"Anda merasakannya, Jenderal Besar?" Constantine Yang berbisik pelan. Kedua netranya yang tajam melirik ke sekeliling. Napasnya tercekat ketika menyadari ada sesuatu yang tak terduga di sekitar lokasinya berada. "Ada yang tidak beres," geramnya.
Jingguo Li pun mengangguk. Lelaki tua itu turut mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru hutan yang baru bisa pasukannya jangkau setelah empat hari perjalanan.
"Kita dikepung!" kata Constantine, tiba-tiba. Gadis itu membelalakkan matanya. Jumlah musuh yang mengepung mereka lumayan banyaknya. Pasukannya dalam bahaya.
"Aku yakin ini pasukan archery. Serangan jarak jauh," lirih Jenderal Besar. Pria itu tetap mencoba bertindak tenang. Bersama Constantine, keduanya memimpin para kesatria. Para Jenderal dan Kapten pun telah diberi kode yang membuat mereka langsung memahami apa yang tengah terjadi.
"Tetap tenang. Jika kita panik, mereka akan curiga dan langsung menyerang kita," jelas Contantine. Perempuan itu memejamkan matanya, menajamkan indra pendengarannya. Tak lama, ia pun berseru dengan suara yang lantang. "Merunduk! Musuh menyerang kita dengan pasukan pemanah!"
Para kesatria yang mendengar perintah sang Wakil Jenderal Besar pun langsung mengikuti komando tersebut. Beberapa pasukan yang tidak beruntung, sehingga terlambat dalam gerakan pun terlihat tak berkutik sebelum akhirnya tumbang akibat ratusan anak panah yang tiba-tiba ditembakkan. Constantine tercengang, lalu segera turun dari kudanya untuk memeriksa keadaan.
Constantine menghampiri salah satu prajurit yang telah tewas. Ia mengambil anak panah, lalu menatapnya tajam. Ia membaui benda tersebut. "Panah beracun," gumam Constantine. Gadis itu, kemudian kembali lagi ke posisi semulanya.
"Apa yang terjadi, Jenderal An?" tanya salah seorang Kapten yang berada di bawah komando Jenderal Tiga. Semua orang memusatkan pandangannya ke arah gadis itu.
"Kita diserang dengan panah yang mengandung Racun Penghenti Jantung. Racun ini mematikan dan bereaksi dalam dua belas detik setelah ia menyatu dengan darah. Kita har—SERANGAN KEDUA! AWAS!"
Para kesatria, dengan sigap pun segera menaikkan perisai mereka. Meski kondisi seperti ini benar-benar tak terprediksi, namun ini sudah menjadi hal yang lumrah jika akan terjadi peperangan. Bahkan jika sudah benar-benar niat, pihak musuh pun tak akan segan menyerang langsung ke kerajaan. Beruntungnya, sejak ratusan tahun lalu, Kerajaan Anming telah memiliki perisai pelindung tingkat surgawi yang dibuat oleh para penyihir kuno dengan sebuah formasi misterius.
"Tidak bisa dibiarkan! SERANG!" Sang Jenderal Besar pun berteriak dengan lantang. Suaranya yang dipenuhi energi qi itu, nyatanya berhasil membuat gentar para musuh yang menyerang mereka.
Di Kekaisaran Xingzuo, tentu tak ada yang tak mengenal sosok tangguh dari Kerajaan Anming, yang bernama Jenderal Besar Jingguo Li itu. Sejak muda, ia dikenal sebagai sosok yang berbakat karena memiliki kemampuan untuk berkultivasi secara alami. Terlebih, bakat kultivator hanya muncul dari 1:10.000 manusia—itu pun yang merupakan kultivator setengah murni; sedang yang merupakan kultivator murni, perbandingannya hanya 1:250.000 orang, dan biasanya lebih memilih untuk menyembunyikan kekuatan mereka. Bakat itu mulai muncul sejak ratusan tahun lalu, bertepatan dengan masa berakhirnya kejayaan para penyihir.
Para kultivator murni, biasanya memiliki kemampuan yang lebih hebat dari kultivator setengah murni atau semi murni. Hal ini disebabkan karena tubuh seorang kultivator murni lebih mudah beradaptasi dan berkembang dengan energi qi yang ada. Di sini, Jingguo Li diceritakan sebagai seorang kultivator setengah murni, namun ia memiliki bakat luar biasa, sehingga ia bisa mengalahkan tingkatan kultivasi Sang Raja yang tak kunjung naik ke tingkatan selanjutnya.
"Mereka tak mau menyerah," ungkap Constantine. Wanita itu mendengus, lalu secara misterius, sebuah jarum sudah berada di genggamannya. Ia melemparkan jarum senjatanya itu ke salah satu penyerang yang dilihatnya, lalu hanya dalam waktu tiga detik, sosok malang itu tumbang.
"Racun Penghenti Jantung itu lebih lemah dari racun racikanku. Serangan tak terduga yang kalian berikan, sesungguhnya bukan apa-apa. Kalian hanya mampu menghabisi sebagian kecil kesatriaku. Sedangkan aku ..., aku akan menghabisi kalian semua karena berani macam-macam denganku," kata sang Jenderal Satu. Perempuan itu tersenyum licik. Sosok Dewi Kematian telah bangkit.
...««« CATATAN PENULIS »»»...
Halo semua! Harap untuk yang merasa bingung, tetap 'nantikan kelanjutan cerita ini, ya! Mengenai kultivasi, sihir, dan sejarahnya, itu tidak akan disertakan di bab ini. Mungkin akan penulis selipkan di bab-bab normal, atau akan penulis buatkan bab khusus.
Terima kasih atas perhatiannya!
...««« GOOD LUCK »»»...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
QUEEN FADIRA
semangat
2023-02-09
1
🐒
lanjuuutt
2023-01-29
1