Niat Busuk Shera

Nara tiba di mejanya, penemuannya pertama kali di gudang membuat dia tercengang. Ternyata Shera dan Wira telah melakukan kecurangan menyembunyikan kayu lewat truk-truk penarik kayu yang akan dikirimkan ke luar daerah.

Tidak berapa lama Shera muncul menghampiri Nara yang sedang menyiapkan kertas report dan menulis sesuatu di sana.

"Enak benar pegawai baru duduk ongkang kaki, cuma nulis-nulis tidak jelas begitu!" sindir Sheramenuli sinis dengan mata yang mendilak judes. Nara mendongak meletakkan pulpen yang tadi dia pakai menulis.

"Ada apa Mbak, apakah Mbak Shera datang ke sini atas perintah Pak Aldin?"

"Jangan mentang-mentang elu pegawai bawaan Bos Aldin, lantas elu belagu di sini, sok berkuasa dan sok dekat." Shera balik menyerang.

"Maaf Mbak, saya tidak seperti yang Mbak Shera pikirkan," sangkal Nara.

"Alah, pura-pura menyangkal lu," dengusnya kesal. Nara tidak mau terpancing lagi emosinya seperti kemarin, dia kembali pura-pura menulis dan melihat laporan pengeluaran kayu hari kemarin yang dilakukan oleh Doni.

"Huhhh, dasar muka tembok," umpat Shera seraya menjungkalkan kursi yang sedang diduduki Nara, alhasil tubuh Nara ikut terjengkang. Dan siku Nara mengenai lantai.

"Awwww," pekik Nara kesakitan.

"Rasakan, itu pembalasan dari gue atas perlakuan elu kemarin. Makanya jangan coba-coba melawan aku," peringatnya seraya berjingkat dan pergi. Nara terlongo, sikunya yang terantuk lantai terasa sakit saat tangannya digerakkan. Dan saat dilihat rupanya siku Nara luka, akibat gesekan dengan lantai tadi.

Nara meniup siku dengan mulutnya. Saat sedang meniup tiba-tiba Rifki menghampiri dan heran dengan keadaan Nara.

"Kamu kenapa Nara?"

"Pak Rifki! Tidak kenapa-kenapa, Pak," jawabnya gugup.

" Tidak apa-apa tapi kamu seakan kesakitan," selidik Rifki.

"Benar, Pak. Saya tidak kenapa-kenapa. Tadi hanya terjadi kecelakaan kecil, saat saya memungut pullen yang jatuh saya malah jatuh dan siku saya menahan bobot tubuh saya."

"Oh ya!" seru Rifki tidak percaya.

Nara dibuatnya salah tingkah, untuk menghindari Rifki lantas dia berdiri dan menghitung kayu-kayu yang akan dikirimkan nanti. Rifki yang paham akan gelagat Nara yang salah tingkah tersenyum puas. Rupanya Rifki tertarik dengan Nara yang jelas-jelas sudah ada yang memiliki, daripada harus mengejar perempuan lain seperti Shera misalnya.

Pikiran Nara saat berpura-pura menghitung sebenarnya sedang memikirkan rekaman video Shera sama Wira tadi. Nara bingung harus berbuat tentang penemuannya tadi. Nara harus segera mengirimkan rekaman inj pada Aldin, biar Aldin segera bertindak dan mencegah kayu yang menjadi rencana Shera gagal disisipkan ke dalam truk pengiriman kayu.

"Maaf Pak Rifki!" sapa Nara sopan pada Rifki yang masih ada di dekat meja Nara. Nara segera meraih Hapenya dan bermaksud mengirimkan bukti rekaman yang berhasil dia rekam tadi pagi pada Aldin. Pesan WA terkirim namun belum Aldin baca.

Jam 11 siang truk pengangkut kayu sudah mulai berdatangan. Mereka mengantri memanjang. Melihat itu Nara menjadi was-was sebab Aldin belum membaca WAnya. Tahu begitu tadi dia laporkan saja sama Rifki tentang penemuannya.

"Aduhh, gimana ini? Bagaimana kalau mereka berhasil memasukkan kayu sisipannya ke dalam truk?" Nara berpikir keras bagaimana caranya dia. harus menggagalkan niat busuk Shera dan Wira.

Nara menghampiri setiap truk yang akan mengangkut kayu, setiap kayu dia pastikan hanya 50 batang yang diangkut.

"Kak Doni, pastikan ini 50 batang kayu ya," Nara mengingatkan pada Doni yang pada saat itu bertugas menghitung dan mencatat pengeluaran kayu yang akan diangkut.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***