Suara bisik-bisik mulai terdengar. Para rakyat, kini sudah mengatahui kebusukan seorang Ye Yang yang selama ini selalu dihormati. Di sisi lain, Sang Raja tampak gusar. Sebagai seorang pemimpin, perbuatan anak dan istrinya benar-benar telah mencoreng namanya.
Luo Yang bukan pria bodoh. Ia tak mungkin menyalahkan Constantine Yang atas kejadian memalukan ini. Biar bagaimanapun, gadis itu tetaplah korban dalam masalah ini. Jadi, meskipun yang disebarkan putrinya itu adalah aib, ia tak bisa menghukumnya. Lagi pula, masyarakat, pasti akan memprotes hal itu.
'Kalian takut, ya?' Constantine menertawakan tingkah Permaisuri dan dua anaknya. Ekspresi tertekan ketiganya, benar-benar menjadi hiburan tersendiri bagi gadis itu.
"Semua, mari kita mengharapkan kebaikan untuk para pejuang bangsa kita. Semoga kita mendapatkan kemenangan," kata Luo Yang, dengan vokal yang menggelegar.
Rakyat yang sebelumnya berisik, kini mulai tenang. Semuanya menunduk dalam. Constantine dan kesatria lain, tampak hikmat di tempatnya. Permaisuri, Pangeran Mahkota, dan Ye Yang tampak mati gaya. Mereka saling menatap dengan tatapan yang seakan saling menguatkan satu sama lain.
"Kami pamit, Yang Mulia ...!" ujar Constantine. Ia bersama Jenderal Besar, para Jenderal, dan Kapten pun mengambil posisi untuk memimpin barisan.
Sebelum berbalik, Constantine sempat melihat wajah ketakutan Ye Yang bersama kakak dan ibunya. Wanita itu pun merasa puas. Ia sudah lama menantikan hari di mana ia bisa mengungkapkan kebusukan beberapa anggota keluarga kerajaan seperti sekarang.
'Jika aku mati, setidaknya ini bisa menjadi kenangan untuk mereka. Lagi pula, jika ada rakyat yang masih mengingat rumor itu, namaku akan sangat tercoreng,' batin Constantine Yang.
Sebenarnya, bukan berarti Constantine merasa pesimis hingga memikirkan kematiannya. Hanya saja, keadaan di dalam perang benar-benar bukan sesuatu yang bisa ditebak. Meski ia dan pasukannya punya strategi, namun bukan tak mungkin mereka akan kalah. Apalagi, pihak lawan juga memiliki strateginya sendiri. Selain itu, ia pun sama sekali tak mengetahui seberapa besar kekuatan musuhnya di arena nanti.
Jika kalah dalam perang, paling beruntung, gadis itu akan dilepaskan begitu saja oleh pihak musuh. Namun rasanya, itu adalah hal yang mustahil mengingat status Constantine sebagai seorang Tuan Putri sekaligus Jenderal. Jika musuh sudah mengenali kekuatannya, bukan tak mungkin ia akan menjadi incaran.
Dampak buruk dari kekalahan di peperangan ini, ada banyak sekali. Salah satunya menjadi tawanan perang. Para kesatria wanita pun bukan tak mungkin akan dijadikan budak sꫀks oleh musuh. Paling mengerikan, Kerajaan Anming bisa menjadi wilayah jajahan, rakyat sipil bisa dibunuh, sedang yang masih hidup akan menderita.
"DEMI BANGSA KITA! DEMI KEMERDEKAAN, SEMANGAT!" Constantine Yang menyeru dengan semangat yang membara. Ia memimpin pasukan di belakangnya yang terdiri atas lima kompi. Jenderal lain tampak memimpin dua atau tiga kompi, sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Sang Jenderal Besar memimpin di tempat terdepan.
Para kesatria melangkah dengan kecepatan biasa saja. Namun suara hentakan yang terdengar, membuat orang-orang tahu seberapa hebatnya mereka. Ya—karena militer Kerajaan Anming memang terkenal kuat.
Sebelum sampai ke tempat tujuan, pasukan militer harus menempuh perjalanan jauh. Paling berbahaya adalah di hutan. Jika tak memiliki persiapan yang matang, ada banyak kemungkinan mereka akan kehilangan banyak pasukan karena amukan hewan buas.
Sebelum sampai ke hutan, mereka akan melewati beberapa kota kecil. Istana dan markas militer, letaknya memang di pusat kerajaan, sehingga mereka tetap memerlukan waktu agar bisa keluar dari wilayah Anming.
"Jenderal Besar, aku harap kita semua bisa melewati ini tanpa harus kehilangan banyak korban. Kita belum mengerti dengan baik seberapa besar gabungan kekuatan dari militer kekaisaran yang bergabung dengan kerajaan-kerajaan lain. Tapi dari laporan yang kita dapatkan dari pasukan rahasia, sepertinya ..., itu bukan sesuatu yang baik," lirih Constantine. Di sana, hanya Jingguo Li yang bisa mendengarnya.
"Aku tahu. Kita harus berhati-hati. Kauakan menjadi incaran di sana," kata Jingguo Li. Constantine pun mengangguk. Mereka sudah menduga hal ini sebelumnya. Meskipun kekuatan musuh tak bisa diprediksi, tapi mereka cukup yakin dengan kekuatan mereka.
"Kita pasti menang." Constantine tampak optimis. Gadis itu belum tahu, bahwa sesuatu yang besar sedang menantinya saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
QUEEN FADIRA
lanjuut
2023-02-09
1
🐒
mangat
2023-01-29
1