Eva kaget mendengar suara teriakan Efi dalam rumah seketika dia gelagapan takut kakaknya melihat keberadaan Evan bersamanya.
"Van kamu sembunyi ya, takut kakak melihat."
Pinta Eva supaya Evan sembunyi, Eva tidak tau cuma dia yang bisa lihat Evan.
"Iya kamu tenang aja, aku sembunyi. "
Ucap Evan mencari tempat persembunyian, padahal dia cuma pura pura saja sembunyi.
Setelah Evan sembunyi Efi muncul dari pintu dapur menghampiri Eva dibelakang rumah.
"Kenapa bicara sendiri. "
Heran Efi memlerhatikan sekitar rumah dan tidak ada siapa pun disana selain Eva sendiri.
"Eh, ngak kak, tadi lagi latihan drama. "
Eva mencari alasan dan tidak mungkin menceritakan kejadian sebenarnya.
"Yuk masuk, udah sore kerjaan kakak juga udah selesai kita mandi. "
Efi masuk duluan kedalam disusul Eva di belakang dan menutup pintu serta menguncinya.
>>>>>>>>>>>
Tiga Hari sudah berlalu pertemuan antara Eva dan Evan terus berlanjut. Evan selalu menemani Eva dikala sendirinya. Evan selalu berusaha melindungi Eva dari gangguan, seperti malam kemarin. Anak kecil yang pernah menampakkan diri waktu itu muncul lagi mengganggu Eva. Dia ingin mengajak Eva bermain bersamanya jika Evan tidak datang mungkin Eva sudah di ajak ke alamnya.
Sekarang disini Eva berdiri berkumpul dihalaman Sekolah menunggu acara kemah dimulai. Memastikan semua peralatan kemah lengkap semua dan pasti tidak ketinggalan satu pun.
Dirasa semuanya kengkap siswa di persilahkan menuju lokasi kemah yang jaraknya memang tidak jauh dari sekolah cukup dengan jalan kaki.
Sampai dilokasi semuanya mulai membangun tenda, ada yang mencari kayu bakar, memasak makan dan membagi semua pekerjaan.
"Kakak ayo main kerumah ku, ngak jauh dari sini. "
Anak kecil itu muncul mendadak di depan Eva tiba tiba.
"Ngak, pergi. "
Teriak Eva lantang selain kaget Eva juga takut sama kejadian kemarin yang hampir saja menyeretnya kealam mereka.
"Ayo kak. "
Anak kecil itu terus memaksa mengajak Eva pergi.
"Ngak pergi sana. "
Teriakan Eva makin kencang merasa ketakutan ditambah dimuka anak itu ada tetesan darah.
Karna teriakan Eva semakin kencang, teman temannya berdatangan melihat kondisi Eva sekarang.
"Vava kamu kenapa triak triak ?."
Sandra datang duluan sebab jaraknya tidak jauh dari Eva.
"Eh San, ngak apa tadi aku lihat ulat besar. "
Eva mencari alasan biar tidak ada yang curiga kenapa dia teriak begitu kencang.
"Aku kira kamu kenapa tadi. "
Sandra tenang Eva tidak kenapa napa.
Setelah memastikan keadaan Eva Sandra melanjutkan tugasnya yang belum selesai. Hari menjelang sore semua tugas yang diberikan sudah selesai di kerjakan kini cuma tinggal tugas para cewek mendapat bagian memasak untuk makan malam.
"Vava tolong ambilkan air dong, mau masak nasi. "
Pinta Sandra sebab dia lagi asik memotong sayur untuk direbus.
"Mau ambil dimana San?, aku ngak tau. "
Tanya Eva sebab guru pun tadi tidak memberitau sumber mata air dekat sekitar.
"Kalau ngak salah dekat sana ada sungai, coba pergi lihat dan bawa ember ini. "
Sandra menyerahkan sebuah ember berukuran sedang kepada Eva.
"Ok"
Eva mengambil ember itu dan menuju tempat yang Sandra tunjuk tadi.
Jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat kemah hanya sekitar tiga ratus meter tapi cukup seram juga karna letaknya ditepi hutan di tumbuhi pohon rindang sepanjang jalan menimbulkan kesan seram.
Eva melangkah perlahan dengan dengan was was sambil memperhatikan tempat sekitar dan mencari dimana letak sumber mata air itu berada.
"Tenyata lumayan jauh juga letaknya. "
Gumam Eva sambil terus memperhatikan sekitar.
"Kenapa makin kesini auranya terasa dingin dari tadi"
Eva belum menyadari kalau dia sudah mulai masuk kedalam hutan.
"Mana mata airnya, katanya dekat sini kok ngak ada. "
Mata air yang dimaksud belum ketemu malah dia makin masuk kedalam hutan.
"Eh tapi tunggu, aku Dimana kenapa disini banyak pohon besar dan dimana jalan keluarnya. "
Eva tersadar saat dia sudah jauh dari temannya dan berusaha mencari jalan keluar dari dalam hutan.
"Kenapa ngak ada jalan, padahal tadi ada jalan. "
Kepanikan Eva muncul karna jalan keluar tidak ada dan hanya ada semak semak di sekelilingnya.
"Sekarang bagaimana caranya keluar dari sini. "
Panik Eva sebab dari tadi cuma mutar mutar sekitar sana tanpa bisa keluar.
"Evan kamu dimana ?."
Cuma nama itu yang terlintas di fikiran Eva sekarang entah kenapa Eva membutuhkan Evan sekarang untuk membantunya.
"Tolong"
Eva berusaha mencari pertolongan, kalau makin lama disana dia takut juga karna Hari akan malam.
"Tolong, siapa saja tolong. "
Berharap ada yang mendengar dan bisa keluar dari sana.
"Tolong."
Eva tambah panik karna tidak ada satu pun sautan dari teriakannya.
"Evan kamu dimana, kenapa ngak datang saat aku butuh. "
Lirih Eva mengharapkan Evan datang saat dia butuh seperti saat sekarang.
"Kakak Eva takut sendiri, tolongin Eva kak, Eva takut. "
Gumam Eva merindukan sosok kakak yang biasa selalu ada buat dia.
"Kakak, Evan. "
Lirih Eva berharap ada yang membantunya keluar dari hutan penuh aura dingin itu, ditambah matahari mulai tenggelam menjadikan tempat sekitar cepat gelap dan terkesan angker.
Eva mencari jalan keluar, memutari hutan, mencoba berjalan tapi bukannya keluar malah makin masuk ke dalam hutan itu dan makin tersesat jauh. Rasa takut, panik dan cemas bercampur menjadi satu, muka Eva terlihat pucat menahan rasa takut, keringat mengalir deras, tempat itu perlahan gelap dan Eva cuma punya senter kecil dalam saku jaketnya entah berapa lama akan memberikan cahaya untuk dia.
Matahari Hari sudah tenggelam, sekitar hutan sudah gelap cuma cahaya remang remang dari Bulan yang menembus celah daun pohon.
"Kakak datang. "
Ucap seseorang dari arah belakang Eva berjalan mendekat.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
Mama Razan
tersesat ke dunia lain kah tor??
2020-06-16
3
Diyach Ogizar
aku mampir bawa like kak
semngattt
2020-06-05
2