BAB 9.
Cuti.
Itulah yang sedang Bima pikirkan, ini pertama kalinya ia sukarela mengajukan cuti, karena biasanya Andre yang memaksanya pergi berlibur agar uang Bima sedikit berkurang, bahkan tak segan Andre menambahkan beberapa digit uang saku ke rekening nya.
Yang pertama kali akan ia lakukan adalah mendatangi kota jogja, tempat Ayahnya berasal.
Walau nantinya ia akan kesulitan menemukan asal usul keluarganya, tapi setidaknya Bima sudah mencoba, kartu keluarga milik kedua orang tuanya masih Bima simpan hingga saat ini, Bima tak tahu kenapa ia begitu kukuh mempertahankan kertas usang tersebut, padahal saat itu ia pun tak memiliki kemampuan untuk menelusuri latar belakang keluarganya, bahkan sekedar ingin tahu pun tak bisa, bagaimana bisa punya rasa ingin tahu, jika keluarga dekat tak ada, teman dekat kedua orang tuanya menjauh darinya, karena takut jika mereka akan diminta menjadi orang tua angkat sang yatim piatu.
Ketika hari itu Bima di antar petugas dinas sosial ke panti asuhan, ia seperti ayam kehilangan induknya, menangis sedih seorang diri, tak ada pelukan hangat orang tua, bahkan teman teman pun masih terasa asing baginya, hanya ibu Nani ibu kepala panti asuhan, wanita bermata teduh itu selalu memeluknya dengan sayang, mendengar setiap perkataan nya, bahkan menenangkan tangis sedihnya.
#(masih ingat ibu Nani, ibu panti yang di kunjungi Gadisya dan Bima di novel MKW).
Brak !!!
Si anak pemilik hotel tiba tiba masuk keruangan nya.
"Benar kamu mau cuti?" Tanya Andre.
Bima mengangguk.
"Untuk keperluan?"
"Kamu gak perlu tahu." Jawab Bima datar.
"Sejak kapan aku tidak boleh tahu urusanmu?" Andre tak mau kalah.
"Sejak saat ini, karena ini menyangkut urusan pribadiku."
"Bukankah sejak dulu kita juga selalu berbagi apapun, rahasia, bahkan urusan pribadi?"
Pembicaraan mereka mulai rusuh, jika tak mengenal keduanya, orang orang pasti mengira mereka adalah pasangan ACDC.
Bima membuang nafas malas, bos sekaligus sahabatnya ini memang tipe pemaksa.
"Aku mau menelusuri latar belakang keluarga ku."
"Untuk??"
"Sekedar ingin tahu."
Andre tertawa samar, "hah … sekedar ingin tahu? Dan kamu pikir aku percaya?"
"Ya harus percaya."
"Dulu sekali daddy menawarkan padamu untuk menelusuri latar belakang keluarga mu, tapi kamu menolaknya, lalu sekarang tiba tiba kamu mengajukan cuti, hanya demi menelusuri latar belakang keluargamu, apakah itu bukan suatu pertanyaan besar?"
Tok
Tok
Tok
Pintu terbuka.
"Mas … ada dokumen yang harus ditandatangani." Ujar Sherin tanpa mengalihkan pandangan dari kertas kertas yang tengah ia pegang.
Bima yang sudah terbiasa dengan panggilan barunya tak menyadari bahwa Andre mulai mencium gelagat mencurigakan dari kedua asistennya.
Interaksi itu berlangsung manis, bahkan saling bertukar canda, kedua sejoli bahkan tak menyadari ada orang ketiga di antara mereka.
Setelah semua dokumen di tanda tangani, Sherin berbalik, barulah ia menyadari ada bos besar di belakangnya.
"Eh … bos, sejak kapan disini?" Tanya Sherin gugup, karena tadi ia sudah percaya diri sekali memanggil Bima dengan sebutan 'Mas'.
"Lebih tepat nya beberapa menit, sebelum kamu muncul dari balik pintu dan memanggil kulkas 10 pintu ini dengan sebutan 'MAS'." Jawab Andre dengan menekankan kata terakhirnya.
Andre dan Sherin memiliki julukan yang sama untuk Bima, yakni kulkas 10 pintu.
Wajah Sherin memerah, ia merasa bodoh sekali, karena tak menyadari ada orang lain di antara dirinya dan Bima, apalagi tadi dengan percaya diri, Sherin sudah memanggil Bima dengan sebutan 'Mas'.
"Keluarlah, dan jangan hiraukan si brengsek ini." Ucap Bima tanpa beban, ia sudah biasa menyebut bosnya sendiri dengan sebutan brengsek.
Andre hanya menatap curiga pada kedua asistennya, bibirnya mengulum senyum, mulai merangkai, mengira, dan menyadari bahwa ada yang berbeda dengan Sherin dan Bima.
Bima menatap malas pada Andre yang kini mulai cengar-cengir gak jelas.
"Kenapa nyengir?" Tanya Bima.
"Aku sedang mencium bau asmara di kantorku." Jawab Andre jahil.
"Kalau begitu kamu harus pergi ke THT, untuk diperiksa." Bima berpura-pura membolak balik berkas pekerjaannya.
"Tapi obatnya ada di ruangan ini, percuma aku ke dokter," Elak Andre
"Jangan terlalu Kepo dengan urusan orang lain."
"Kalau begitu aku akan tetap disini, dan nanti malam aku akan menerormu, masa bodo kalau kamu tak bisa tidur."
"Aku akan mematikan ponselku."
"Kalau begitu aku akan mendatangi apartemen mu."
"Kalau begitu aku akan mengungsi."
"Ikut …" jawab Andre berpura pura manja.
"Najis … jangan sok manja." Bima bergidik melihat tingkah sahabatnya.
"Kalau begitu ayo katakan apa yang kamu rahasiakan …"
Bima lagi lagi menyerah dengan permintaan Andre.
Meluncur lah kisah awal mula serentetan kisah dan kejadian yang sedang ia alami beberapa hari terakhir ini.
Dan Andre hanya tertawa terbahak bahak, bahkan ia harus menghapus air mata, bahkan memegangi perutnya.
"Jangan hanya tertawa, bantu cari solusi." Gerutu Bima.
"Lagian kalian lucu, sejak dulu aku sudah sering menjodohkan kalian, dan kalian gak mau, tapi sekarang, penasaran kan?" Ejek Andre, "kalian berpacaran?"
"Tidak."
"Okey … lalu atas dasar apa kalian bersikeras mendapatkan restu?"
"Aku katakan pada Sherin, bahwa jika nanti bu Roro merestui ku, aku menginginkan pernikahan."
"Sherin setuju?"
"Iya …" jawab Bima yakin.
Plok
Plok
Plok
Andre bertepuk tangan.
"Wahhh aku mengakui, kalian memang pasangan luar biasa, bahkan aku saja, baru mengumpulkan keberanian setelah di minta Jonathan menggantikan nya, tapi kamu menikung calon istri orang … hahahaha."
Entahlah … apa yang membuat Bima seperti ini, ini pertama kalinya dia menikung calon istri orang, Bima tersenyum canggung.
"Baiklah, aku akan coba minta tolong daddy, jadi nanti ketika cuti, tugasmu lebih mudah."
"Thanks yah …"
"Apapun untukmu, kamu pun sudah banyak membantuku, termasuk membuatku menyadari perasaan ku pada istriku."
*
*
*
Sesuai janjinya pada Bima, malam itu Andre menemui daddy Alex di rumah utama.
"Dad ada yang ingin ku bicarakan."
Daddy Alex yang hendak beristirahat pun, mengurungkan niatnya.
"Ayo ke ruang kerja daddy." Melihat keseriusan di wajah Andre, daddy Alex pun mengajaknya berbicara di ruang kerja.
Andre menyadari, daddy Alex sangat berpengaruh di dunia bisnis, tak heran jika koneksi serta koleganya juga ada di seluruh pelosok negeri.
"Apa yang bisa daddy bantu?" Tanya daddy Alex.
"Ini soal Bima dad."
"Ada apa dengan Bima?" Tanya daddy Alex penasaran.
"Dia ingin menemukan keluarga nya."
Daddy Aleh pun sama terkejutnya dengan Andre ketika mendengar keinginan Bima.
"Aku tahu daddy juga sama seperti ku, tapi Bima bilang, dia akan menikah, setidaknya ia harus tahu asal usul keluarganya, agar suatu saat ia pun bisa menceritakan pada anak anaknya, dari mana ia berasal."
"Baiklah, tunggu sebentar."
Daddy Alex berjalan menuju brankas pribadinya, brankas besar itu terbuka usai daddy Alex memutar nomor kombinasi nya.
Daddy Alex mengambil Sebuah Berkas terbungkus map biru gelap.
Daddy Alex menyerahkan berkas berkas tersebut pada Andre.
"Apa ini dad?" Tanya nya penasaran.
"Bukalah, jika kamu ingin tahu."
Andre membuka berkas pemberian daddy Alex, netranya membola melihat nama nama keluarga Narendra, mereka adalah ayah, kakek, buyut, dan canggah nya Bima Narendra.
Fakta yang sungguh mencengangkan, ia pun tak menyangka bahwa ternyata Bima adalah keturunan bangsawan berdarah biru.
Dengan tak sabar Andre membuka halaman selanjutnya, begitupun sang ibu yang juga seorang bangsawan, tapi terlahir dari seorang wanita abdi dalem keraton, jelas saja dianggap tak sederajat dengan ayah Bima yang berdarh bangsawan murni tanpa campuran rakyat jelata.
Andre membekap mulutnya ketika di halaman terakhir ia melihat beberapa kliping dari potongan surat kabar, yang memberitakan sepasang suami istri bunuh diri karena terjerat hutang piutang sebesar 10 milyar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Maria Lay
gegara Lara berselimut cinta, aku mampir kesini Thor
2025-01-05
1
Anisatul Azizah
bu Roro.... auto ACC gak nih calon mantu berdarah biru jg lhooo
2025-02-22
0
himawatidewi satyawira
🤣🤣🤣
2025-01-23
0