keras.
Tak membalas perkataan Arga, para wanita aneh itu langsung menyerang. Laila mendorong Arga ke tepi agar ia bisa fokus menghadapi lawan dan Agar Arga tidak terluka.
Laila bukanlah wanita sembarangan, bukan hanya ilmu silat yang ia miliki, tapi ia pernah diajarkan ayah sebuah rahasia besar menambah kekuatan fisiknya. Ia punya tenaga dalam yang sulit dijelaskan pada orang lain hingga membuatnya sulit dikalahkan.
Matanya fokus menatap mata lawan. Diikuti dengan tinjunya yang dahsyat. Satu persatu penjahat itu tergeletak. Tidak sulit bagi Laila untuk melempar seseorang ke penjahat yang lain hingga bertubrukan.
Arga tercengang, mulutnya ternganga, ia bagai menonton film peperangan. Bercampur aduk dengan rasa takutnya melihat Laila. Ia merasa Laila bukan wanita biasa.
Laila menghela nafas lega, melihat sepuluh wanita tergeletak di wilayah pemakaman. "Apa perlu ku panggil ambulan?" Laila menatap para penjahat itu.
Para perempuan berbaju hitam berlari serentak dengan tubuh memar dan kesakitan.
Laila berjalan ke arah Arga, "Pak bos nggak pa pa?" tanya Laila seraya memperhatikan Arga dari ujung kaki hingga ujung rambut.
Arga tampak takut melihat Laila, "Siapa kamu sebenarnya?apa kamu pendekar dari timur? apa kamu penyihir? atau laki-laki bercadar?" tanya Arga beruntun.
Laila tertawa mendengar pertanyaan Arga, "Pak bos apaan sih, saya ini manusia biasa, semua terjadi karena kehendak Allah, bagi saya senjata terkuat adalah doa,saat saya akan bertarung untuk melawan kejahatan, saya tidak lupa berdoa dalam hati sebelum memulainya,intinya saya tidak akan menggunakan kemampuan saya untuk hal negatif," jelas Laila untuk menghilangkan ketakutan Arga.
"o-oke, ki--kita pulang sekarang," ucap Arga yang masih gemetar menatap Laila.
Arga memegang hidungnya yang juga masih terasa sakitnya setelah mendapat tinju dari Laila. Ia khawatir akan terluka lagi.
"HM..pak bos takut sama saya ya? saya kan udah bilang, saya ini perempuan biasa, bukan laki-laki dan bukan pendekar dari timur seperti yang pak bos pikirkan," tegas Laila meyakinkan Arga.
***
"Apa? dasar bodoh! bagaimana mungkin seorang wanita bercadar mengalahkan kalian semua, tidak masuk akal, bahkan gamisnya bisa saja tersangkut saat ia bertarung,"
Ibu tiri bernama Diana tampak emosi pada anak buahnya.
"Gadis itu memang sengaja memakai celana panjang longgar di balik gamisnya yang lebar agar ia lebih leluasa bertarung bos, pasti dia bukan orang sembarangan," ujar salah seorang anak buah.
Diana semakin penasaran pada perempuan yang berhasil mengalahkan anak buahnya, ia ingin mencari tahu tentang perempuan itu.
***
Arga melirik lirik Laila di mobil. "Kamu bilang tidak akan menyerang untuk melukai orang yang tidak salah, tapi kenapa semalam kamu menonjok hidung saya?" tanya Arga yang masih mengungkit masalah semalam.
Laila menghela nafas, ia sadar ia semalam telah salah memukul Arga. "Saya tau saya salah, makanya saya minta maaf, tugas saya adalah melindungi kamu, tapi malah tak sengaja membuat luka di hidungmu," ujar Laila dengan sepenuh hati. Laila jadi merasa tidak nyaman, karena Arga seolah takut dengan kemampuan Laila.
Di sisi lain Arga merasa beruntung, karena Laila telah berhasil menyelamatkannya. Ia tahu betul bahwa para perempuan yang tadi menyerang bukanlah perempuan sembarangan. Mereka punya ilmu bela diri yang baik. Arga sangat tau itu karena ia pun pernah bertarung dengan para penjahat wanita tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
JADI INGAT SINETRON EMAKKU JAGOAN YG DIBINTANGI LADY ROKCER NICKY ASTRIA, GITO GIILLAS DN AKTOR LAGA KAWAKAN BARRY PRIMA SEBAGAI BABENYA NIKCY ASTRIA..
2024-04-17
1
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
makin p'nsran Arga he...he...he...
2024-05-14
0
Sulaiman Efendy
KNP GK PANGGIL POLISI BUAT TANGKAP TU ANAK BUAH DIANA, KN BSA DI INTROGERASI MRK BUAT TANYA SIAPA YG MNYURUH MRK
2024-04-17
1