Medan Pertempuran

"HAAA!"

Dengan suara teriakan yang menggelegar, pasukan Kerajaan Anming berlari menerjang ke arah musuh. Tak ada sedikit pun raut keraguan yang dapat ditangkap dari ekspresi kesatria-kesatria tersebut. Pihak lawan pun memandang perjuangan itu dengan rendah.

"Semut-semut yang mendatangi kematiannya sendiri," kata seorang pria tua kepada teman-temannya. Sebuah kekehan yang terdengar tak sedap pun dikumandangkan olehnya.

"Kita mesti berhati-hati. Terutama pada Jingguo Li dan Jenderal Wanita itu," sahut pria di sebelahnya yang berusia lebih tua lagi. Sebagai sosok yang lebih berpengalaman dalam perang dibanding kawan-kawannya yang lain, ia tak ingin meremehkan musuh.

"Tunggu apa lagi? Mereka sudah bergerak dan kita tidak mungkin diam saja. Semuanya, SERAAANG!" Sang Jenderal Besar dari pihak musuh berseru. Suaranya yang dilepaskan dengan energi qi, membuat tunggangan para pasukan kavaleri Anming banyak yang ketakutan hingga tak mau berlari lagi.

Sang Jenderal Besar dan Wakilnya berada di barisan paling depan untuk menyerang musuh. Keduanya terlihat gagah dengan tunggangan mereka masing-masing. Tak menunggu lama, mereka langsung melakukan penyerangan.

'TSING!'

'TRANG!'

"Jingguo Li, setelah sekian lama ..., HA HA HA!" Seorang pria yang tampaknya seusia dengan Jingguo Li pun terkekeh kencang. Dari busananya yang terlihat lebih modis dari yang lain, bisa ditebak bahwa ia seorang bangsawan.

"Wangquan Yan. Rupanya, kaumasih menyimpan dendammu kepadaku hingga sekarang." Jingguo Li menatap tajam sosok Raja Sheng Ri yang tengah menatap remeh ke arahnya.

'Kultivasi pria ini meningkat sangat pesat.' Wangquan terkejut ketika menyadari tingkat kultivasi Jingguo yang sudah jauh melampauinya. "Kultivator Alam Suci level 4 puncak," desisnya.

Tanpa menunggu waktu, Wangquan yang pun semakin membabi buta menyerang sosok Jingguo Li. Sayang, Jenderal Besar Anming itu, rupanya bisa menghindari semua serangannya dengan mudah. 'Tinggal sedikit lagi dan dia akan menjadi Kultivator Alam Roh. Ini tidak bisa dibiarkan atau benar-benar akan sulit untukku menghadapinya,' batin Sang Raja.

"Aku akan melenyapkanmu!" seru Wangquan Yan. Mendengar itu, Jingguo Li pun terkekeh.

"Pak Tua—pedangmu saja tak bisa sedikit pun menyentuhku. Dengan ikut dalam perang ini, kautelah mempertaruhkan nasib kerajaanmu. Kauakan mati, sedang anak-anakmu yang tak bisa diharapkan itu ..., mereka sendiri yang akan menghancurkan negerimu. Kaumendatangi kehancuranmu sendiri." Jingguo Li tampak santai ketika mengayunkan pedangnya demi menghindari serangan-serangan Raja Sheng Ri.

Di satu sisi, para kesatria dari Kerajaan Anming tengah bekerja sama untuk menumpas para musuh. Mereka semua tampak tangguh. Pasukan kavaleri yang tadi kuda-nya mogok, sekarang sudah ikut melakukan penyerangan. Para pasukan archery atau pemanah, kini pun terlihat bersembunyi di balik gundukan pasir sambil melepaskan banyak anak panah yang telah diberi lapisan racun mematikan dari sang Wakil Jenderal Besar.

Ah—dengan Zilin sebagai tunggangannya, semua orang pun bisa melihat kegagahan seorang Constantine Yang. Tanpa halangan berarti, gadis itu bisa menumbangkan sosok-sosok yang menghalanginya dengan mudah. Ia benar-benar pantas mendapatkan julukan sebagai Dewi Perang dan Dewi Kematian.

"Jenderal Wanita itu, tak bisa dibiarkan ...," lirih sang Jenderal Perang dari pihak musuh. Ialah Youli Young, Pangeran Ketiga Kekaisaran Xingzuo, sosok yang paling bisa diharapkan kemampuannya setelah Pangeran Mahkota Wang Xiao Young.

Youli Young mengambil trompet khusus miliknya yang terbuat dari kerang, lalu meniupnya. Setelah itu dilakukannya, fenomena aneh terjadi. Awan mendung mendatangi gurun yang selalu kering dalam ribuan tahun terakhir. Hujan pun datang, namun bukan tetesan bening yang menghampiri Bumi, melainkan cairan berwarna merah darah.

Constantine yang mengamati itu dari kejauhan membelalakkan matanya. "RACUN! SEMUA, ITU RACUN!" teriaknya. Para kesatria yang mendengar itu pun langsung menghindar. Yang menjadi incaran dalam serangan itu adalah pasukan archery.

"Sial! Ini pasti perbuatan para penyihir!" Shi Jian menggeram marah. Buru-buru ia dan pasukannya ingin menghindar, tapi hal aneh kembali terjadi ketika sebagian pasukannya seperti membatu. "I—ni ...." Jenderal Tiga pun meneguk ludahnya dengan kasar.

Para pasukan yang tak bisa bergerak itu, setelah terkena air hujan dalam 15 sekon lamanya, mulai mengalami pengikisan secara cepat. Kejadiannya sungguh mengerikan. Pertama, baju besi yang dipakai oleh para kesatria malang itu pun meleleh. Setelah itu, kulit mereka mengelupas secara mengerikan hingga menampakkan daging-daging yang menonjol. Dalam sekejap, kini hanya tulang belulang yang tersisa dan hujan pun menghilang.

Shi Jian menutup wajahnya dengan napas yang tersengal. Ia sungguh syok. Seumur hidupnya, ia tak pernah melihat hal sekejam itu. Tanpa disadari, air matanya pun menetes.

"J—Jenderal?" Salah seorang kesatria memanggil Shi Jian dengan khawatir. Nada bicaranya terdengar ada kesedihan di sana.

"Jangan menyerah! Kita harus berjuang demi bangsa kita! Tak boleh mengecewakan teman-teman yang telah gugur!" seru Shi Jian dengan tegas, meski air matanya masih tak terbandung. Para pemanah yang mendengar seruan sang pemimpin pun langsung mendapatkan semangatnya kembali. Dengan penuh tenaga, mereka kembali melepaskan banyak anak panah untuk menjatuhkan musuh.

"ARGH!" Constantine Yang berteriak kencang ketika melihat pihaknya banyak yang berjatuhan oleh sihir para penyihir. 'Aku harus mencari keberadaan mereka,' batinnya.

"Nona, menyerahlah ...! Tak perlu bersusah payah seperti ini. Dengan kecantikanmu, meski kauseorang musuh, aku bisa menjadikanmu selirku," kata Pangeran Ketiga, dengan nada merendahkan. Pria berusia matang itu pun kemudian tertawa terbahak-bahak.

"Cari mati!" Constantine merasa direndahkan. Ia tak suka dinilai berharga hanya dari kecantikannya saja. Ia ingin menjadi sosok yang berharga karena bakat, prestasi, dan karakter-karakter yang dimilikinya. Sebagai wanita yang memiliki banyak kelebihan, tentu ia tak akan sudi jika harus menjadi seorang selir dari hidung belang seperti Youli Young.

"Manusia tak berguna nan menjijikkan sepertimu, pantas untuk mati," kata Constantine. Namun sebelum ia akan telah mengangkat pedangnya, ia teringat akan keberadaan para penyihir yang harus segera ia atasi. "Aku akan menjadi Dewi Kematian-mu, nanti. Cih!" Constantine meludah, lalu ia pun memerintahkan Zilin untuk kembali berjalan mencari para penyihir.

"Aku suka perempuan itu. Setelah pasukanku mengalahkan Kerajaan Anming, aku akan benar-benar menjadikannya selirku yang kesembilan," kata Youli Young, sambil menyeringai.

Terpopuler

Comments

(ʘᴗʘ✿)

(ʘᴗʘ✿)

enyahlah wahai sampah

2023-01-31

1

pacartaehyungselingkuhaneunwoo

pacartaehyungselingkuhaneunwoo

dih. Constantine gak pantas buat lu

2023-01-31

1

Nama

Nama

Minta dipotong t!t!dnya

2023-01-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!