Pak Kusuma menghampiri Bu Melati yang sedang dikerumuni Aldin dan Nara.
"Ada apa ini, Bu?" Pak Kusuma bertanya dengan Nada sedikit emosi saat melihat Aldin dan Nara di sana. Bu Melati belum sanggup berkata-kata, tubuhnya masih lemas.
"Pak, mohon maaf. Ijinkan saya berbicara dengan Bapak. Istri Bapak, alangkah baiknya dibiarkan istirahat dulu." Aldin tiba-tiba menyela. Pak Kusuma mendongak melihat ke arah Aldin. Sorot matanya tajam dan menyala. Aldin sudah bisa menduga, Pak Kusuma sudah tahu kabar tentang perbuatan mesum dirinya dengan Nara dari vidio yang dilihat. Dan kini saatnya Aldin berbicara yang sebenarnya, walau apapun tanggapan Pak Kusuma nanti.
Pak Kusuma akhirnya mau menerima ajakan Aldin untuk berbicara. Mereka ke ruang tamu, meninggalkan Nara dan ibunya.
Aldin memulai menceritakan kejadian yang sebenarnya, tentang kejadian yang terlanjur dilihat warga dari vidio yang berhasil direkam Bu Juleha.
"Semua itu tidak benar, Pak, dan tidak seperti yang dilihat di rekaman itu. Kami tidak sengaja tubrukan, saya habis dari kamar mandi, dan menubruk Nara yang berada di muka pintu, sedangkan saya sendiri tidak menyadari Nara ada di muka pintu, maka dari itu kami akhirnya tubrukan," tutur Aldin mengakhiri penjelasan mengenai kejadian yang sebenarnya. Pak Kusuma diam seakan sedang mencerna apa yang Aldin ceritakan.
"Saya tidak tahu, apakah kalian berdua benar atau sedang berbohong. Sebab vidio kalian sungguh sudah menyebar dari mulut ke mulut. Semua orang satu kampung ini bakal tahu dan saya pastinya akan malu dengan kejadian ini," tanggap Pak Kusuma kecewa.
"Saya minta maaf, Pak! Sungguh ini diluar dugaan saya," ucap Aldin lagi penuh sesal.
Sebaiknya kita bicarakan ini dengan istri saya, kalian beri kami penjelasan bagaimana ini semua bisa terjadi, dan Nak Aldin bisa ada di sini itu kenapa, kami ingin penjelasan.
Tiba-tiba Bu Melati dan Nara menghampiri, sepertinya Bu Melati sudah tidak lemas lagi dan siap mendengar penjelasan dari Nara dan juga Aldin. Nara membawa Bu Melati duduk di kursi ruang tamu sambil mengusap bahunya.
"Bu, apa yang Ibu lihat dari vidio yang diperlihatkan Bu Juleha tadi?" tanya Pak Kusuma penasaran. Akhirnya dengan perasaan sedih Bu Melati menceritakan apa yang dilihatnya di vidio tadi, sambil sesekali mengusap bulir bening yang mulai merembes pipinya. Pak Kusuma meraba dadanya seakan sesak napas setelah mendengar penuturan istrinya.
"Dan lagi Bu Juleha bilang, Nak Aldin ini sudah ketahuan tiga kali bertamu ke rumah kita di saat Ibu pergi mengantar pesanan."
"Apa? Jadi kalian diam-diam bertemu di sini di saat kami berdua tidak ada? Apa yang kalian rencanakan?" Pak Kusuma terbelalak tidak percaya.
"Tapi sebentar, Bu. Apakah hal ini bisa dipercaya, mengingat Bu Juleha selalu usil dan ikut campur urusan orang lain?" lanjut Pak Kusuma seakan meragukan laporan Bu Juleha yang terkenal tukang ikut campur masalah orang lain di kampungnya.
"Itu benar, Pak. Yang tetangga Bapak bilang benar adanya. Saya sudah tiga kali berturut-turut datang ke sini dan sengaja bertamu pada anak Bapak, sejatinya tadinya saya ingin melakukan pendekatan pada anak Bapak, sebab ada niat dalam hati saya," ungkap Aldin akhirnya memberi alasan yang sesungguhnya. Nara terkejut mendengar pengakuan Aldin yang menyebutkan ingin melalukan pendekatan padanya.
"Ya ampun, Nak Aldin. Jika memang Nak Aldin punya niat baik ingin mendekati anak saya, kenapa tidak datang saat kami ada di rumah? Apakah adegan di vidio yang direkam Bu Juleha itu bagian dari rencana Nak Aldin juga?" tuding Pak Kusuma geram.
"Tidak, Pak. Itu semua tidak benar. Awalnya saya datang ke sini memang tidak tahu kalau setiap pagi kalian tidak ada di rumah. Dan kebetulan hanya saat pagi sebelum saya ke kantor, saya ada sedikit waktu senggang. Jadi saya mampir ke sini." Aldin memberikan alasannya lagi.
"Jadi, benar Nak Aldin punya niat ingin mendekati anak saya, Nara?" Pak Kusuma sepertinya ingin mempertegas maksud kedatangan Aldin datang ke rumahnya tiap pagi tiga kali berturut-turut.
Aldin sejenak melihat ke arah Nara, Nara yang dilihat hanya menundukkan kepalanya, seakan menyimpan rasa takut yang dalam.
"Iya, betul Pak. Cuma waktunya saat ini saya belum banyak. Jadi, saya hanya bisa di pagi hari dan kebetulan Nara kerja shift sore. Kalau sore, seperti Bapak tahu, Nara kerja dan saya tidak bisa menjumpainya." Alasan Aldin menemui Nara kali ini masuk akal bagi Pak Kusuma dan Bu Melati, sepertinya Pak Kusuma bisa menerimanya.
"Akan tetapi, sekali lagi saya tegaskan. Bahwa kejadian di rekaman itu bukan bagian dari rencana saya, Nara juga pasti akan berkata jujur sama Bapak dan lagi saya tidak perlu melakukan pelecehan yang disengaja buat mendapatkan anak Bapak. Itu bukan sifat saya," tegas Aldin berapi-api, seakan mempertegas bahwa dia memang punya niat baik pada Nara.
"Iya, Pak, Bu. Percayalah, kami tidak pernah melakukan perbuatan mesum seperti yang dituduhkan Bu Juleha. Kalau memang Bu Juleha ingin ikut campur masalah orang lain, kenapa tidak dari awal kedatangan Kak Aldin saja dia merekam. Dia hanya merekam saat kejadian kami tubrukan saja, dan sengaja ingin memperkeruh masalah orang lain. Bu Juleha, kan selalu sinis jika melihat Nara," ucap Nara tiba-tiba menimpali, mencoba menyangkal dan meyakinkan kedua orangtuanya. Nara juga tidak mau dirinya dituduh mesum begitu saja.
"Iya, Nak, Kami percaya kalian sepertinya berkata jujur. Tapi, kejadian ini sudah diketahui tetangga sekitar. Mereka juga melakukan kehebohan di sekitar rumah kita. Bapak seakan ditelanjangi oleh perbuatan kalian yang tidak kalian lakukan menurut pengakuan kalian. Jadi, sekarang Bapak bingung apa yang harus Bapak lakukan." Pak Kusuma menarik nafasnya dalam, menunduk penuh keputus asaan.
"Pak, diluar ada Pak RT. Alangkah baiknya Beliau diajak masuk saja. Sepertinya Pak RT ingin minta penjelasan dari keluarga Pak Kusuma. Biarkan Pak RT mendengar penjelasan dari pihak Bapak, supaya Beliau yang mencoba meredam kehebohan warga sekitar di luar sana," ujar Mardi yang muncul tiba-tiba dan melaporkan keadaan di luar rumah Pak Kusuma.
"Baiklah, suruh masuk Pak RTnya, Mar!" titah Pak Kusuma pada Mardi tetangga sebelah yang masih ada sedikit ikatan persaudaraan. Mardi mempersilahkan Pak RT dan salah satu warga yang dituakan di sana untuk masuk ke dalam rumah Pak Kusuma.
Setelah di dalam, Aldin yang seakan di sidang langsung berdiri dan berbicara dengan lantang.
"Baiklah, mungpung sudah ada Pak RT di sini. Saya tegaskan saya akan bertanggungjawab jawab atas apa yang ada di video rekaman tetangga orang tua Nara. Saya akan menikahi Nara sekarang juga," tegasnya membuat semua yang ada di sana terbelalak tidak percaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
🦂⃟ᴍɪʟᷤᴀᷤʜᷫ ᶜᵘᵗᵉ ✹⃝⃝⃝s̊S
bu juleha ini ratu gosip yg meresahkan... pasti sengaja ini bikin klwrga nara malu
2023-10-02
1
Devi Handayani
gpp.... bagus kamu aldin dari pada jadi fitnah... mending sekalian dinikahi... sekali mendayung dia pulau terlampaui... asal niat nikah sungguh sungguh😌😌
2023-05-21
1
Zhree
ikutan terbelalak mataku thorrr..
2023-01-27
1