Kesalahan Fatal

Saat itu, kekaisaran mengadakan sebuah pesta besar-besaran yang dihadiri oleh para bangsawan dari berbagai kerajaan. Tujuannya, tak lain dan tak bukan adalah untuk merayakan ulang tahun sang Putri dan sang Pangeran yang merupakan sepasang anak kembar.

Keluarga Yang sebagai keluarga dengan status bangsawan tertinggi di Kerajaan Anming, tentu saja ikut datang ke pesta. Di sana, Constantine pun turut diminta Sang Raja untuk menghadirkan diri di acara. Gadis itu cukup menjadi pusat perhatian karena penampilannya yang tak seanggun putri bangsawan lain. Tentu saja ia dicibir. Namun tentu saja, sekencang apa pun badai, Constantine tetaplah seorang Constantine yang tak akan runtuh hanya dengan gonjang-ganjing semacam itu.

Ketika acara dimulai, sang Putri dan sang Pangeran tampak tampil menawan. Di situ pula, Constantine menyadari tatapan Feng Yang yang mempakkan ketertarikan kepada Putri Xie Ni Young. Constantine pun turut memahami arti tatapan liar dari kakaknya itu.

'Dasar mata jelalatan!' batin Nona Yang, saat itu. Ia menatap tajam sang Pangeran Mahkota, yang jakunnya tampak naik turun. 'Aku harus mengawasinya. Jangan sampai dia membuat malu nama Kerajaan Anming,' pikirnya.

Constantine pun tak pernah menduga, bahwa ia akan mendapatkan banyak tekanan di hari itu. Bermula ketika Luo Yang yang memaksanya berganti busana atas desakan permaisuri, para selir, para menteri, dan masih banyak lagi. Ia tersudutkan. Pada akhirnya, Constantine yang merasa malas meladeni orang-orang itu pun memutuskan pergi ke luar begitu saja untuk menyendiri dan menyegarkan pikiran.

Sejenak, Constantine pun melupakan mengenai Feng Yang yang meresahkan. Dengan belaian angin malam, ia pun ketiduran dan terbangun ketika jadwal waktu pesta telah usai. Sayang, ia melewatkan suatu hal penting ketika itu.

Kala ia kembali, ia melihat semua orang berkumpul. Ketika ia datang, semua menatapnya tajam. Constantine yang kebingungan pun mendapati keluarganya telah menjadi pusat atensi. Menyadari ada yang tak beres, jiwa kesatrianya pun muncul.

"Ada apa, ini?" tanyanya, kala itu.

Constantine menatap Permaisuri Chun Yang yang tengah menangis. Kali ini tulus dan tidak dibuat-buat. Sang Jenderal Satu pun langsung mengerutkan keningnya, karena tak biasanya istri ayahnya tersebut bertingkah sungguh-sungguh seperti itu.

"Putra Mahkota Feng Yang ingin menodai Putri Xie Ni. Syukurlah ada seorang pelayan yang memergoki hal itu, sehingga Putri Xie Ni bisa aman sekarang," sahut salah seorang selir dengan nada sedih yang dibuat-buat.

Constantine tampak menggeram dengan tangan yang terkepal. Tatapan matanya menajam. Ia melangkah mendekati pangeran tertua, lalu melayangkan sebuah tamparan ke pipinya.

'PLAK!'

"Feng Ying! Kebodohan apa yang kali ini kaulakukan? Kautelah membuat malu nama kerajaan! Aku muak ketika ayah dan ibumu terus berusaha menyembunyikan segala tingkah tercelamu! Sebagai pewaris takhta, seharusnya kaumalu!" Constantine tampak geram. Lagi, ada orang yang bersikap tak seperti biasanya di sini. Sang Tuan Putri yang biasanya selalu tenang, kini terbawa emosi.

"Constantine—jangan berbuat macam-macam kepada putraku!" kata Chun Yang. Constantine pun tampak mendengus, lalu segera menyingkir dan berjalan mendekati Luo Yang.

"Aku harap, apa yang dilakukan Pangeran tidak berpengaruh terhadap kerajaan, Yang Mulia ...!" bisik Constantine. Sang Raja pun mengangguk dan berusaha untuk tetap tenang.

Ketika itu, semua orang dari berbagai kerajaan berdebat mengenai kesalahan Feng Yang yang sungguh tak bisa dimaafkan. Sialnya, sikap Feng Yang dan Chun Yang yang tak mau disalahkan, malah semakin memperkeruh suasana.

Ketika Feng Yang berkata dengan terang-terangan mengenai tubuh Putri Xie Ni Young yang menggoda, sedang ia tak kuat menahan nꪖfsu, maka Sang Kaisar, seketika itu juga langsung bertitah bahwa Kerajaan Anmin sudah tak dianggap lagi bagian dari kekaisaran. Saat itu pula, orang-orang yang tak menyukai Luo Yang pun bersatu ingin menghancurkan pria itu.

Hal yang lebih tak terduga adalah, ketika lima hari kemudian, Sang Kaisar mengeluarkan dekret bahwa Kerajaan Anming dan Keluarga Yang telah menjadi musuh kekaisaran, lalu ajakan perang pun dikumandangkan.

Constantine yang sebenarnya mengetahui ketertarikan Feng Yang terhadap Xie Ni pun hanya bisa menyesali kecerobohannya. Ia tak pernah menyangka, bahwa itu akan membuat malapetaka yang sebesar sekarang.

Menurut Constantine, walau untuk orang lain terkesan berlebihan, namun kasih sayang Kaisar kepada Putri Xie Ni yang bergitu besar, bisa menjadi alasan yang kuat untuk memutuskan hubungan kekaisaran dengan Kerajaan Anming. Alasan lainnya adalah karena Kerajaan Anming yang dirasa terlalu mandiri dan memiliki kekayaan melimpah, sehingga dianggap mengancam kerajaan-kerajaan lain, bahkan pihak kekaisaran sekalipun.

Raja Luo Yang tampak begitu sombong di mata para politikus besar seperti para raja dan menteri-menterinya. Alasannya, adalah karena sang pemimpin tertinggi Anming itu, selalu menjual barang dari negaranya dengan harga tinggi, namun tak mau menjual barang mentahnya, yang seharusnya memiliki harga lebih murah. Hal itu, tentu saja menimbulkan kemarahan dan kebencian bangsa lain yang merasa dirugikan.

Dengan begini, maka bisa dipastikan, bahwa pertempuran itu bukan hanya didasarkan pada asas balas dendam, melainkan juga melibatkan persoalan politik di dalamnya.

Itulah cerita mengenai bagaimana sebuah kesalahan fatal bisa menampakkan banyak masalah yang sebelumnya selalu tersembunyi. Lalu, persoalan yang sangat besar dan merugikan pun hadir karena itu.

Kini ..., kehancuran Kerajaan Anming telah menanti.

Terpopuler

Comments

😳

😳

saran thor, alurnya lambt

mangaaaat!

2023-01-29

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!