Kali pertama Laila menginjakkan kaki di perusahaan Arga yaitu pabrik kertas White Horse. Laila merasa berwibawa ketika berdiri di belakang Arga dan berjalan melewati para karyawan yang bekerja.
Sampailah di ruangan Arga.
"Tolong buatkan saya kopi," suruh Arga pada Laila yang berdiri tegak di belakangnya.
"Saya sebenarnya sedang bekerja sebagai apa sih, bos selalu nyuruh nyuruh saya di luar pekerjaan saya," keluh Laila berwajah masam.
"Mau gaji di potong?" Ancam Arga melototi Laila.
"Iya-iya..ini saya buatkan," ucap Laila dan bergegas membuat kopi untuk Arga.Di sisi lain Laila merasa bosan dengan pekerjaannya.
Tepat saat Arga sedang memeriksa beberapa laporan di mejanya, tiba-tiba perempuan dengan blezzer putih dan rambut sepanjang bahu menemui Arga di ruangannya. Dia adalah Afni, teman kuliah Arga dulu.
"Hai Arga, maaf ya aku langsung nerobos masuk," ucap Afni yang langsung duduk di hadapan Arga.
"Iya ngga pa pa, tumben kamu ke sini," tanya Arga yang heran, tak biasanya Afni datang tanpa memberi tahu dulu.
"Maaf aku telat, aku baru tau kalau Linda sudah meninggal, turut berduka ya Ar, kamu yang tabah ya," ucap Afni yang bersikap manis pada Arga.
Laila tiba membawakan kopi untuk Arga.
"Ini kopinya, maaf kalau kurang enak," ucap Laila sembari meletakkan kopi itu di meja Arga.
"Dia siapa Ar?" tanya Afni.
"Asisten pribadi aku," jawab Arga singkat. Ia tak akan mengakui pada orang lain bahwa Laila adalah bodyguard nya, karena ia malu.
"Kurang asam, aku di kata asisten pribadi, wah kayaknya aku nggak akan bertahan lama deh jadi bodyguard bos Sad boy ini," batin Laila yang berdiri di belakang Arga.
"Oh Asisten pribadi, kenalin saya Afni, teman Arga," ucap Afni sambil tersenyum pada Laila.
"Salam kenal mba, saya Laila," ujar Laila yang membalas senyum Afni.
Afni memang selalu tersenyum manis, namun dibalik senyuman nya ada banyak misteri yang ia simpan, senyuman nya tak semanis hatinya.
"Bos, saya boleh keluar nggak, saya nunggu di luar aja,takutnya nanti mengganggu pembicaraan bos sama mba Afni," tutur Laila yang berniat menunggu di luar ruangan Arga.
"Ya udah sana, jangan kemana mana ya," tegas Arga.
Laila pun keluar ruangan.
"Asisten pribadi kamu unik ya, sejak kapan kamu suka merekrut wanita bercadar jadi pekerja kamu?" tanya Afni pada Arga yang sedari tadi lanjut mengecek laporan.
"Iya, sesekali harus nyari yang unik," jawab Arga, meski ia tak suka dengan Laila sebagai bodyguard nya.
***
Laila yang merasa bosan, hanya melamun di depan ruangan Arga. Tepat saat itu Rifki saudara tiri Arga melihat Laila yang duduk termenung.
"Itu kan si gadis cadar," batin Rifki dan buru-buru menemui Laila.
"Assalamualaikum," sapa Rifki dan langsung duduk di bangku samping Laila.
"Waalaikumussalam," jawab Laila dengan jutek.
"Bodyguard cantik, ngapain sendirian di sini," sapa Rifki sambil menatap Laila yang memalingkan wajah.
"Apaan sih, jadi orang bisa nggak sih yang sopan dikit, kemarin kamu sengaja membuka cadar saya, dan sekarang kamu mau coba ngerayu saya? bagian tubuh kamu yang mana yang mau saya tonjok, biar sekalian kamu masuk rumah sakit," ancam Laila melototi Rifki.
Bukannya marah mendengar perkataan Laila, Rifki malah semakin penasaran dibuatnya.
"Jangan marah-marah gitu, saya cuma mau kenal sama kamu aja, iya iya..saya tau saya salah, saya minta maaf ya, kemarin saya kira kamu laki-laki yang mau nyerang saya, jadi saya spontan menarik cadar kamu," ucap Rifki pelan.
Laila tak berkutik, hanya diam dan mengalihkan pandangannya.
"Dimaafin nggak nih?" tanya Rifki.
"Iya iya..saya maafin, tapi kalau lain kali kamu gitu lagi, awas aja," ancam Laila dengan serius.
Arga tak henti menatap Laila, "Kok dia manis banget sih, walau bercadar, matanya sangat indah," batin Rifki.
***
Di sisi lain, papa Arga sedang mengobrol dengan istrinya (ibu tiri Arga) di rumah.
"Pa, gimana kalau Rifki itu bantuin Arga ngurus white horse aja, masa papa nggak kasihan sama Rifki, dia cuma dikasih perusahaan kecil, nggak sebanding sama Arga," bujuk Diana (ibu Rifki).
"Nggak bisa gitu dong ma, dulu juga pabrik kertas itu cuma perusahaan kecil, Arga memajukan perusahaan itu sendiri bersama mamanya, aku akan di Katai tidak tau diri jika melakukan itu," jelas papa menatap mama Rifki.
"Papa emang selalu belain Arga, belain aja terus," cetus mama dan langsung pergi ke kamarnya.
Bagaimana pun juga papa kandung Arga tetap mengutamakan anak kandungnya.
***
Ibunda Laila sedang menjemur kerupuk kulit. ayah sedari tadi tampak melamun memikirkan putrinya.
"Ayah kok ngelamun terus sih, bantuin dong, kalau nggak ayah balik aja deh jadi guru silat, biar nambah nambah penghasilan, biar bunda yang ngantar orderan," ujar bunda yang sedari tadi sibuk bekerja.
"Aku ini udah tua, kamu mau tulang tulang ku encok gara-gara silat di usia tua ini," kata ayah menoleh ke arah bunda.
"Ya udah sini bantuin, lagi mikirin apa sih," tanya bunda yang risih dengan suaminya yang tak henti melamun.
Ayah semakin resah dengan pekerjaan putrinya yang amat berbahaya. Ia tak pernah menyangka putrinya menjadi bodyguard. Meski Laila ia didik menjadi sosok muslimah kuat, bukan berarti ia mau putrinya menjadi pengawal orang.
"Ini semua gara-gara bunda, harusnya kita nggak boleh biarin Laila jadi bodyguard," ujar ayah menyalahkan bunda.
"Ayah itu terlalu khawatir, Laila bukan bekerja untuk menjual nyawa, dia itu cuma ngikutin bosnya aja buat jaga jaga, lagi pula Laila nggak sendirian, ada banyak orang-orang kuat yang jadi pengawal mereka. Lagi pula bunda kenal betul dengan CEO itu, dia terkenal tampan, baik, Soleh, dan ramah," jelas Bunda menenangkan Ayah.
"Ah sudahlah, kamu nggak akan pernah mengerti," ucap Ayah dan pergi ke belakang.
***
Setelah Afni pergi, Laila kembali masuk ke ruangan Arga. Laila tak sengaja melihat foto Linda di ruangan itu. Laila menatap wajah sahabatnya di foto itu.
"Itu foto Linda, calon istri saya yang baru saja meninggal," ucap Arga menatap Laila.
"Dia tidak cantik, kenapa bos tergila-gila padanya?" tanya Laila yang penasaran.
"Jika syarat mencintai seseorang adalah perihal cantiknya, lantas bagaimana seorang ibu yang mencintai anaknya yang tidak cantik atau tampan, apa kamu tidak pernah mendengar istilah bahwa cinta itu buta? ketika cinta sudah hadir, apapun akan terlihat indah. Dan jika kamu berkata Linda jelek, apa kamu sudah merasa cantik? asal kamu tau ya, cantik itu tidak bisa di ukur dengan mudah,cantiknya seseorang bergantung pada mata yang menatapnya, dan di mata saya Linda adalah wanita tercantik, saya tidak perduli dengan perkataan orang lain,", jelas Arga panjang lebar. CEO yang sedang kehilangan itu tak sadar telah curhat pada bodyguardnya.
Laila takjub dengan jawaban Arga.
"Nggak nyangka jawaban dia bikin aku tersentuh," batin Laila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
andai Arga bahwa yg jadi bodyguard nya ada lah shbt mendiang calon istri nya...gmn trs ya...
2024-04-07
2
Asria Rangkuti
Sepertinya aku mencium bau bau kekaguman 😆
2023-01-31
2
Memyr 67
hmmm laila baper ya? ma arga?
2023-01-11
1