"An Yang, kaukasar sekali! Berani menghina orang yang lebih tua darimu. Apakah kami tak pernah mengajarimu tata krama?"
Constantine Yang melangkahkan tungkainya dengan cepat. Ekspresinya sangat dingin. Ia tak ingin memedulikan Selir Xing Guang Yang dan anak-anaknya yang terus menggonggong di belakangnya. Para perempuan menyebalkan itu, bahkan tak segan lagi mengikutinya.
Dengan tubuh tegapnya, Constantine pun berjalan lurus menuju kerumunan orang di depan istana. Beberapa keluarga kerajaan masih berdiri di depan sana. Terlihat juga Jenderal Besar Jingguo Li yang tengah tersenyum ke arahnya.
"Maaf atas kelambananku. Tadi ada parasit yang menggangguku," tutur sang Tuan Putri, dengan gaya sarkasme.
Contantine pun melompat dan kembali menunggangi Zilin, kuda betina yang selama ini selalu setia menemaninya. Wanita itu menarik tipis kedua sudut bibirnya ketika melihat Xing Guang Yang tengah berbicara kepada seorang gadis muda yang usianya tak jauh bedanya dengan Constantine.
'Pengadu. Dia pikir aku takut?' batinnya. Gadis itu menatap tajam sosok selir yang tadi menantangnya.
Beberapa menit kemudian, Xing Guang bersama gadis berbusana merah muda yang tadi diajaknya berbicara pun menoleh ke arah Constantine. Mereka menatap gadis itu dengan tajam. Namun seakan tak terpengaruh, putri dari Irene itu pun hanya menatap keduanya sekilas lalu mengalihkan sorotannya ke rakyat. Gadis itu tersenyum, seolah menyapa mereka semua.
'Mereka mencintaiku; maka aku juga akan mencintai mereka,' gumam Constantine di hatinya. Gadis itu ingin membalas ketulusan para rakyat kepadanya dengan sebuah ketulusan juga. Senyum yang tampak di bibirnya, itu adalah sebuah senyum yang ia tunjukkan untuk menghormati masyarakatnya.
"Jenderal An, Anda harus semangat! Kita pasti bisa menang!"
"Jenderal An, Anda hebat sekali! Aku mau menjadi sepertimu suatu hari nanti!"
"Jenderal An, kalau besar nanti, aku mau menjadi lelaki hebat supaya bisa melindungi bangsaku."
"Jenderal An yang terkeren!"
"Jenderal An, aku akan menjadi pria hebat suatu hari nanti supaya bisa menjadikanmu istriku!"
"Jenderal An, jadilah menantuku! Kami beruntung jika memilikimu di keluarga kami!"
"Jenderal An, suatu hari nanti, aku akan menjadi pelindungmu! Jian Bi, ingat namaku, ya!"
Contantine terkekeh pelan ketika mendengar seruan-seruan itu. Perempuan itu menunduk dengan wajah yang bersemu. Ia salah tingkah. Kata-kata yang ditujukan rakyat kepadanya, benar-benar membuat kesan bahwa ia adalah gadis paling sempurna di Daratan Guang Rong.
Para kesatria yang melihat tingkah Constantine Yang hanya bisa menahan senyumnya. Jingguo tertawa dengan cukup keras, merasa konyol dengan beberapa pernyataan warga untuk sang Jenderal Satu.
"Jenderal An, kami berharap Yang Kuasa selalu melindungimu!"
"Jenderal An, kami mencintaimu!"
"HIDUP JENDERAL AN!"
"HIDUP JENDERAL AN!"
"HIDUP JENDERAL AN!"
"HIDUP JENDERAL CONSTANTINE!"
"HIDUP JENDERAL CONSTANTINE! HIDUP! HIDUP!"
Constantine merasa terharu sampai matanya berkaca-kaca. Ia tak menyangka para rakyat juga akan memanggilnya dengan Constantine, nama pemberian ibunya. Selama ini, karena ejaan yang sulit, kebanyakan orang lebih suka memanggilnya dengan nama resmi pemberian ayahnya, yaitu An Yang.
Para kesatria yang berada di bawah komando Constantine merasa bangga dengan pujian rakyat untuk Jenderal mereka. Jenderal lain pun merasa iri dengan seluruh cinta yang diberikan rakyat untuk gadis itu. Para anggota kerajaan tampak tercengang. Seumur hidup, bahkan mereka tak pernah mendengar seruan yang semeriah ini, bahkan untuk Sang Raja sekalipun.
Constantine benar-benar tak pernah menyangka bahwa hal seperti ini akan terjadi. Para rakyat sungguh-sungguh mencintainya; seolah Contantine telah mengambil seluruh cinta mereka hanya untuk dirinya seorang. Sungguh cinta yang amat besar. Luo Yang yang amat hebat, bahkan tak pernah menerima cinta semacam ini dari seluruh rakyatnya.
"Constantine—mereka mencintaimu melebihi cinta mereka kepada ayahmu, raja mereka. Bagi mereka, kausudah sangat berjasa. Bukan hanya di soal militer, tapi juga politik dan pendidikan," lirih Jenderal Besar Jingguo, yang hanya bisa didengar oleh Constantine seorang. Sang Jenderal Satu pun mengangguk dengan senyum lebar yang menghiasi wajahnya.
"Cukup!" Constantine mengangkat tangannya, meminta rakyat untuk berhenti. Suaranya yang bervolume keras terdengar tenang dan berwibawa.
Feng Yang, sang Pangeran Mahkota yang sedari tadi mengamati itu pun merasa cemas. Daripada dirinya, jelas masyarakat lebih menyukai seorang Constantine. Ia takut hal itu akan mengancam posisinya. Sekuat apa pun dirinya dan orang-orang di belakangnya, kekuatan rakyat yang bersatu tetap lebih kuat pengaruhnya.
Jika rakyat menginginkan Constantine menjadi pewaris takhta, jelas Feng Yang akan hancur. Bukan hal mustahil posisi penguasa utama tak akan diduduki lagi oleh seorang Raja, melainkan seorang Ratu.
Bayangan Constantine yang menjadi penguasa membuat Feng Yang merasa takut.
Sang Permaisuri yang menyadari kekhawatiran putranya pun mencoba menenangkan. Tak lama, gadis yang tadi berbicara dengan Selir Xing Guang Yang menghampiri keduanya. Dialah Ye Yang, sosok Tuan Putri yang menjadi kesayangan Raja Luo Yang—adik dari Feng Yang dan putri dari Permaisuri Chun Yang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
P S Y C H O
bertapa dicintai oleh rakyatnya Constantine ini
2023-01-30
1
Lolita 🍭
Semangatttt
2023-01-29
1