BAB 19

BAB 19.

Pendopo rumah eyang kakung nampak sepi, karena para buruh perkebunan masih sibuk di kebun cengkeh, hari ini mereka sedang memanen biji cengkeh, lalu kemudian dikeringkan.

Bima membiarkan kopernya ada di pendopo, sementara dirinya masuk dan menghampiri eyang putri yang sedang menemani para mbok emban meracik jamu tradisional.

Bima tersenyum melihat eyang nya yang tampak bahagia dengan hanya berbincang sambil meracik jamu, Bima berjalan mendekat, kemudian ikut duduk di bangku yang juga diduduki oleh eyang putri, eyang putri agak terkejut melihat kedatangan Bima, namun sedetik kemudian ia pun tersenyum.

“Eh sudah siap?” tanya eyang putri, dan Bima pun bersandar manja di pundak sang eyang.

“Iya eyang,”

“Ndoro putri, cucunya ganteng tenan.” puji salah seorang mbok emban.

“Iya ndoro, bikin seger pemandangan.”

“*Huuu … dasar kowe ganjen, yo jelas ganteng, lha wong putune ndoro putri, lagian awakmu memang dasare wis ganjen, lha mosok kang paijo aja kamu bilang ganteng, padahal gak onok apa apane karo ndoro bagus, njih toh Ndoro putri?” 

(*huuu dasar kamu genit, ya jelas tampan, karena itu cucunya ndoro putri, lagian kamu memang pada dasarnya sudah genit, masak kang paijo aja kamu bilang tampan, padahal gak ada apa apanya dibandingkan sama tuan muda, iya kan ndoro putri?) 

Eyang putri hanya tersenyum mendengar gurauan para mbok embannya, ada rasa bahagia ketika para mbok embannya, menyebut Bima sebagai pria tampan, “mereka bilang apa eyang?” tanya Bima.

“Mereka bilang, cucu eyang ini tampan sekali.” jawab Eyang putri sambil mengusap pipi Bima.

Wajah Bima merona.

Eyang membawa Bima masuk kembali ke rumah, “sudah pamit eyang kakung?” tanya eyang putri.

Bima menggeleng.

“Kenapa? masih takut?”

Bima mengangguk, “belum berani aja mendekati eyang kakung.”

Eyang putri mengusap punggung Bima. “tahu nggak, sebenarnya eyang kakung sekarang mulai ada perubahan, sejak kamu menemani eyang kakung belajar tempo hari, sekarang eyang kakung lebih banyak tersenyum daripada biasanya.” 

“Benar eyang?” tanya Bima memastikan, “tapi …”

“Tapi eyang kakung masih malas tertawa?” sambung eyang putri.

“Iya eyang,”

Eyang putri tertawa geli, “Eyang kakungmu memang begitu, dia itu berwajah menyeramkan, karena jarang tersenyum, mungkin sekalinya dia senyum, orang orang akan lagi tunggang langgang.”

Bima dan Eyang putri tertawa geli.

“Sebenarnya eyang putri keberatan kamu balik ke jakarta hari ini, tapi mau bagaimana lagi kamu harus kembali bekerja.” lagi lagi eyang putri mengusap wajah dan rambut Bima.

“Maafkan Bima Eyang, Bima janji, bulan depan Bima main lagi kesini, jika waktunya memungkinkan, Bima akan ajak calon istri Bima.” 

“Walah, sudah punya calon istri rupanya, kenapa tidak bilang?” ujar eyang putri terkejut, tapi juga bahagia.

“Iya eyang, hanya waktunya saja yang belum tepat, Bima masih perlu banyak doa dari eyang putri, agar semuanya berjalan lancar, jika semuanya sudah beres dan tak ada masalah, Bima pasti segera mengenalkan eyang, dengan gadis itu.” Bima tak ingin eyang putri mengetahui ada masalah apa sebenarnya, agar eyang putri tak terlalu ikut sedih memikirkannya.

“Memang ada masalah apa?” tanya eyang putri curiga.

“Biasa eyang, masalah ego anak muda saja.”

“Owalah, eyang kira masalah serius, kaya masalah ayahmu dulu, eyang takut nak.”

“Bukan eyang, lagi pula, kalau terhalang restu, Bima tidak akan menikah, sampai benar benar mendapatkan restu,”

“Iya eyang doakan, semoga semua urusanmu lancar, dan tidak ada masalah serius.” Dengan tulus eyang putri mencurahkan doa serta harapannya, agar sang cucu tak merasakan pahitnya menjalani pernikahan tanpa sebuah restu dari orang tua. 

“Amin.” jawab Bima.”oh iya, eyang kakung mana?”

Eyang putri menoleh ke segala penjuru rumah, mencari dimana kira kira keberadaan eyang kakung. “Kemana eyangmu? biasanya jam segini sudah di teras rumah, nunggu para buruh perkebunan datang dari kebun membawa hasil panen.”

Eyang putri berjalan mendekati bilik pribadi eyang kakung, dimana biasanya beliau menyendiri, entah apa yang beliau lakukan.

tok 

tok

tok

Perlahan eyang putri mengetuk pintu, “kang mas …” eyang putri memanggil Eyang kakung, panggilan yang sejak pertama mereka menikah, hingga hari ini tak berubah.

😋#othornya kebanyakan nonton drakor, jadi kebawa romantis, 

Sunyi tak ada sahutan.

tok 

tok

tok

Eyang putri kembali mengetuk pintu. 

“Ono opo dhi ajeng …?”

Terdengar sahutan dari dalam ruangan.

“Ini … cucu kang mas mau pamit.”

Lagi lagi sunyi tak ada sahutan.

Bima dan eyang putri hanya bisa menunggu, karena eyang kakung mengunci pintunya dari dalam.

“Kang mas … yakin gak mau keluar?” Eyang putri memastikan.

“Iya, hati hati saja,” sahut eyang kakung dadi dalam biliknya.

“Eyang … Bima pamit dulu yah, bulan depan Bima sowan kesini lagi, eyang kakung jaga kesehatan ya.” pamit Bima, segini saja Bima sudah sangat bahagia, karena pada awal kedatangannya, eyang kakung bahkan tidak mau menoleh padanya.

“Iya …” jawab eyang kakung.

Bima dan eyang putri pun berjalan ke pendopo, disana sudah ada Kreshna dan Yudha yang menunggu Bima.

Yudha bahkan sudah memarkirkan motor nya di halaman, sesuai dengan keinginan sang ayah, walaupun Yudha sendiri tak tahu kenapa.

Bima mencium tangan eyang putri, bahkan eyang menghujani wajahnya dengan ciuman sayang, serta banyak doa dan harapan untuk cucunya yang sudah lama menghilang.

Kemudian Bima naik ke mobil yang sudah Kreshna siapkan, untuk mengantarnya ke Yogyakarta International Airport.

Eyang putri melambai dengan senyum, ada kebanggan kala melihat cucunya yang beranjak dewasa, bahkan sudah mandiri secara finansial di tengah sulitnya mencari mata pencaharian di ibukota Jakarta.

Terpopuler

Comments

Anisatul Azizah

Anisatul Azizah

eyang kakungmu itu kebanyakan gengsi, asli dia ngintip dr jendela, lanjut nangis di pojokan

2025-02-22

0

Rusmini Rusmini

Rusmini Rusmini

see you again mas Bima

2024-12-14

1

Kecombrang

Kecombrang

🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2024-02-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!