'Apakah Jenderal benar-benar hanya orang biasa? Jika iya, ini tidak masuk akal! Lalu, bagaimana bisa dia bertahan di bawah air terjun yang deras itu?' batin Han. Lelaki itu tampak tercengang sambil menatap sosok Constantine yang terlihat santai-santai saja, seolah tadi tak terjadi suatu apa pun.
"Nona, apakah kaubaik-baik saja? Tekanan airnya sangat deras. Aku sampai takut lehermu atau bagian lain tubuhmu patah karena itu," lirih sang Kapten. Ia meneguk salivanya sambil menatap sang Jenderal dengan penasaran.
"Jangan berlebihan, Kak Han ...! Itu hanya air terjun biasa," jelas Constantine. Namun Han yang mendengar itu, justru semakin gelisah. Atasannya itu, memang merupakan sosok yang kuat; tapi, sungguh ia tak menyangka bisa sekuat ini. Menahan tekanan sebesar itu di bagian leher, tentu bukan hal yang bisa dilakukan oleh manusia biasa.
'Leherku akan patah jika melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Jenderal.' Han bergidik ngeri sambil menyorot Contantine yang tampak terkagum-kagum dengan pemandangan di dalam gua. 'Jenderal bisa terlihat senang. Padahal, gua ini gelap dan menyeramkan,' batinnya.
"Guru akan senang dengan tempat ini. Aliran qi yang deras ini, bisa membantu seorang kultivator untuk meningkatkan ranah kekuatannya," gumam Constantine. Han yang bisa mendengar itu pun menggeleng. Indranya memang tak bisa menangkap suara tersebut dengan jelas, namun ia tahu, sang Jenderal Satu sempat mengatakan kata 'qi'' dan 'kultivator'.
"Yakinkah Anda bahwa tempat ini aman, Jenderal?" tanya Han, ragu. Lelaki itu mengembuskan napasnya pelan dengan jantung yang berdetak kencang. Ia takut kalau tiba-tiba saja muncul hewan buas dari salah satu lorong gua.
"Aku sudah mengeceknya. Di sini hanya ada tiga lorong. Tapi, ketiga lorong itu merupakan jalan buntu. Gua ini aman—sudah kubilang, kan?" tutur Constantine Yang. Han pun merasa tak enak karena sudah meragukan pernyataan gadis itu. Tapi, ia hanya diam karena tahu, bahwa Constantine selalu kesal pada orang yang meminta maaf kepadanya.
"Ayo kita keluar untuk mengabari yang lain. Aku yakin Jenderal Besar dan kesatria lain sudah sampai," ajak Constantine, dengan semangat. Han yang terlihat ragu pun langsung ditarik paksa oleh gadis tersebut. Sesaat, tadi, sang Kapten sempat merasa terkejut karena merasa bahwa tubuhnya akan membeku, akibat air sungai yang bersuhu rendah itu.
"Salam kepada Jenderal Besar!"
"H—hormat ke—pada Jende—ral B—Besar ...!" Vokal Han terdengar bergetar. Bibirnya memucat. Sejak tadi, sejujurnya ia tak tahan dengan suhu air sungai yang begitu dingin itu.
"Kaukenapa, Han? Pucat sekali .... Kausakit? Tubuhmu basah dan gemetar. Kaupasti habis berenang di sungai, kan?" Ma Zhengyi bertanya. Ia memandang Constantine yang sama basahnya, namun wanita itu tampak baik-baik saja.
"Kauharus berganti pakaian, Han ...!" kata Jenderal Besar, dengan prihatin. Ia menatap Constantine yang tampak berbunga-bunga itu.
"B—baik, Jen—de—ral Besar ...! Te—terima kasih a—atas perhatian Anda," pamit Han sebelum benar-benar menghilang dari pandangan enam tokoh penting dalam militer Kerajaan Anming.
"Jika Han jatuh sakit karena air sungai yang sangat dingin, maka kauini, sepertinya mengalami yang namanya kerasukan, Jenderal Satu ...!" kata Chen Li. Pemuda itu menatap Contantine Yang dengan aneh. Tak biasanya wanita tersebut, senyum-senyum sendiri seperti itu.
"Aku mendapatkan harta karun, Guru!" pekik Constantine. Gadis melompat seperti anak kecil. Keempat jenderal yang melihat itu pun tercengang.
"Harta karun? Apa yang kautemukan?" tanya Chen Li, namun Constantine malah mendengus ke arahnya.
"Itu hanya bisa digunakan olehku dan Jenderal Besar. Sama sekali tak berguna untuk kalian ataupun kesatria-kesatria di sana," jelas Constantine. Sorot kebingungan pun terlihat jelas di mata para Jenderal.
"Harta karun ...?" lirih Jingguo Li. Lelaki paruh baya itu mengelus dagunya. Ia berpikir sejenak sebelum akhirnya ikut-ikutan menunjukkan ekspresi kaget. "Apakah maksudmu ...—"
"Benar! Anda benar sekali, Jenderal Besar! Jika begini, aku yakin kita bisa menerobos dalam semalam," ucap Constantine dengan berapi-api. Lagi-lagi, para Jenderal pun dibuat cengo karena hal itu.
"Tapi kita harus memikirkan cara agar mereka tak curiga," bisik Jingguo Li. Constantine Yang pun mengangguk. Kemudian, keduanya saling menabrakkan telapak tangan mereka.
Ya, inilah salah satu rahasia yang disembunyikan oleh seorang Constantine Yang. Ia seorang kultivator—bahkan, ia termasuk golongan kultivator murni. Saat ini, tak ada yang mengetahui fakta ini kecuali Jingguo Li dan dirinya sendiri; sedang saksi-saksi lain—yaitu Irene Yang dan Zhe Long—mereka telah tiada.
Kultivator murni adalah sebuah bakat yang amat langka. Bakat ini, tentu berbeda dengan bakat kultivator setengah murni yang dimiliki oleh Raja Luo Yang dan Jenderal Besar Jingguo Li. Perbedaannya, terletak pada garis keturunan.
Ibaratnya, seorang kultivator murni dilambangkan dengan KK; Seorang kultivator setengah murni dilambangkan dengan Kk; sedang seorang manusia biasa dilambangkan dengan kk.
Dalam hal ini, seorang kultivator murni bisa jadi berasal dari keturunan kultivator KK dengan KK atau KK dengan Kk atau Kk dengan Kk. Itu artinya, seorang kultivator murni, kedua orang tua harus sama-sama memiliki darah kultivator; karena jika hanya salah satu, maka sang anak hanya akan menjadi kultivator setengah murni, atau bahkan hanya menjadi manusia biasa.
Dari sini, bukankah ada fakta lain yang terkuak? Fakta bahwa ... Irene Yang juga merupakan seorang kultivator!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Crazy Girl
wow IPA smp
2023-02-09
1
Freya Kyla
Silakan ...! Segala pertanyaan bisa diajukan di kolom komentar, ya ...!
2023-01-20
2