Kesepakatan yang Dihilangkan

Hari ini Nara bekerja seperti biasa, dia sudah siap dengan seragam kerjanya. Sementara Aldin, di hari kedua tinggal bersama Nara merasa ada sedikit perubahan. Sarapan dan baju kerjanya sudah ada yang menyiapkan. Dia tinggal makan dan memakai pakaian.

"*Enak juga punya istri*," gumannya disertai senyum yang mengembang. Aldin melihat Nara sudah siap dan menyiapkan piring di meja makan untuk mereka sarapan.

"Kak Aldin, sarapan dulu!" ajaknya. Betapa manisnya di mata Aldin gadis kecilnya ini. Aldin duduk di kursinya tepat di samping Nara. Wangi parfum yang menurut Nara mahal, seketika masuk ke dalam lubang hidungnya. Wangi maskulin yang lembut itu sengaja dia hirup membiarkan hidungnya menikmati aroma yang menenangkan.

"Apa sarapan yang kamu buat?" Aldin melihat meja makan.

"Nara membuat tom yam. Kebetulan bahan-bahan yang ada di kulkas memadai untuk bikin tom yam," jawabnya seperti kurang percaya diri.

"Bagus, kamu pintar masak juga ya," pujinya.

"Tidak juga, Nara hanya pandai karena melihat media sosial," kilahnya merendah. Aldin tersenyum sekilas.

Nara menuangkan tom yam ke dalam piring Aldin dan juga ke piringnya. Tom yam buatannya sepertinya spesial, sebab dibuat ketika hati Nara sedang dilanda gelora asmara. Setelah kejadian yang gagal itu, terbayang-bayang sampai pagi ini. Antara belum siap dan rasa gugup campur baur jadi satu. Akhirnya Nara saat itu tegang sehingga belum juga apa-apa, sudah merasakan rasa sakit yang hebat.

"Bagaimana kalau nanti Kak Aldin memintanya kembali, Sedangkan aku masih gugup?" Hati Nara bertanya-tanya. Sementara itu Aldin masih menikmati tom yam buatan Nara yang rasanya segar dan enak. Tom yam buatan Nara pagi ini isiannya macam-macam, ada tahu, cumi, udang, dan sayuran masuk menjadi pelengkap kuah. Karbonya diganti dengan mihun bukan nasi, jadi tetap mengenyangkan.

"Waww, kuah tom yam buatan kamu segar dan enak. Jadi, yang tadi subuh kamu berisik menyalakan blender, kamu sedang menghaluskan bumbu tom yam ini?" puji Aldin diakhiri tanya.

"Heu euh," jawabnya dengan bibir terkatup dan kepala mengangguk.

"*Kenapa tidak dari dulu aku memiliki istri*, *sekarang kan jadi ketagihan*." Pikir Aldin dalam hati.

Benar kata Sakti (Novel #JanganSebutAkuPelakor) sepupunya, bahwa nikah itu enak. Ada yang memperhatikan dan menemani. Salah Aldin sendiri, dia terlalu asik memperdulikan pernikahan sepupunya. Sebelum sepupunya bahagia, maka dia tidak akan menikah. Begitu janji Aldin tempo hari.

Dan sepertinya Tuhan mendengar doa Aldin. Saat Sakti benar-benar bahagia bersama Nafa (sahabat dekat Nara di \#JanganSebutAkuPelakor), Aldin baru benar-benar merasakan hasrat ingin memiliki seorang wanita untuk dijadikan istri. Dan kini dia telah menikah, meskipun pernikahannya masih sebatas siri.

"Nara, aku ingin bicara tentang masalah kesepakatan kita." Nara terkejut saat Aldin mengajaknya bicara, namun Nara tidak *connect* dengan apa yang Aldin bicarakan barusan, sebab tadi dia sedang melamun.

"Apa, Kak?" Nara bertanya bingung.

"Apa kamu sedang melamun?"

"Ti-tidak, Nara tidak sedang melamun. Nara ... Nara, hanya sedang membayangkan Kak Aldin ...." Ucapan Nara yang gugup terputus bersamaan dengan mulutnya yang ditutup tangan, merasa ucapannya lepas kontrol.

"Apa, coba kamu lanjutkan ucapan kamu tadi, aku ingin mendengarnya!" titahnya sangat penasaran. Nara menggeleng sembari berdiri membawa piring Aldin yang sudah kosong ke wastafel, sementara piring dia masih belum disentuh akibat melamun tadi.

"Duduklah, makan dengan benar dan dengarkan aku!" perintah Aldin kembali tegas dan jutek. Nara menjadi tegang melihat sikap Aldin yang jutek kembali.

"Aku ingin kesepakatan kita poin pertama tidak diberlakukan, kamu boleh berkeliaran kemana-mana di ruangan ini termasuk kamarku," putus Aldin tegas. Nara menghentikan suapannya, dia mengerutkan keningnya. Sepertinya dia paham maksud Aldin, tapi ada maksud apa dibalik perubahan kesepakatan poin pertama?

"Tapi kenapa Kak, apakah ada maksud lain di balik perubahan ini?" tanyanya penasaran.

"Makan kamu habiskan!" titah Aldin sembari melihat tegas. Nara segera menghabiskan sisa makannya yang tinggal beberapa suap lagi.

"Ayo, cepatlah! Kamu jangan lelet!" perintah Aldin menekan. Nara salah tingkah, terlebih sejak Aldin memutuskan merubah poin pertama dari kesepakatan yang ditandatangani dua hari yang lalu. Nara jadi membayangkan hal yang tidak-tidak akan perubahan itu. "*Pasti ada sesuatu yang* *diinginkan Kak Aldin. Ya Allah, hamba belum siap*."

Mobil keluar dari kawasan apartemen, membelah jalanan Ibu Kota yang mulai padat. Sejak sarapan tadi sebenarnya ada yang ingin Nara sampaikan sama Aldin, namun selalu saja tidak sempat.

"Kak Aldin! Nara mau bicara," ujar Nara memecah kesunyian.

"Bicara, apa yang ingin kamu bicarakan?" sahut Aldin sembari tetap fokus dengan kemudinya.

"Soal motor Nara." Nara mulai membuka obrolan yang sedikit serius.

"Kenapa dengan motormu?"

"Bagaimana kalau Nara pergi bekerja pakai motor? Selama misi Kak Aldin berjalan untuk mengungkap siapa dalang di balik penggelapan keuangan perusahaan Adrian Wood, alangkah baiknya Nara berangkat kerja terpisah dengan Kak Aldin," ujar Nara memberi masukan.

"Terus, tujuan kamu apa?" Aldin masih belum paham maksud Nara.

"Emmm, tujuannya supaya orang-orang yang menjadi musuh dalam selimut di perusahaan Adrian Wood tidak mencurigai hubungan kita dan tujuan kita, ini sangat rentan jika mereka melihat kebersamaan kita secara sering," tutur Nara membuat Aldin menghentikan mobilnya.

Aldin melajukan mobilnya kembali tanpa merespon pernyataan Nara tadi. Nara menjadi salah tingkah dibuatnya.

"Ok, kamu mulai besok pergi kerja pakai motor dari apartemenku. Kita berangkat sama-sama, namun masuk ke pabrik harus terpisah," putus Aldin beberapa menit kemudian setelah berpikir.

"Jadi, pulang kerja nanti kita pulang dulu ke rumah Ibu dan Bapak, kan Kak?"

"Tidak perlu, untuk satu bulan ini kita jangan ke rumah orang tua kamu dulu. Aku muak bertemu tetangga resemu yang bermulut ember itu."

"Tapi, bagaimana dengan motornya?"

"Kamu tenang saja, biar aku yang urus," ujar Aldin seraya membelokkan mobilnya memasuki pabrik Adrian Wood.

Tiba di pabrik, Nara dan Aldin berpisah di parkiran. Nara keluar mobil Aldin saat situasi benar-benar aman dari mata-mata pengkhianat.

Dari lobi kantor Adrian Wood, Nara langsung menuju gudang penyimpanan kayu, tempat Nara kini bertugas. Di mulut pintu dia sudah disambut senyuman manis Dion. "Nara, baru sampai?"

"Iya, Kak. Nara ke meja dulu, ya!" pamit Nara cepat, Dion menatap kepergian Nara dengan decakan kagum.

Nara berjalan menuju mejanya, sebelum tiba di meja, dia melihat gelagat yang mencurigakan. Nara sempat melihat bayangan Shera menuju ruangan Wira. Dengan langkah mengendap Nara menghampiri ruangan Wira yang sama disekat dengan kaca transparan. Tidak diduga Shera dan Wira beranjak dari mejanya menuju tempat yang dirasa aman dari penglihatan orang maupun CCTV.

Dengan cekatan Nara mempersiapkan HPnya dan disetel ke mode rekaman, dia berjalan membungkuk di antara kayu-kayu yang tersusun rapi. Tiba di tempat yang sama dengan Wira dan Shera, Nara berhenti dan mulai merekam kegiatan yang berada di sampingnya yang hanya terhalang oleh barisan kayu di gudang itu.

"Setiap satu truk sisipkan satu batang kayu, jumlahnya cukup 10 saja. Aku takut pegawai baru yang bar-bar itu mengetahui rencana kita. Biarlah selama ada dia di sini, perkecil kayu sisipan yang akan keluar. Kalau Supir dan kernet gampang, bisa kita akalin." Nara menyudahi aksi merekamnya lalu berbalik badan kembali ke ruangannya.

Jangan lupa, setiap hari Senin Votenya kasih Author ya..... terimakasih....

Terpopuler

Comments

🦂⃟ᴍɪʟᷤᴀᷤʜᷫ ᶜᵘᵗᵉ ✹⃝⃝⃝s̊S

🦂⃟ᴍɪʟᷤᴀᷤʜᷫ ᶜᵘᵗᵉ ✹⃝⃝⃝s̊S

ternyata beneran shera biang keroknya

2023-10-09

0

Lee

Lee

Wah..wira sama Shera licik yaa

2023-01-26

1

auliasiamatir

auliasiamatir

hati hati yah nara jangan sampe kerahuan.

2023-01-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!