luka yang tidak bisa dilupakan

Wiliam memasuki restoran dengan menggandeng seorang wanita disisinya. Dia tampak begitu tampan dalam pakaian santai dengan lengan kemeja yang digulung sampai siku. Tak jauh berbeda, disebelah-Nya sang wanita juga tak kalah cantik dan anggun, sangat cocok jika mereka berdua berjalan bersama.

Mereka terlihat seperti sepasang kekasih yang begitu sempurna. Yang satu anggun, sedangkan yang prianya terlihat begitu menawan dari balutan kemeja biru yang terlihat santai tapi berkelas.

Di restoran ini, Wiliam akan bertemu dengan rekan bisnisnya yang datang dari luar negeri. Tentu saja ia tidak mungkin datang sendirian, karena rekannya juga membawa keluarga, Wiliam juga memutuskan untuk membawa kekasihnya datang untuk makan malam ini. Meskipun pada awalnya ia sedikit enggan, tapi Wiliam juga tak mungkin menolak dan berlaku fak sopan pada kliennya.

“Apa mereka sudah datang, Sayang?” tanya Lizzy dengan lembut.

Melihat belum ada kehadiran mereka, Wiliam menggeleng. “Sepertinya mereka akan terlambat,”

Karena mereka telah memesan ruang VIP, jadi pelayan di restoran itu segera mengantarnya ke ruangan khusus.

Tapi satu hal yang tidak disangka, disana ia malam melihat mantan istrinya yang sedang sibuk membawa bahan makanan dari gudang. Dalam hati Wiliam bertanya, kenapa wanita itu ada disini? Benarkah yang dilihatnya tadi? Atau ini hanya karena perasaannya yang kacau saja, sehingga mengingat Jane lagi?

Tidak mungkin Jane jatuh miskin, dan berakhir menjadi pelayan seperti itu. Tiba-tiba Wiliam merasa hatinya bergetar.

Bagaimana jika setelah bercerai Jane tidak kembali ke keluarganya yang kaya dan memilih menjalani hidup susah di luaran sana. Tapi wanita ini tak mungkin segila itu. Wiliam tahu Jane tidak akan bisa hidup tanpa kemewahan.

“Sayang, kamu kenapa?” Lizzy melihat apa yang membuat kekasihnya terpana, tapi saat ia menoleh dirinya tak melihat apapun kecuali para pelayan yang berjalan hilir mudik.

Wiliam berdehem pelan, “kamu pergilah terlebih dahulu,”

“Loh ... Sayang, kamu mau kemana?”

“Toilet,” jawab Wiliam singkat. "Apa kamu bisa menunggu di dalam saja? Aku tak akan lama,"

Dalam hati Lizzy sedikit ragu. Melihat Wiliam yang gelisah, Lizzy tahu ada sesuatu yang sedang kekasihnya sembunyikan. Tapi ia juga tak ingin membuat William marah karena terlalu curiga, akhirnya Lizzy mengangguk setuju.

“Pergilah, aku akan menunggu mu,”

Setelah melihat Lizzy pergi bersama karyawan tadi, Wiliam langsung pergi mencari dimana sosok Jane menghilang.

Tak menerima harta yang diberikan dirinya setelah bercerai, tapi sekarang malah hidup menjadi seorang pelayan. Wiliam merasa marah. Bagaimana mungkin seorang wanita yang pernah menjadi istrinya sekarang menjadi seorang pelayan. Ini sama saja dengan merendahkan harga dirinya sebagai pria yang kaya dan dermawan.

Sedangkan Jane yang menyadari jika Wiliam berada di tempat yang sama bersamanya, ia segera pergi bersembunyi. Tak ingin berjumpa lagi, sebisa mungkin ia akan menjauhinya. Untuk apa bertemu jika pada akhirnya hanya akan di hina saja oleh mantan suaminya itu, yang ada hatinya akan semakin sakit nanti.

“Nona Jane, Anda kenapa?” chef Azal memanggil kawatir, melihat Jane buru-buru pergi, bahkan sedikit melempar bahan makanan yang dia bawa dari gudang penyimpanan, hal itu membuat Azel sedikit mengeram kesal.

“Oh, saya tidak apa-apa, Chef. Hanya ingin ke toilet,” Jane berbohong, jelas-jelas ia sedang menghindari mantan suaminya.

Entah apa yang membuat Jane masih saja merasa takut. Padahal diantara mereka sudah tak ada apa-apa. Setelah di dalam toilet, Jane menangis perih. Oh, lihatlah sekarang... Bukankah dia terlihat seperti orang telah berbuat jagat. Padahal kenyataannya dia lah korban sini.

Dalam hati masih mencintai, meskipun telah dilukai sedemikian rupa. Dan hari ini bukankah mereka berdua sangat serasi, bahkan sudah lama ia mengetahui hubungan mereka, tapi kenapa masih saja ia merasa sakit hati.

Dulu, Wiliam tidak pernah membawanya keluar ataupun kencan sekalipun, dulu ia sering iri melihat orang-orang bermanja-manja dengan suaminya, tapi tak pernah bisa. Dulu ia pernah membujuk Wiliam untuk membawanya keluar di malam Minggu seperti pasangan muda yang lainnya. Tapi bukannya menuruti, Wiliam bahkan menghinanya.

“Bagaimana mungkin wanita seperti mu bisa ku banggakan pada orang-orang. Ingat, Jane. Kau hanya ku anggap sebagai budak, jangan pernah meminta lebih, atau kau akan menyesal.”

Kata-kata itu akan selalu ia ingat sampai mati. Bagaimana hatinya sangat terluka saat mendengar kata penghinaan itu, karena cinta ia tetap masih bertahan pada pernikahan itu.

Tapi Lizzy, apapun akan pria itu lakukan untuk menyenanginya. Hari ini melihat berjalan berdua, kebencian itu kembali memuncak dalam hatinya.

Setelah merasa aman, barulah Jane keluar dari persembunyiannya. Sekarang ia harus menjauh sejauh-jauhnya, karena ia tak ingin hidupnya kembali dipersulitkah orang Wiliam.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!