Eva berbalik melihat pintu tertutup rapat tanpa ada orang disana, seketika bulu kuduknya merinding merasakan hawa dingin sekitar perlahan ruangan itu menjadi remang remang padahal di luar sedang terik tapi di dalam se akan gelap melanda, Eva mendekat ke pintu mencoba membuka tapi ngak bisa pintu seperti terkunci dari luar tapi dia ingat ngak ada siapa pun selain dia sendiri.
"Dor,, dot,, dor,, siapa di luar buka pintunya ?"
Teriak Eva siapa tau ada orang iseng yang mengunci pintu.
"Jangan becanda ngak lucu tau ?"
Berusha teriak walau tetap sama ngak ada orang menanggapi, mana mungkin ada orang di tengah hutan begini siapa juga berani masuk kesana, jika orang itu bosan hidup maka akan masuk kesana.
"Kamu ngak akan bisa keluar dari sini"
Terdengar suara orang, Eva mengedarkan pandangannya mencari sosok yang bicara padanya namun ngak melihatnya.
"Siapa kamu ? Keluar "
Titah Eva walau dia takut tapi harus menahannya dia ngak mau kalah sama situasi sekarang.
"Ha ha ha aa kamu cari saya, kalau ketemu saya akan membiarkan mu keluar dari sini "
Perintahnya, bagimana bisa ketemu kalau wujudnya saja ngak keliahatan.
"Kamu menuruh ku mencari tapi kamu sembunyi"
Balas Eva merasa di permainkan sama sosok itu.
Eva melangkah masuk mencari sosok misterius yang mencoba mempermainkannya. Melangkah terus mengedarkan pandangan itu kesegala arah. Masuk ke dalam Eva melihat sebuah kamar lalu membukanya.
"Aaaaaa,,,;"
Bbraakk, Eva menutup kasar pintu itu didalam sana terdapat mayat seseorang tinggal separoh badan saja sebagiannya lagi sudah tidak ada lagi, entah apa yang memakannya.
"Kamu akan bernasip sama seperti dia jika tidak bisa bertahan dan menemukan saya ha ha haaaa"
Suara itu muncul lagi bersumber dari mana ngak tau yang jelas memenuhi isi ruangan.
"Kenapa harus terjebak disini sekarang"
Lirih Eva terus melangkah, semoga sosok atau jalan keluar dia temukan secepatnya.
Membuka satu persatu pintu ruangan disana namun ngak menemukan apa pun di dalamnya cuma ruangan kosong, kursi berdebu, ranjang yang mulai hancur, lukisan seseorang sudah ngak jelas bentuknya sampai di sebuah kamar terdengar suara orang menangis.
"Hiks hiks hiks "
Isak tangisnya terdengar jelas di pendengaran, Eva melangkah dekat melihat orang itu.
"Kamu kenapa menangis, apa kamu sama tersesatnya dengan aku ?"
Tanya Eva mendekat namun orang itu belum mau membalikkan badan menghadapi Eva.
"Hiks hiks hiks "
Dia terus menangis tanpa menjawab pertanyaan Eva, apa dia ngak mendengar atau sengaja diam, Eva juga ngak tau.
"Kamu kenapa diam ?"
Eva sudah berdiri tepat di belakangnya perlahan mengangkat tangan mencoba memegang pundak orang itu.
Tangan Eva mendarat di pundak orang itu belum bereaksi sama sekali, menjawab pun tidak.
"Kenapa ?"
Masih penasaran dengan diamnya dia perlahan Eva melangkah ke depan saling berhadapan tapi orang itu menundukkan kepalanya.
"Kenapa menunduk ?"
Bingung Eva kenapa orang itu malah menyembunyikan mukanya dari Eva.
"Hey "
Panggil Eva memegang pundaknya supaya orang itu mendongak tapi ngak berhasil malah makin menunduk.
Eva bingung kenapa orang itu menghindar ngak mau menatapnya.
"Hiks hiks hiks "
Dia menangis lagi, terdengar pilu menusuk hati siapa saja yang mendengar.
"Apa kamu sudah lama terkurung disini ?"
Tanya Eva memastikan, jika benar dia akan punya teman mencari jalan keluar tapi kalau tidak dia akan tetap semakin terjebak disana.
Orang itu mulai mengangkat kepala perlahan, terus menangis dan Eva yang melihat membeku di tempat melihat muka orang itu air mata yang di keluarkan bukan cairan bening melainkan darah mengalir melalui mata menetes kebawah, muka banyak goresan dengan darah masih mengalir juga, mulut sobek dan
"Aaaaaa,, bbrruukk,,,
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
Panji Saputra
lanjut thor seru ceritanya sy suka jdi bacanya serius
2022-05-10
0
ƓáɓɓřįáÎexxa Ɲáşƴăvą Ȥ.
setan klo kita baru bilang 'bissmillah' ajh udh kpnasan...
tinggl baca do'a ajh ape susahnye 😬
2020-12-29
0
Buddyanto
inie critanya di alam manusia apa alam gaib thor, knpa bisa ad mayat klo di alam gaib
2020-10-01
1