Kemarahan Aldin

Nara meninggalkan Dion yang masih ternganga tidak percaya dengan pengakuan Nara barusan. Nara tidak butuh kepercayaan mereka, percaya atau tidak baginya tidak masalah. Yang masalah adalah hubungan pernikahannya bersama Aldin yang masih dirahasiakan dari publik. Nara akan mengikuti alur yang diciptakan Aldin, dan Nara hanya mengikutinya.

Ketika Nara sudah berada di mejanya, Wira dan Doni menghampiri. Mereka berlomba-lomba tersenyum semanis mungkin untuk berusaha menarik perhatian Nara, padahal baru tadi dan masih hangat, Nara secara tidak langsung sudah menyebutkan memiliki suami, namun kedua makhluk jantan ini masih ngeyel dan kayaknya belum sadar juga. kalau Nara sudah bersuami.

"Nara, bagaimana, apakah hantaran makanan suaminya enak?" Wira bertanya dengan tatapan gemas. Nara menjadi *illfeel* dibuatnya, malah perutnya seakan pengen muntah dengan kelakuan dua pria di depannya kini.

"Enak Kak, lumayan," ucapnya pendek.

"Kok lumayan sih, kan itu kiriman suamimu!"

"Iya Kak, soalnya itu makanannya beli bukan masak sendiri."

"Ohhhh," seru Wira.

"Ehemmm," tiba-tiba terdengar suara seorang lelaki berdehem mengejutkan mereka bertiga. Nara sangat terkejut ketika dilihatnya siapa orang yang berdehem tadi, rupanya Aldin. Nyali Nara semakin ciut saat Aldin berdiri tegak menatap ke arah mereka bertiga dengan tajam.

Wira dan Doni tidak kalah tersentak, segera mereka berdua memperbaiki duduknya. Yang tadinya di meja kini berdiri di samping meja Nara dengan wajah merunduk.

Aldin kini berkacak pinggang, masih menatap tajam mereka bertiga. "Kalian di sini untuk bekerja, bukan untuk berkumpul dan merumpi. Pantas saja selama ini banyak kecurangan, rupanya kerja kalian tidak benar, kerjanya ngobrol dan main-main," tandasnya kesal.

"Kembali ke meja masing-masing, dan jangan sekali-kali kalian datangi meja Nara, camkan itu!" Aldin memberi peringatan keras pada Wira dan Doni. Wira dan Doni segera meninggalkan meja Nara saling mendahului dengan perasaan yang malu karena telah ketahuan Aldin.

Setelah Wira dan Doni pergi, kini tinggal Nara yang berdiri merunduk. Dia merasa takut jika harus dimarahi Aldin. Padahal dia di sini tidak salah.

"Kamu senang, dikerubungi para lelaki di sini?" tuding Aldin dengan suara yang menusuk. Nara tidak menjawab, dia merasa bersalah atas kejadian tadi. Lagipula Wira dan Doni sejak dia berada di gudang ini, selalu saja mencuri perhatiannya. Puncaknya, ya, pada hari ini. Sampai dipergoki Aldin.

"Selesaikan ini, satu jam lagi antar ke ruanganku!" perintah Aldin dengan muka tegas menyodorkan sebuah map yang harus Nara kerjaan. Nara mendongak, sekilas dia melihat wajah Aldin, namun secepat kilat Aldin melengos membuang mukanya.

Dengan perasaan marah, Aldin segera beranjak dari ruangan itu. Langkahnya panjang menandakan kecewa yang dalam.

Setelah kepergian Aldin, sejenak Nara menatap bengong ke arah map yang dihempas Aldin ke meja kerjanya. Hatinya kesal dengan sikap Wira dan Doni yang selalu mendatanginya.

"Nara, kamu dikasih apa sama bos kita yang galak itu?" Tiba-tiba Wira sudah ada di depan meja Nara, tidak kapok-kapok masih saja mendekati Nara meskipun tadi sudah diberi peringatan oleh Aldin supaya jangan mendekati meja Nara.

"Maaf Kak Wira, jangan lagi memancing kemarahan bos kita. Lagipula memang betul kita di gudang ini untuk bekerja bukan untuk ngumpul dan saling ganggu pekerjaan rekan kerja," tegas Nara mengusir Wira secara halus.

"Kamu jangan merasa takut Nara sama bos kita itu. Dia itu sengaja ingin mendekati dan mencuri perhatian kamu, makanya dia datang ke sini, sengaja ingin melihat kamu. Dia itu kan jomblo akut, tidak laku-laku. Sekali melihat kamu langsung saja nyosor. Tapi untungnya ada kami. Kalau tidak, bisa saja dia langsung melakukan pelecehan terhadap kamu. Padahal bos Aldin mungkin saja sudah tahu duluan kalau kamu sudah punya suami. Dasar bos ganjen," umpat Wira panjang lebar disertai bibir yang menjebew.

Nara sedikit tersenyum mendengar penjelasan Wira barusan, padahal tadinya mau marah dengan kedatangan Wira kembali ke mejanya. Rupanya Wira ini, seorang pria yang suka bergosip juga. Dengan lihainya dia ngomongin Aldin sang bos begitu lancar jaya.

"Awas ya Nara, hati-hati! Bos Aldin itu sudah lama jomblo. Saat ini dia pasti sudah kebelet pengen punya pasangan, itu makanya dia menghampiri kamu ke sini," peringat. Wira lagi belum kapok juga.

"Tidak kok Kak Wira, Pak Aldin datang nke sini hanya ingin memberikan ini untuk Nara," tunjuk Nara pada map yang diberikan Aldin tadi.

"Itu salah satu alasan dia datang ke sini, padahal niatnya kan ingin mendekati kamu," ucap Wira lagi mencoba Memprovokasi.

"Sudah biarkan saja, Kak. Sekarang Nara harus segera menyelesaikan tugas dari Pak Aldin ini, kalau tidak, nanti bisa-bisa Nara kena marah lagi sama Pak Aldin."

"Baiklah. Tapi hati-hati Nara, jangan mau didekati bos Aldin, soalnya dia itu jutek sama perempuan. Tahu tidak Mbak Shera? Sudah lama dia naksir bos Aldin, tapi bos Aldin tidak suka dengan Mbak Shera. Kalau Mbak Shera dekat-dekat, bos Aldin tidak pernah mau, dia selalu jutek sama Mbak Shera, itulah makanya Mbak Shera kesal sama bos Aldin," ujar Wira lagi bersemangat.

Kening Nara seketika berkerut, rupanya Shera menyukai Aldin, tapi Aldin tidak suka. Pantas saja Shera nampak marah melihat Nara dekat-dekat dengan Aldin, malah Shera pernah menuduhnya menjual paha dan dada saat tahu Nara tiba-tiba dipekerjakan di gudang ini. Padahal di setiap divisi tidak ada posisi yang kosong untuk diisi. Istilahnya Nara di gudang ini sebagai pekerja yang dipaksakan. Itu sebabnya Shera dengan lantang menuduh Nara yang bukan-bukan.

"Kalian sama saja, apa bedanya Pak Aldin dengan kalian, padahal kalian juga tahu Nara sudah bersuami, tapi masih saja kalian sosor?" Serangan Nara kali ini membuat Wira diam tidak berkutik.

"Kami beda Nara, kami bukan bujangan lapuk. Kami jomblo tapi masih lebih muda daripada Pak Aldin," ujar Wira masih belum mau menyerah.

"Ya sudah Kak Wira, Nara mau menyelesaikan dulu tugas dari Pak Aldin, bukankah Kak Wira masih banyak pekerjaan?" Nara mengusir Wira secara halus. Wira yang diusir, akhirnya berjingkat pergi seraya cengengesan.

"Ya sudah, aku pergi dulu ya. Kalau kamu butuh bantuan aku karena diganggu bos Aldin, maka jangan segan minta bantuanku!" ucap Wira sembari pergi. Nara bersyukur dia berhasil mengusir Wira yang ngeyel. Belum tahu Nara itu siapanya Aldin.

Nara segera menyelesaikan tugas dari Aldin, rupanya map itu adalah laporan keuangan bulan ini. Laporan kali ini tidak ada yang janggal, namun yang janggal justru keadaan kayu di gudang yang keluar tidak sesuai dengan sisa barang yang ada. Apakah kecurangan ini bisa segera terungkap dalang sebenarnya selain Shera?

Terpopuler

Comments

ria

ria

semangat nara..
semoga cepat terungkap siapa dalang pencurian kayu selain shera..
semangat thor💪💪

2023-01-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!