Eva terus berlari menjauh dari sosok yang membawanya tadi, berlari tanpa melihat arah tujuan, tanpa berfikir dimana dia akan berakhir nantinya yang ada dalam fikirannya berlari sejauh yang bisa kakinya melangkah pergi.
Menoleh ke belakang memastikan apakah masih di ikuti atau tidak, saat tidak ada pun masih tetap berlari entah kemana sampai tenaganya hampir habis Eva berhenti di sebuah pohon besar nan rindang, Eva bersender di batang pohon itu sambil mengatur nafasnya yang ngos ngosan.
"Untung dia ngak ngejar lagi, kalau ketangkap lagi bagaiman"
Gumam Eva menetralkan detak jantungnya yang ngak terkontrol dari tadi karna berlari.
"Kenapa aku dengan mudahnya percaya sama dia, padahal aku baru melihatnya"
Lanjutnya lagi sambil memperhatikan sekitar apa ada bahaya atau tidak yang akan menghampiri.
"Sekarang aku berada dimana dan dimana jalan keluarnya ? "
Mengedarkan pandangan sekitar dengan tempat asing lagi.
"Hey kamu dimana, jangan harap bisa lepas dari ku ha ha"
Ucap sosok yang membawa Eva pergi tadi ternyata dia masih mengikuti Eva walau jarak jauh.
"Kamu ngak akan bisa lari lagi dariku"
Lanjutnya berusaha mencari Eva dan Eva bersembunyi di balik pohon supaya ngak ketahuan.
"Kenapa dia ada disini, Evan tolong aku"
Lirih Eva, cuma Evan harapannya supaya keluar dari tempat mengerikan itu.
Hampir satu jam Eva bersembunyi menunggu sosok menyeramkan itu pergi meninggalkan tempat itu. Setelah dipastikan pergi Eva bisa bernafas lega setidaknya dia cuma akan memikirkan dimana jalan keluarnya.
"Untung dia sudah pergi, sekarang aku harus cepat menemukan jalan keluar dari sini"
Kata Eva melangkah pergi menyusuri hutan.
Kalau saja matahari bisa di lihat jelas dalam hutan mungkin Eva bisa menentukan kemana dia akan melangkah sesuai arah matahari terbit, karna dia banyak sedikit sudah paham tentang menggunakan petunjuk jika tersesat jika melihat arah matahari seperti bisa mencari batang pohon yang besar dia bisa meraba raba mencari tumbuhan lumut yang tumbuh disana karna lumut akan tumbuh di bagian yang kurang terkena sinar matahari atau matahari pagi yang tidak terlalu panas.
Eva terus mencari pentunjuk jalan keluar selain dia ketakutan berada di Sana, juga mengkhawatirkan kakaknya pasti sudah mendengar kabar kehilangannya.
<> <> <> <> <>
Evan terus mencari Eva yang hilang dari tadi, dia menyesal meninggalkan Eva sendiri tadi dan ngak meninggalkan pesan untuk tidak percaya sama siapa pun jika ada yang beruasaha mempengaruhinya, sekarang terlambat dan dia harus menemukan Eva secepatnya.
"Kamu sekarang dimana Va? Kenapa mudah percaya begini"
Terus mencari karna hutan itu luas ditambah pohon pohon rindang dan sedikit gelap memperpendek jarak pandang.
"Semoga kamu ngak di apa apain sama dia"
Harap Evan, walau teman beda alam tapi Evan akan berusaha menjaga dengan baik. Dia tau di alamnya ada juga yang jahat sama seperti alam nyata.
Tampak sosok yang ngak asing di mata Evan, sosok yang membawa Eva pergi tadi tapi sekarang dia sendiri tanpa Eva lagi.
"Mana Eva ?"
To the point Evan melihat dia sendiri sekarang.
"Kamu, mencari dia, sekarang sudah berada di tempat semestinya berada"
Jawabnya tenang, karna sejak bertemu mereka berdua ngak pernah akur padahal sama.
"Sekarang dia dimana ?"
Bentak Evan, dia ngak mau terjadi sesuatu menimpa Eva dan segera akan membawa keluar dari Sana karna disana bukan dunia tempat tinggalnya.
"Sampai kapan pun, kamu ngak akan pernah bertemu dia lagi"
Setelah mengatakan itu, dia menghilang dari hadapan Evan karna Evan bukan lawan sebanding dengan dia.
"Eva, Eva, kamu dimana?"
Teriak Evan pergi dari sana, entah dia ngak tau harus kemana sekarang mencari Eva.
Hari mulai sore Eva belum di temukan, jika sudah malam akan tambah sulit mencarinya. Sebelum gelap harus bertemu setidaknya bisa menjaganya dari bahaya yang mengintai.
Sedangkan Eva terus berjalan mencari jalan akankah ada bekas jejak jejak orang habis lewat sana atau ada petunjuk lain yang akan membantu. Sampai dia di tengah hutan dia melihat sebuah rumah kayu sederhana dilengkapi teras dan kursi kayu panjang untuk bersantai.
Eva mendekat berharap itu rumah penduduk atau pondok kebun masyarakat sekitar untuk beristirahat saat berkebun. Perlahan melangkah mendekat dengan sedikit ragu dan berharap juga mendapat bantuan.
"Semoga ada orang dan bisa membantu ku keluar dari sini"
Ucap Eva mendekat dengan jantung berdebar.
"Semoga secepatnya bisa bebas dari tempat menyeramkan ini"
Terus melangkah pelan dengan perasaan was was melanda.
Tepat depan pintu Eva berdiri bingung apakah harus mengetuk pintu atau menunggu sebentar sampai pemilik rumah keluar. Tapi jika menunggu takut sosok tadi menemukannya dan Eva memutuskan mengetuk pintu.
Tok tok tok pintu di ketuk tapi ngak ada sautan dari dalam, tok tok tok Eva mengetuk lagi tapi tetap sama, Eva turus melakukan beberapa kali namun hasilnya tetap sama. Dengan sedikit keberanian Eva mendorong pintu itu pelan dan ternyata ngak dikunci.
"Permisi"
Ucap Eva takut pemilik rumah marah jika dia lancang masuk rumah orang sembarangan.
"Apakah ada orang ?"
Melangkah masuk tapi rumah itu sepi seperti ngak ada orang di dalam rumah itu. Tiba tiba.
BBRRAAKK,,, pintu tertutup sendiri dari dalam dan Eva berbalik tapi ngak ada orang satu pun disana cuma dia seorang.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
Rahayu Astutik
mbok yo baca doa to va.....gemess rasane
2021-05-16
1
Sucie Sucie
thor agama si eva muslim atau agama apa..🤔knp gk ada religi2 nya'..?!
2021-01-14
1
ƓáɓɓřįáÎexxa Ɲáşƴăvą Ȥ.
ogeb evaa lu hrusnya jan percayaan jdi orng... and ya kali di tengah hutan ada penduduk, hedeuuhh eva~eva😌
2020-12-29
1